DODOKUGMIM.COM – Ayat Alkitab Yeremia 29:12 “Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu” adalah ayat favorit dari Amasya Manganang, atlet voli putri.
Masya begitu orang-orang memanggilnya sehari-hari yang saat ini tinggal di Bontang – Kalimantan Timur merupakan TIMNAS Voli Putri yang mengikuti Sea Games Voli 2018 utusan Indonesia.
“Roda kehidupan itu berputar, tidak selamanya kita berada di bawah. Asal ada kemauan, kerja keras serta berdoa terus maka semua hal pasti boleh tercapai” ujarnya (9/8/2019).
Mengingat perjuangan kehidupan keluarganya dulu yang untuk makan saja sulit, kendati demikian mereka tidak pernah mengeluh. Kakak dari Aprilia Manganang yang juga Timnas voli putri Indonesia ini tak pernah terpikir boleh jadi seorang atlet voli.
“Pertama kali main voli itu ketika pertandingan antar kelas waktu SMP kelas 1, setelah bermain tangan saya langsung memar dan bengkak” ujar anak pertama dari Akip Manganang.
Sewaktu SMP dengan bermodalkan postur tubuh yang tinggi, Masya masuk dalam tim voli sekolah mengikuti lomba voli, tiap tahun ia berpartisipasi dalam lomba tesebut. Hingga pada saat kelas 3 SMP menjadi juara dan diutus ke POPDA (Pekan Olahraga Pelajar Daerah).
“Yang saya tahu main voli saat itu hanyalah lompat dan pukul bola. Belum tahu teknis yang baik seperti apa” ujar wanita asal Sangihe ini.
Masya kemudian menjadi utusan mengikuti lomba ke POPWIL (Pekan Olahraga Pelajar Wilayah) tahun 2004 di Palu.
Momen ini untuk pertama kalinya Masya membawa nama Sulut yang juga mengantarkannya lolos sampai ke tingkat POPNAS (Pekan Olahraga Pelajar Nasional) di Medan.
Sejak kelas 3 SMA, Masya mulai menerima panggilan pemain kolaborasi dengan pemain non pelajar dalam kegiatan Kapolri Cup yang juga membawanya ke rana nasional.
“Waktu itu saya sangat gugup, terkejut dan minder karena yang berlomba saat itu pemain-pemain voli terkenal” ujar anak pertama Suryati Lano.
Ketekunannya membawa Ia yang pernah menghayal bermain di Pro-Liga menjadi kenyataan, “Pemain voli yang hanya bisa saya lihat di TV kini menjadi satu tim” ujarnya.
Wanita kelahiran Tahuna 9 April 1989 tak pernah menyangka karirnya boleh seperti ini.
“Menjadi TIMNAS tak pernah terpikirkan sama sekali, bagi saya jadi TIMNAS itu hanyalah bonus dari Tuhan” ujarnya.
Kerinduannya untuk berkarir saat ini adalah orangtua.
“Motivasi untuk tetap semangat adalah mama dan papa yang telah berjuang selama ini lewat doa dan kerja keras dan inilah waktu untuk membalas kebaikan meraka” tutur Masya yang saat ini sementara mempersiapkan diri mengikuti proliga bulan oktober mendatang. (nickysangian)