Bagian firman 1 Korintus 15:1-11 merupakan bagian dari surat pertama kepada jemaat di Korintus yang ditulis oleh rasul Paulus yang oleh kehendak Allah dipanggil menjadi rasul Kristus Yesus (orang yang diutus), dan dibantu oleh temannya Sostenes seorang kepala rumah ibadat (sinagoga di Korintus), tulisan ini ditulis sekitar tahun 55-56 Masehi. Surat ini ditujukan kepada jemaat di Korintus dan kepada semua orang di segala tempat, yang membahas persoalan-persoalan yang timbul di dalam jemaat yang telah didirikan oleh Paulus di Korintus. Persoalan-persoalan tersebut adalah mengenai kehidupan dan kepercayaan Kristen. Pada waktu itu Korintus adalah sebuah kota Yunani, ibukota provinsi Akhaya yang termasuk wilayah pemerintahan Roma. Kota ini, yang penduduknya terdiri dari banyak macam bangsa, terkenal sebagai kota yang kaya secara materi karena kemajuannya dalam perdagangan, kebudayaannya yang tinggi, tetapi dikenal juga sebagai kota yang angkuh secara intelek, bejat secara moral karena perbuatan cabul dan hawa nafsu.
Ketika Paulus memberitakan Injil di kota Korintus, penduduknya belum mengenal Yesus Juru Selamat, sehingga Paulus mulai memberitakan tentang Yesus yang disalibkan untuk menebus orang-orang berdosa. Ketika Paulus memberitakan Injil, ia juga mencari nafka sebagai tukang kema, Paulus tidak hanya mendapatkan nafka tapi juga saudara yang kemudian menjadi teman pelayanan penginjilan, mereka adalah Akwila dan Priskila, dua pasangan suami isteri yang memiliki profesi yang sama sebagai tukang kema, dan mereka bertiga bersama menyampaikan berita keselamatan kepada orang-orang yang mau mendengarkan. Dari pemberitaan Injil dari Paulus bersama Akwila dan Priskila dan selanjutnya rombongan rasul yang lain, maka banyak orang Yahudi dan orang Yunani di Korintus menjadi percaya kepada Tuhan Yesus.
Setelah Paulus meninggalkan Korintus, berbagai macam masalah timbul dalam gereja yang masih muda itu, yang memerlukan wewenang dan pengajaran rasulinya melalui surat-menyurat dan kunjungan pribadi. Berita mengenai masalah-masalah jemaat di Korintus terdengar oleh Paulus; setelah itu utusan dari jemaat Korintus menyampaikan sepucuk surat kepada Paulus yang memohon petunjuknya atas berbagai persoalan. Sebagai tanggapan atas berita dan surat yang diterima Paulus dari Korintus, Paulus menulis surat kepada jemaat di Korintus. Tujuan Paulus menulis surat yang pertama kepada Jemaat di Korintus yaitu pertama membetulkan masalah yang serius atas pelanggaran yang dilakukan jemaat dan yang kedua memberikan bimbingan dan instruksi mengenai doktrin dan juga perilaku dan kemurnian jemaat.
Pada bagian firman 1 Korintus 15:1-11, Paulus memberikan bimbingan mengenai doktrin Injil kepada jemaat. Pada Ayat 1-2, Paulus sebagai rasul yang pernah memberitakan Injil kepada jemaat di Korintus, merasa bertanggung jawab untuk mengingatkan kembali tentang Injil yang ia beritakan dan diterima jemaat, Paulus tahu jemaat tetap tegu berdiri dalam komitmen iman mereka terhadap Yesus Kristus di tengah-tengah menghadapi banyak cobaan dan tantangan, tapi harus diingatkan kembali mengenai doktrin Injil itu sendiri. Injil dalam Bahasa Yunani disebut “euangelion” artinya “kabar baik atau berita sukacita” tentang keselamatan yang Tuhan Allah kerjakan dan sediakan bagi umat manusia melalui Anak-Nya Yesus Kristus. Paulus mengingatkan kembali tentang ajaran yang sudah pernah ia beritakan bahwa orang dapat diselamatkan hanya melalui Injil, dan mengingatkan jemaat bahwa keselamatan berlaku bagi yang tetap teguh berpegang atau tetap konsisten pada Injil, dan keselamatan tidak berlaku bagi mereka yang hanya sia-sia saja menjadi percaya.
Pada ayat 3-8, Paulus kembali mengingatkan jemaat tentang hal yang sangat penting bahwa “Kristus telah mati karena dosa-dosa kita sesuai Kitab Suci”, ini artinya bahwa kematian Yesus Kristus menjadi dasar keselamatan manusia, sehingga hanya melalui kematian Kristus sajalah manusia mendapatkan keselamatan yaitu pengampunan dosa. Kemudian Paulus memberitakan fakta selanjutnya bahwa setelah kematian Yesus maka “Yesus dikuburkan dan dibangkitkan pada hari yang ketiga” untuk memberikan kehidupan yang kekal, perkataan ini juga untuk menjawab pertanyaan dari mereka yang meragukan kebangkitan Yesus dan untuk memperteguh iman dari jemaat yang sudah percaya pada Injil. Untuk itu Paulus memberikan bukti yang meyakinkan akan fakta kebangkitan Yesus, bahwa ada banyak saksi yang melihat Yesus bangkit, yaitu kepada Kefas (Petrus); kepada kedua belas murid Yesus; kepada lebih dari lima ratus orang; kepada Yakobus; kepada semua rasul; dan kepada Paulus (dimana ia menempatkan dirinya sebagai seorang anak yang lahir sebelum waktunya atau premature namun sudah mendapat penglihatan ketika Yesus Kristus menjadikan dia rasul-Nya). Dengan banyaknya saksi , maka ini memperkuat akan fakta kebangkitan Yesus, karena jika hanya satu saksi saja maka sulit bagi mereka dapat menerima, tapi dengan lebih dari dua orang saksi yang melihat kebangkitan Yesus maka itu dapat diterima menjadi fakta, ini dinamakan dengan aturan hukum dwiganda saksi.
Pada ayat 9-11, kerendahan hati dari Paulus terlihat dari penilaiannya terhadap dirinya, dia sadar bahwa dia yang paling hina dan tidak layak sebagai rasul, karena masa lalunya yang telah menganiaya jemaat. Rasul Paulus tahu bahwa ia tidak layak dan hanya oleh kasih karunia Yesus Kristus maka dia ada dapat dilayakkan. Pengakuan ini dimaksudkan agar jemaat sadar bahwa manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri, hanya Yesus Kristus yang dapat memberikan keselamatan. Paulus tidak membanggakan diri sebagai orang yang punya pengaruh dalam pekerjaan pekabaran Injil, meskipun memang dia sudah bekerja lebih keras dari pada rasul yang lain, tapi dia sadar bahwa semua hanya anugerah Allah, itu artinya tanpa Tuhan dia tidak mampu tapi karena Tuhan maka dia mampu. Untuk itu dibagian terakhir Paulus menyatakan bahwa dia tidak sendiri dalam mengajar tapi ada juga rasul-rasul yang lain yang memiliki tugas yang sama yaitu mengajar dengan tujuan supaya jemaat menjadi percaya.
Dari bagian firman ini maka hal yang paling penting dan menjadi landasan pondasi Iman kita sebagai orang percaya yaitu “Injil” keselamatan hanya melalui Yesus Kristus dalam arti keselamatan berlaku bagi yang tetap teguh berpegang pada Injil. Percaya bahwa Kematian Yesus Kristus menjadi dasar keselamatan manusia, Yesus dikuburkan dan dibangkitkan pada hari yang ketiga untuk memberikan kehidupan yang kekal. Kiranya kita tetap teguh berdiri pada iman kepada Yesus Kristus, dalam arti tetap konsisten, bertahan pada pendirian, tetap tegak, tekun, tidak menyerah dan tetap setia, meskipun banyak tantangan dalam menghadapi godaan dunia, kesulitan, bahaya, penganiayaan dan konflik.
Sesungguhnya kita tidak layak dan kita tidak dapat mampu membuat kita layak, hanya Tuhan Yesus melalui karya penyelamatan-Nya yang telah mati menebus dosa-dosa manusia sehingga kita boleh dilayakkan; diselamatkan; dimerdekakan, bahkan melalui kebangkitan-Nya kita boleh mendapatkan kehidupan yang kekal. Untuk itu milikilah kerendahan hati, jangan menjadi orang yang sombong, merasa bahwa kedudukan, kejayaan, kesuksesan, popularitas dan kekayaan adalah hasil usaha kita, itu semua milik kepunyaan Tuhan. Sehingga yang perluh kita bangga yaitu setiap keberhasilan kita hanya karena Tuhan, untuk itu apa yang kita kerjakan, kerjakan dalam nama Tuhan.
Kemajuan teknologi baik, tapi menjadi tantangn di zaman ini ketika adanya berita hoax (bohong) yang beredar diberbagai media informasi oleh kelompok-kelompok yang tidak menerima keilahian Tuhan Yesus Juru Selamat yang Bangkit. Hal ini dapat membuat bimbang iman percaya dan pada akhirnya dapat menyangkal kepada Yesus Kristus. Padahal fakta kebangkitan Yesus tidak hanya disaksikan satu orang saja, tapi banyak orang. Untuk itu berita Injil haruslah disampaikan terus menerus dimanapun, kapanpun dan dengan cara apapun. Jika dimasa Paulus, dia memberitakan Injil secara langsung dan dengan menggunakan media surat, zaman ini kita tetap masih dapat memberitakan Injil secara langsung dan dapat juga melalui media informasi yang ada sekarang yaitu WhatsApp, Facebook, Intagram, Tiktok, Youtube, dsb., dan media seperti ini dapat membantu kerja penginjilan di zaman ini. Untuk itu pekerjaan penginjilan adalah tugas bersama setiap umat yang percaya. Tuhan Yesus Memberkati kita semua.