DODOKUGMIM. Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus! Keberadaan umat Israel di pembuangan Babel tidak menghilangkan kerinduan mereka untuk kembali ke tanah air mereka, yakni Yerusalem. Walaupun mereka sangat menyadari kerinduan atau harapan itu sungguh tidak mudah untuk diperoleh. Tuhan Allah yang mengijinkan keadaan ini terjadi tetap pada pilihan-Nya, yaitu umat Israel adalah bangsa pilihan-Nya. Itulah sebab-Nya Tuhan Allah menyiapkan rancangan pembebasan bangsa itu dari tanah Babel. Hal ini menjadi pertanda bahwa Tuhan sungguh sangat mengasihi umat-Nya dan tidak menghendaki untuk selamanya mereka ada di Babel. Bagian lkitab ini, Ezra 7:1-28a menjelaskan bagaimana rancangan Tuhan Allah untuk memulihkan dan membebaskan umat Tuhan itu. Adalah Ezra dan raja Persia yakni Artahsasta dipilih-Nya menjadi tokoh penting dalam melakukan rancangan mulia ini. Menurut catatan sejarah yang ada Ezra adalah salah seorang yang menjadi bagian dari kabinet pemerintahan raja Artahsasta yakni sebagai penasehat untuk masalah-masalah orang Yahudi. Di sisi lain Ezra adalah seorang Imam, juga sebagai seorang Lewi dari keturunan Imam besar Harun. Kapasitasnya ini menjadi alasan yang tepat bagi raja Artahsasta memilih Ezra dan mengutus dia kembali ke Yerusalem untuk mengatur kembali peribadatan di rumah Tuhan/Bait Allah yang ada di kota Yerusalem.
Hubungan yang baik antara Imam Ezra dan raja Artahsasta menjadi peluang yang besar bagi Imam Ezra untuk mewujudkan kerinduannya kembali ke Yerusalem. Selain memiliki keterkaitan dengan pemerintahan Persia, ia juga dikenal sebagai seorang yang adalah ahli kitab dan mahir dalam taurat Musa. Kembali Ke kota Yerusalem selain hendak menata kembali peribadatan di Bait Allah sebagaimana perintah raja, kesempatan ini juga menjadi ruang bagi Imam Ezra melaksanakan tugasnya, meneliti taurat dan mengajarkan ketetapan dan peraturan diantara umat Israel.
Perjalanan kembali ke Yerusalem menjadi mudah ketika dukungan besar dari raja Artasasta, melalui perintah kepada siapa saja yang masuk dalam rombongan dan dukungan material, emas dan perak dari raja serta emas dan perak dari seluruh provinsi di Babel. Demikian juga dukungan dari para bendahara di daerah seberang sungai Efrat. Dukungan yang besar ini menjadi modal yang besar bagi Imam Ezra untuk melakukan tugasnya di Yerusalem. Ia juga mempersembahkan korban di mezbah persembahan seperti yang dituaskan oleh raja.
Jemaat yang dikasihi Tuhan!
Dari uraian bagian ALkitab ini, maka dapatlah disimpulkan beberapa hal:
1. Ezra adalah seorang pemimpin yang tidak mementingan kepentingan diri sendiri. Ia tidak memanfaatkan jabatan yang ada padanya untuk melakukan perbuatan yang bertetangan dengan Tuhan. Tetapi dengan jabatan yang ada padanya dan hubungan yang baik serta dukungan yang besar dari raja Artahsasta dimanfatkannya untuk tugasnya sebagai Imam bagi kepentingan bangsa Israel dalam rangka memperbaiki hubungan dengan Tuhan. Mengatur kembali peribadatan di Bait Allah Yerusalem menjadi perwujudan ketaatan Ezra kepada Tuhan Allah yang kiranya juga diikuti oleh semua umat Israel.
2. Raja Artahsasta menjadi seorang raja yang memberikan perhatian khusus kepada kehidupan umat Israel. Perhatiannya dinyatakan melalui perintah kepada Ezra untuk kembali ke Yerusalem yang disertai dengan bantuan material. Diikuti dengan perintahnya kepada jajarannya yang ada di Provinsi untuk memberikan dukungan kepada Ezra yang akan kembali ke Yerusalem.
3. Gereja di tempatkan Tuhan di dalam dunia ini untuk mengerjakan pekerjaan-Nya yang memulihkan dan menyelamatkan semua orang. Dunia yang mana gereja hadir memiliki karakter dan keberadaannya sendiri. Jelas, tidaklah muda bagi gereja untuk melaksanakan tugas penginjilan. Gereja dan para pemimpin yang ada harus terbuka dan memiliki kemauan untuk bersinergi dengan orang lain atau kelompok, termasuk dengan pemerintah. Gereja akan sangat diuntungkan dalam kelancaran pelayanan jika gereja terus membangun dan menjaga sinergitas dengan pemerintah. Demikian bagi GMIM, sebagaimana yang dilakukan oleh Ketua BPMS GMIM Pdt. DR. Hein Arina bersama seluruh BPMS yang membuka diri untuk membangun sinergitas dengan Pemeintah Provinsi Sulut, Bapak Gubernur dan dengan Walikota serta Bupati. Komitmen dalam membangun dan menjaga sinergitas Gereja dan pemerintah akan sungguh sangat berdampak positif dalam pelayanan GMIM di semua aras pelayanan dan juga akan berdampak positif dalam kehidupan bermasyarakat.
4. Tantangan pelayanan sekarang ini adalah kemajuan teknologi informatika, sebagaimana yang kita kenal dengan sebutan Era 4.0, yakni suatu era yang menggunakan kecerdasan buatan. Kemajuan ini disatu sisi sebagai tantangan tetapi disisi lain sebagai peluang yang sungguh sangat bermafaat dalam pelayanan gereja. Dan itulah yang sementara dikerjakan oleh GMIM dalam menjawab kebutuhan pelayanan di era 4.0 sekarang ini.
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus! Firman Tuhan hari ini mengajak kita sebagai orang percaya, terlebih kepada semua yang memiliki jabatan, baik dipemerintahan, perusahaan, di tengah masyarakat maupun di gereja, manfaatkanlah jabatan itu untuk melakukan kehendak Tuhan. Jabatan merupakan anugerah Tuhan yang kiranya akan memperlancar pelayanan gereja dan di tengah masyarakat bagi kemuliaan nama Tuhan. Sinegritas Gereja dan Pemerintah menjadi cara yang sungguh sangatlah baik untuk mencapai tujuan bersama dalam kerja pelayanan gereja Tuhan, lebih khusus GMIM sebagaimana yang dikehendaki Tuhan. Amin