Kesaksian Orang Benar
2 Raja-Raja 2:7-8
Hal yang sangat diperlukan dalam sebuah persidangan adalah: orang-orang yang menyaksikan sebuah peristiwa itu terjadi dan alat bukti yang menyertainya. Bila hal-hal ini ada, maka proses pembuktian mengapa suatu peristiwa itu terjadi akan mempermudah untuk mengetahui duduk perosalannya. Tapi bila sebaliknya, pasti banyak mengalami kesulitan dalam pengambilan keputusan. Apa lagi bila para saksi menyampaikan kesaksiannya dengan tidak benar.
Peristiwa air sungai Yordan itu terbagi dua (ayat 2:7) ke sebelah sini dan se belah sana itu disaksikan oleh lima puluh orang nabi yang turut bersama-sama berjalan dengan Elia dan Elisa. Mereka berdiri di seberang sungai dan menyaksikan langsung bagaimana Elia memukulkan air sungai Yordan itu dengan menggunakan jubahnya yang digulung. Mereka yang menjadi saksi peristiwa tersebut adalah orang-orang benar, karena pemberitahuan mereka kepada Elisa tentang Elia yang akan terangkat telah terbukti. Hal ini menyatakan bahwa kesaksian mereka adalah benar. Peristiwa terbelahnya air sungai Yordan yang dilakukan oleh Elia dan Elisa, hampir sama dengan yang dilakukan Musa ketika membawa umat Israel ke luar dari tanah Mesir, mereka dihalangi oleh lautan yang luas dan dalam. Menghadapi halangan itu Musa menggulurkan tangannya ke atas laut, maka Tuhan menguakkan air laut itu dengan perantaraan angin Timur yang keras, sehingga terbelahlah air laut itu menjadi dua bagian (lih.Kel.14:21). Persitiwa ini disaksikan oleh seluruh umat Israel yang berjalan dan Firaun bersama prajurit-prajuritnya. Umat Israel percaya bahwa mereka boleh melewati laut yang terbelah, itu karena Tuhan menyatakan kuasa-Nya yang menolong umat-Nya.
Sebagai keluarga Kristen, kita tidak luput dari berbagai pergumulan hidup. Entah secara pribadi atau kelompok dalam tugas pelayanan masing-masing. Perbuatan kasih Allah yang kita alami sering sulit dipercayai orang lain. Memang benar, kesaksian itu akan mudah diterima dan dipercaya bila disampaikan oleh orang-orang benar yang dipakai oleh Tuhan. Untuk itu yang dituntut dari kita adalah selalu berlaku benar menurut kehendak Tuhan. Amin.
Doa: Ya Tuhan, ajarilah hamba-Mu ini bersama keluarga untuk selalu berlaku benar sesuai kehendak-Mu. Tuntunlah kami untuk tidak menyombongkan diri dalam melayani, tapi selalu memuliakan nama-Mu melalui perbuatan kami, agar mereka yang menyaksikannya akan memuliakan Engkau Amin.