Jangan Berpura-pura
Matius 26:70
Petrus berbohong, pura-pura tidak tahu, untuk menyem-bunyikan kebenaran bahwa dia pengikut Yesus Kristus. Berpura-pura berbeda dengan tidak berterus terang. Sebab mengung-kapkan kebenaran secara terang benderang terkadang menyakit-kan. Menyampaikan suatu fakta kebenaran terkadang harus berdiplomasi agar tidak melahirkan konflik atau menambah masalah. Petrus berpura-pura tidak mengerti tuduhan hamba perempuan karena kuatir dan takut dipersekusi (dipersulit atau disakiti). Sebab hamba perempuan itu bersaudara dengan Malkhus yang telinganya dipotong Petrus di taman Getsemani. Apakah berpura-pura adalah sama dengan kecerdikan? Berbeda! Jawaban Petrus, “Aku tidak tahu, apa yang engkau maksud” adalah penyangkalan atas fakta kebenaran bahwa ia adalah murid Yesus. Yesus berkata: Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat. (Matius 5:37)
Hidup adalah pilihan. Karena sebelum berucap dan bertindak kita harus memilih kata yang tepat dan tindakan yang benar. Bagi warga gereja memilih adalah proses iman. Karena pilihan yang kita ambil harus sesuai dengan norma firman dan hukum negara. Bagaimana memilih yang tepat dan benar sesuai firman dan hukum positif, Yesus Kristus berkata: “Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala. Karena itu, jadilah cerdik seperti ular dan tulus seperti burung-burung merpati. (Matius 10:16)
Menjadi murid Yesus Kristus yang setia dan warga negara yang baik, pilihan kata dan tindakan tidak boleh menyangkal iman dan bertentangan dengan hukum positif. Cerdik artinya pandai memecahkan masalah tanpa menimbulkan masalah. Tulus artinya bersih hati, tidak berpura-pura dan ikhlas. Paulus mengingatkan “Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik.” (Roma12:9)
Sebagai keluarga Kristen bahwa perenungan hari ini mengingatkan kita untuk tidak menjadi orang yang berpura-pura dan berakal bulus tetapi menjadi murid Yesus yang setia, cerdik dan tulus. Amin.
Doa: Bapa Sorgawi, tolonglah kami agar dapat memilih ucapan dan tindakan yang tepat dan benar di tengah kesulitan hidup. Kuatkan dan beranikan kami melakukan pilihan itu dengan kecer–dikan dalam ketulusan. Amin.