
DODOKUGMIM, Saudara-saudara yang diberkati Tuhan Yesus Kristus,
Syukur kepada Tuhan pencipta seluruh dunia ini bahwa sampai saat ini meski harus berhadapan dengan situasi yang begitu berat yaitu virus covid-19 namun kita masih bisa merasakan cinta kasih Tuhan yang sempurna bagi hidup kita. Meski harus merasa seperti dalam “penjara” dimana segala sesuatunya terbatas, kerja dan usaha termasuk dalam pelayanan namun hari ini kita bisa lagi memasuki masa raya adven yaitu masa pengharapan akan kelahiran Sang Juruslamat, Putra Natal yaitu Yesus Kristus. Siapapun kita, selaku orang percaya kita mengimani bahwa besar atau kecilnya hidup kita selalu ada dalam perlindungandan penyertaan Tuhan.
Kata Kecil merupakan lawan kata dari besar, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memberi arti kecil adalah tidak besar, muda, sempit, tidak penting atau tidak berharga. Dengan demikian memberi pemahaman bahwa sesuatu yang kecil sering tidak mendapat tempat yang baik. Yang kecil tidak selamanya kecil atau “tidak berarti” namun yang kecil bisa menjadi besar ketika dipandang bermanfaat atau memiliki makna yang besar. Banyak berpandangan bahwa kecil selalu dilihat “gampang” atau enteng, tidak punya kemampuan lebih untuk berbuat banyak.
Saudara yang diberkati Tuhan Yesus.
Mikha adalah seorang nabi, ia tergolong dalam kelompok nabi-nabi kecil. Isi pemberitaannya adalah penghukuman dan pembebasan bangsa Israel termasuk para pemimpin-pemimpin yang otoriter dan tidak menjalankan tanggung jawab sesuai dengan kehendak Tuhan Allah. Mikha tampil dan mengkritik para pemimpin yang tidak benar. Mikha melayani sekitar abad ke-8 SM pada zaman Yotam, Ahaz, dan Hizkia. Pada masa itu kemerosotan moral dan kompromi relijius terjadi di mana-mana. Agama dijadikan alat untuk kepentingan material. Orang-orang kaya dan para penguasa menindas orang-orang miskin. Bangsa israel harus merasa penindasan yang begitu berat oleh karena raja-raja yang berkuasa lebih memilih menyenangkan hati mereka daripada mensejahterakan kota. Betlehem adalah kota kecil yang memiliki raja sebagai kepala pemerintahan. Kota kecil ini dipakai oleh Tuhan untuk menjadi alat “melahirkan” seorang pemimpin yang jujur, adil dan yang menjadi hidup orang percaya untuk menerima damai sejahtera. Itulah situasi yang dihadapi oleh bangsa Yehuda pada zaman Mikha. Keadaan hanya sempat membaik sedikit pada zaman Hizkia.
Kisah yang indah dari perjalanan hidup umat Tuhan merujuk pada sebuah kota kecil bernama Betlehem. Meski termasuk kota yang kecil namun Betlehem telah mengukir banyak kisah penyelamatan umat mulai dari zaman Yakub sampai Samuel. Memberi cerminan bagi kita bahwa tak selamanya yang kecil itu tidak berharga atau tidak bernilai ataupun tidak dapat memberi arti dalam perjalanan karya selamat Allah. Dari kota Betlehem menunjukkan bahwa pekerjaan penyelamatan dalam karya sejati Allah tidak memilih sesuatu yang benar-benar baik, Allah begitu menghargai yang kecil (lemah dan terpinggirkan) untuk menghasilkan sesuatu yang besar.
Saudara-saudara yang diberkati Tuhan.
Menyambut Natal banyak orang merasa minder apalagi ketika dia menyadari bahwa ia adalah “orang kecil”. Untuk mencukupi kebutuhan Natal seakan memaksa diri untuk berbuat sesuatu yang pada akhirnya menjadi sia-sia. Realitas menunjukkan orang akan berbondong-bondong untuk lebih memenuhi kebutuhan materi daripada kesiapan diri menanti kedatangan Sang Juruslamat. Kue, pakaian, makanan, minuman, pernak-pernik seakan menjadi paksaan dan tuntutan yang harus disiapkan di hari Natal. Dari Kisah nubuatan Mikha maka kita belajar bahwa Allah menanti kesiapan diri dalam iman kepada Yesus Kristus bukan kepuasan diri dalam memaksakan kehendak kita.
Apapun keadaan kita sekarang, masih ada harapan di dalam TUHAN. Tidak peduli seberapa kecil kekuatan yang masih tersisa, seberapa banyak kita siapkan di hari Natal, TUHAN bisa memulai dari sana. Betlehem bukan kota besar, tapi Allah bisa memulai pemulihan dari sana. TUHAN bisa menggunakan siapa saja untuk menghiburkan umat-Nya meskipun dia dari golongan ysng kecil Daud dahulu juga bukan siapa-siapa. Dia hanya seorang gembala domba. Namun, TUHAN justru memakai dia untuk membawa bangsa Israel pada kejayaan. Sungguh, tidak ada yang mustahil bagi TUHAN. Biarlah di momen-momen penantian Natal ini dalam penghayatan minggu-minggu Advent), kita dipulihkan dan masih mampu melahirkan pengharapan dalam hidup pribadi dan keluarga kita dan kita kembali disegarkan dalam pemulihan hidup sehingga penantian kita dikuatkan. Amin.