Jangan Mendustai Roh Kudus
Kisah Para Rasul 5:3
Apa yang Ananias dan Safira lakukan bukan hanya menodai ketulusan umat Tuhan yang baru menerima karunia Roh Kudus dalam hal saling mengasihi dan saling memberi. Tapi mendustai Roh Kudus yang sedang memanisfestasikan kuasa yang luar biasa pada masa itu.
Ananias mengingkari Roh Kudus dan berpikir dengan perbuatannya, orang-orang yang diberi karunia Roh Kudus akan dengan gampang diperdayai, seperti Gehazi yang karena kesalahannya menerima hukuman dari tuannya, dengan perkataan, “Bukankah hatiku ikut pergi? (2 Raja-Raja 5:26) yang ada dalam pikiran Ananias bahwa para rasul secara keseluruhan sama seperti dirinya, dan ini berarti mengingkari Roh Kudus yang ada di dalam mereka. Hal ini terjadi, karena hatinya Ananias dikuasai iblis. Iblis tidak hanya menganjurkan perbuatan itu, malahan memasukkan ke dalam pikiran Ananias untuk mendustai Roh Kudus. Dan itu adalah dosa terbesar yang tak dapat diampuni, sebab “upah dosa adalah maut” (Roma 6:23). Setiap dosa pasti mengandung hukuman, sebab itu sebagai orang percaya hendaklah kita menghindarkan diri dari perbuatan-perbuatan jahat. Tuhan tidak pernah berkompromi dengan kejahatan.
Pengalaman membuktikan apa yang terjadi pada Ananias dan Safira, terjadi juga dalam kehidupan kita, dan kita terjebak untuk mencoba Roh Kudus, apakah itu berhubungan dengan harta, jabatan atau kekuasaan. Oleh karena itu lewat firman ini, sebagai pribadi maupun keluarga, untuk melakukan sesuatu haruslah di mulai dengan motivasi yang benar, jangan yang salah karena akan mengakibatkan kehancuran. Amin.
Doa: Ya Tuhan, ingatkan kepada kami bahwa sesungguhnya Iblis itu ada di sekitar kami yang seringkali merasuk pikiran kami untuk melakukan hal-hal yang bertentangan dengan kehendak–Mu. Roh Kudus Tuhan akan mengarahkan kami untuk yang baik. Amin.