Jangan Menjadi Pemecah Belah
Yudas 1:19
Pluralisme merupakan sebuah kenyataan yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dimana perbedaan suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) mewarnai dan membentuk karakter dalam berbangsa. Dengan Pancasila yang menjadi dasar negara mengayomi dan melindungi keberagaman Indonesia “berbeda-beda tapi satu”. Namun kenyataan yang ada justru masyarakat memiliki kencenderungan agresif dan destruktif ketika berhadapan dengan kelompok yang dianggap “bidat” atau berbeda agama (ajaran) dan suku (budaya). Kata-kata kebencian dan provokatif terdengar lantang untuk menganiaya, menghancurkan bahkan menghilangkan nyawa. Perbedaan yang adalah karunia justru menjadi sumber pemecah belah oleh oknum-oknum yang radikal.
Firman Tuhan hari ini, dimana Yudas membeberkan siapa para pengejek tersebut, bahwa mereka adalah pemecah belah, orang-orang yang penuh hawa nafsu dan hidup tanpa Roh Kudus, mereka hidup dalam pengandalan diri dan kekuatan mereka. Tujuan mereka agar terjadi pemisahan: antara diri mereka dengan gereja dan memisahkan antara orang kristen yang satu dengan orang Kristen yang lain. Maka hati-hati dengan siasat “adu domba” sebagai salah satu serangan setan yang paling berbahaya. Ini bisa menimbulkan perpecahan sungguh-sungguh, bisa juga perpecahan yang terselubung (dalam hati). Perpecahan terselubung bisa membuat kita tawar hati, baik dalam berbakti, bersekutu maupun dalam melayani Tuhan. Karena itu kita harus sangat berhati-hati menghadapi serangan setan ini.
Keluarga Kristen, “menjadi orang Kristen tidak cukup hanya percaya Yesus saja, tetapi dibutuhkan juga komitmen untuk bertumbuh di dalam Dia. Sebab sasaran hidup kita adalah seperti Yesus Kristus (lih. 1 Yoh. 2:6). Untuk itu diperlukan usaha agar setiap kita yang sudah percaya kepada Kristus memiliki pertumbuhan iman yang baik. Supaya kita menjadi agen-agen kerukunan yang mendatangkan kebahagiaan dan berkat bukan sebagai pemecah belah yang merusak tatanan kehidupan yang melahirkan pertikaian dan penderitaan. Amin.
Doa: Ya Tuhan, kerukunan adalah nafas dari persatuan, dan kami mendambakan hal tersebut dialami oleh keluarga dan bangsa kami. Untuk itu jadikan kami agen-agen kerukunan yang menghargai dan menghormati perbedaan. Amin.