DODOKUGMIM. Syalom! Pendengar yang dikasihi dan diberkati Tuhan kita Yesus Kristus.
“Tangisilah dirimu!” menjadi tema bagi kita di sepanjang minggu yang berjalan ini yaitu Minggu Sengsara ke-6 dimana kita menghayati penderitaan dan kesengsaraan Yesus disaat-saat terakhir hidup-Nya di bumi. Kita semua mengetahui dan percaya bahwa Yesus mati untuk menebus dosa manusia, dan bahwa dengan kematian, Dia menggantikan kita yang harusnya mengalami kematian kekal.
Pendengar yang di kasihi dan diberkati Tuhan.Yesus di taman Getsemani dalam doa-Nya Dia juga meminta : “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku…”. Kedagingan-Nya muncul yaitu takut, gentar dan sedih. Yesus sudah tahu cara kematian-Nya seperti apa. Kita sudah bisa membayangkan hukuman yang harus ditanggung ketika seseorang menerima putusan hukuman mati. Kita akan turut larut dalam kesedihan, mengapa Yesus harus menderita seperti itu.
Catatan Lukas di kitab ini mengungkapkan dengan jujur satu peristiwa yang sangat wajar yaitu peristiwa dimana para perempuan Yerusalem yang ada dalam iring-iringan sejumlah besar orang yang mengikuti Yesus, mereka menangisi dan meratapi Yesus. Mereka menangis dalam kesedihan, simpati, dan belas kasihan karena melihat apa yang diderita Yesus. Tangisan mereka bukan dibuat-buat seperti seseorang yang berperan dalam satu sinetron atau film sedih. Tangisan mereka betul-betul dari hati. Yesus mengetahui isi hati mereka. Yesus tahu perempuan-perempuan Yerusalem ini bukan sedang bermuka dua atau munafik di depan-Nya dan di depan banyak orang. Yesus tahu hati mereka pedih. Dan bukankah ini adalah perasaan yang wajar dan sangat bisa diterima oleh manusia?
Pendengar yang dikasihi dan diberkati Tuhan.
Saudara, bukankah kita juga pasti akan bereaksi seperti perempuan-perempuan ini ketika ada orang baik yang harus mengalami penderitaan dan sengsara?
“Tangisilah dirimu sendiri” adalah teguran yang diberikan Yesus kepada perempuan-perempuan Yerusalem. Respons seperti ini sepertinya tidak cocok, tidak pantas dilontarkan seseorang yang kepadanya kita menaruh belas kasihan.
Tetapi Yesus punya maksud baik. Teguran Yesus mengingatkan perempuan-perempuan Yerusalem di masa itu tetapi juga peringatan bagi kita di yang hidup masa sekarang:
Pendengar yang dikasih dan diberkati Tuhan.
Firman Tuhan mau mengingatkan kita dimasa kini:
- Penghukuman Yerusalem di masa depan akibat ketidaktaatan orang-orang Yahudi. Ketidaktaatan orang-orang Yahudi membuahkan kehancuran Yerusalem dimana perempuan-perempuan yang menangisi Yesus pada saat itu akan mengalaminya, bahkan bukan hanya mereka saja melainkan anak-anak mereka juga. Tidak ada penderitaan yang lebih besar dari penderitaan seorang ibu yang melihat anaknya sendiri mati dengan cara sengsara dan penuh kesakitan. Selalu akan ada akibat sebagai buah dari perbuatan dosa kita. Jangan sampai perbuatan dosa kita di masa sekarang ditanggungkan kepada anak-anak kita. Tetapi hendaklah kita taat kepada Tuhan. Buah baik dari ketaatan kita akan dinikmati juga oleh anak cucu dan keturunan kita.
- Untuk memberi manusia hidup yang kekal adalah alasan mengapa Yesus menjalani derita di Via Dolorosa. Sehingga dengan demikian derita Yesus bukanlah subjek dari kesedihan siapa pun, tetapi penderitaan Yesus haruslah menjadi sukacita dan kabar baik bagi dunia. Perempuan-perempuan Yerusalem haruslah percaya bahwa Yesus melakukannya untuk kebaikan mereka. Hendaklah kita punya hati yang penuh syukur karena anugerah Allah menyelamatkan kita. Kematian Yesus adalah jalan bagi kita untuk hidup dalam kekekalan bersama-sama dengan Allah pencipta kita.
- Yesus menegur untuk mengingatkan agar kesedihan dan airmata janganlah hanya emosi sesaat yang tidak membawa pertobatan. Emosi sesaat akan luntur oleh waktu. Tetapi pertobatan mampu merubah cara pikir, sikap dan tutur kata kita. Pertobatan yang mengubah hidup kita. Pertobatan yang mengakibatkan kita tidak lagi hidup nyaman dengan segala macam dosa-dosa kita.
Di minggu sengsara yang ke-6 ini, marilah kita merenung-renungkan perkataan Yesus: “Tangisilah dirimu!” sambil bertobat dari segala kedegilan hati kita. Tuhan Yesus baik. Terpujilah nama Tuhan. Amin.