Hakim-hakim 11:30–31,
(30) Lalu bernazarlah Yefta kepada Tuhan, katanya: ”Jika Engkau sungguh-sungguh menyerahkan bani Amon itu ke dalam tanganku,
(31) maka apa yang keluar dari pintu rumahku untuk menemui aku, pada waktu aku kembali dengan selamat dari bani Amon, itu akan menjadi kepunyaan Tuhan, dan aku akan mempersembahkannya sebagai korban bakaran.”
Mengapa Bernazar
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Nazar adalah janji seseorang kepada Tuhan Allah untuk melakukan sesuatu hal, jika apa yang ia harapkan terpenuhi atau terkabulkan. Sering kita bernazar jika membutuhkan pertolongan Tuhan Allah agar berhasil atau luput dari marabahaya. Dalam hal memenuhi nazar orang Kristen harus bernazar seperti Yefta. Dia bernazar kepada Tuhan Allah dengan mengatakan yang pertama keluar dari rumahnya adalah kepunyaan-Nya. Dia tidak menduga kalau ternyata anak gadis satu-satunya yang pertama keluar menyambut dia. Yefta sangat terpukul bagaimana mungkin sebagai seorang ayah, akan mempersembahkan anaknya. Kita dapat mengerti suasana hati Yefta, karena nazarnya mungkin gegabah. Orang ceroboh bernazar tanpa mempertimbangkan dengan matang konsekuensinya. Janji iman atau nazarnya yang diucapkan kelihatannya terlalu cepat dan emosional. Nazar memberi persembahan kepada Tuhan Allah harus ditepati apapun konsekuensinya. Yefta menyadari harus menepati nazarnya.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Ada ungkapan bijak, “Ketika dalam kesedihan, kesusahan dan kesulitan jangan bernazar dan ketika sedang bergembira bukan saat yang baik untuk mengumbar janji.” Artinya ketika emosi sedang tergoncang manusia sering tidak menggunakan akal sehat dalam pengambilan keputusan. Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita agar dalam keadaan terancam, terjepit atau menghadapi malapetaka datanglah memohon pertolongan kepada Tuhan Allah dengan penuh kesadaran. Jangan emosional sehingga hilang keseimbangan dan tidak menggunakan akal sehat. Jangan ceroboh memberi janji dalam keadaan galau. Dalam hal memohon pertolongan Tuhan Allah kita perlu belajar dari Gideon. Hak. 6: (18). “Janganlah kiranya pergi dari sini, sampai aku datang kepada-Mu membawa persembahanku dan meletakkannya di hadapan-Mu.” (24) Lalu Gideon mendirikan mezbah. (25) Pada malam itu juga TUHAN berfirman kepadanya: “Ambillah seekor lembu jantan kepunyaan ayahmu, …” (:18, 24-24)
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Setiap orang Kisten berkomitmen mempersembahkan kehidupan seutuhnya kepada Tuhan Allah sebagai wujud ketaatan dan tanggung jawab iman. Nazar memiliki kecenderungan untuk mengabulkan permohonan menurut kehendak kita. Sementara Yesus Kristus mengajarkan agar berdoa supaya kehendak Bapa di sorga yang jadi bukan kehendak kita. Tuhan Yesus berkata, “Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah.” (Matius 5:34) “Jika ya hendaklah kamu katakan ya, jika tidak hendaklah kamu mengatakan tidak, supaya kamu jangan kena hukuman”. (Yakobus 5:12b) Amin
Doa: Ya Tuhan Allah ajarkan kami agar dalam keadaan sadar bernasar atau membuat janji. Kiranya kami dihindarkan bernazar untuk memaksakan kehendak tetapi agar kehendak-Mu yang jadi. Amin.