Jadilah Imam Dalam Keluarga
Titus 2:2
Laki-laki tua dalam keluarga biasanya diartikan sebagai kepala keluarga/pemimpin keluarga/suami. Keberhasilan dan kebahagiaan keluarga sedikit banyak ditentukan oleh kepala keluarga. Seorang suami ditugaskan sebagai pemimpin rohani dalam keluarga atau dikenal dengan istilah “imam” dalam keluarga. Sebagai “imam” seorang suami harus memiliki hubungan baik dan sehat dengan Allah, memiliki komitmen dan karakter seimbang mental maupun emosional, mengambil solusi yang bijaksana saat ada masalah. Kunci seorang suami dapat menjalankan perannya sebagai “imam” adalah meneladani teladan Yesus Kristus, sebagaimana nasihat Paulus dalam bacaan kita hari ini. Yesus Kristus sudah lebih dulu menjadi role model dalam kepemimpinan-Nya yang melayani sebagai Imam Besar.
Dalam setiap keluarga kita pasti ada yang dituakan yaitu suami atau ayah. Apakah suami/ayah dalam keluarga kita sudah menjalankan tanggung jawabnya sebagai “imam”? Salut dan bangga jika sudah. Namun menjadi pergumulan bersama bahwa tidak sedikit suami/ayah sekarang ini yang oleh karena alasan bekerja, alasan rapat, alasan bisnis akhirnya mengabaikan tugas ke-imam-annya. Jarang di rumah, tidak ada waktu berkumpul bersama untuk berdoa, makan bersama, berbagi cerita bersama, menyelesaikan pekerjaan di rumah bersama. Suami/ayah yang melalaikan tugasnya sebagai “imam” akan sulit mewujudkan keluarga
Kristen yang bahagia. Amin.
Doa: Ya Yesus Kristus, Imam Besar Agung, mampukanlah setiap kepala keluarga/suami/ayah dalam keluarga Kristen dapat menjalankan tanggung jawabnya sebagai “imam” dengan baik, supaya setiap keluarga hidup berkenan kepadaMu. Amin.