Sejak semula Tuhan Allah telah mengerjakan/ membuat/ menciptakan segala sesuatu teramat baik, terlebih manusia yang memiliki keistimewaan khusus karena diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Tapi karena manusia memilih tidak taat atau mengabaikan perintah Allah, kemudian Tuhan pun berfirman Kej.3:16-19 (tentang pergumulan & penderitaan) yang ternyata tidak hanya dialami oleh Adam dan Hawa tapi juga semua manusia tanpa memandang bulu orang saleh sekalipun contohnya Ayub dan termasuk Yesus Kristus sendiri. Penderitaan di dunia yang dialami oleh manusia bahkan semua makhluk ciptaan Tuhan bukanlah sekedar “kenyataan hidup”, ingatlah ini merupakan kenyataan yang diakibatkan oleh dosa. Dosa manusia yang imbasnya bahkan sampai kepada seluruh makhluk ciptaan lainnya bnd. ayat 20 bukanlah kesengajaan Allah terhadap seluruh makhluk yang awalnya tidak bersalah jadi ikut berdosa dan menanggung akibatnya, hal ini menegaskan betapa tidak sepelenya dosa yang merusak serta memutuskan relasi mulia antara Pencipta dengan semua ciptaan. Kalau saja manusia taat pada Allah pasti tidak perlu ada tekanan dan atau penderitaan di dunia.
Orang Kristen abad pertama karena Imannya kepada Yesus Kristus tak jarang mengalami penganiayaan baik dari orang Yahudi maupun kekaisaran Romawi. Melihat Kisah Para Rasul 18:2 orang Yahudi sebelumnya (termasuk Kristen Yahudi) pernah dikeluarkan dari Roma kota besar pusat kekaisaran Romawi. Salah satu tafsiran menjelaskan kemungkinan besar pengusiran itu dipicu oleh seseorang, berindikasi penyebaran agama Kristen. Orang Yahudi yang menolak turut memberontak berakibat terjadinya kerusuhan sosial. Tapi beberapa waktu kemudian mereka diizinkan kembali ke Roma. Kita mendapati adanya situasi yang menekan kehidupan bersama orang percaya, selain itu tersirat dalam tulisan kitab ini bahwa ada persoalan di antara orang Yahudi dan non Yahudi terkait pembenaran, keselamatan dan Iman di dalam Yesus Kristus. Paulus dalam kesungguhannya melayani Kristus sebagai seorang rasul merasa bertanggung jawab untuk memerteguh Iman orang percaya di Roma di tengah keadaan yang kurang menyenangkan ini.
Mengertilah ini penderitaan di dunia tidak bisa kita hindari. Tapi ingatlah Yesus Kristus yang turut menderita menanggung dosa kita itu bukan sekedar simpati/empati yang kemudian menjadi ajakan agar orang percaya ikutan juga dalam penderitaanNya. Orang sudah menderita malah diajak menderita apa untungnya. Tuhan Allah sedang mengarahkan manusia dan seluruh ciptaanNya yang sudah terlanjur rusak agar mengikuti jalanNya Yesus Kristus bukan jalan lain walaupun penderitaan di dunia tetap akan ada. Kita tahu fungsi jalan untuk menghubungkan tujuan dalam hal ini tujuan mulia memulihkan gambar dan rupa Allah dalam diri manusia kembali seperti mulanya, memulihkan kerusakan yang semulanya baik semua. Penderitaan yang kita tanggung di dunia kalau kita bersama Kristus di jalan salibNya pasti bisa dihadapi dan akan berakhir, bukan berakhir begitu saja tapi berakhir pada “kemuliaan” bermakna kehormatan, kemerdekaan, pembebasan tubuh fana, sorga, yang tidak terbandingkan. Inilah yang menjadi kerinduan seluruh makhluk serta menjadi pengharapan sejati, pasti, kekal dari semua orang, anak-anak Allah, orang percaya dan diyakini hal itu telah nyata meskipun belum terlihat atau ada, kita menantikannya dengan tekun (ay.18-25).
Tidak cukup kata mendefinisikan kebaikan Allah bagi kita. Selama ini dan sampai selamanya orang percaya tidak hidup sendirian, tidak berjuang sendirian menanggung banyak hal yang sering melemahkan kita. Ternyata, Tuhan Allah tidak hanya PHP (Pemberi Pengharapan Pasti) kepada kita, Ia menghadirkan Roh Kudus untuk beserta kita terus, menjadi Penghibur dan Penolong bahkan luar biasanya lagi menjadi Pendoa langsung kepada Allah mengungkapkan keluhan atau apapun yang tak terucapkan dari kita tapi sangat dipahami olehNya (ay.26-27). Indah sekali bukan?
Mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa dan akal budi adalah cara kita dapat mengalami kesaksian Iman ini serta membagikannya kepada semua orang, yaitu tentang turutnya Allah bekerja tiada henti dengan kebaikan-kebaikan sempurna dalam kehidupan kita di dunia hingga akhirnya sampai di Kerajaan Sorga. Ini menjadi panggilan, rencana, pilihan, penentuan, pembenaran dan pemuliaan Tuhan Allah untuk semua anak-anakNya yang mengasihi Dia (ay.28-30). Amin.