ALASAN PEMILIHAN TEMA
Gereja dipanggil dan diutus oleh Yesus Kristus untuk melaksanakan misi-Nya di dunia. Oleh karena itu gereja adalah instrumen dan agen misi yang bertugas untuk bear witness (bersaksi), fellowship (bersekutu) dan minister (melayani). Bersaksi yakni memberitakan Injilikabar baik kepada segala makhluk tentang karya dan kasih Tuhan Allah bagi dunia.
Menjadi saksi harus rela berkorban dan menanggung derita sebagaimana diteladankan oleh bapa-bapa gereja di abad-abad pertama yang menjadi martir akibat menjadi saksi-Nya. Namun, itu pertanda bahwa gereja juga turut mengambil bagian dalam penderitaan Yesus Kristus.
Gereja, baik sebagai institusi maupun individu, adalah duta Yesus Kristus menjadi menjadi saksi tentang kehendak Tuhan Allah kepada umat-Nya dan kepada dunia agar terpelihara kehidupan adil, makmur dan sejahtera. Tugas duta Yesus Kristus ini ialah menjadi saksi-Nya, juga bertugas memberi tanda dan simbol ketika umat menghadapi ancaman. Berdasarkan latar belakang inilah maka tema yang dipilih ialah: “Tiup Nafiri Tanda Semboyan Menghadapi Ancaman.”
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Kitab Bilangan merupakan salah satu kitab Musa atau yang lebih dikenal dengan kitab torah (taurat). Kata torah berasal dari kata kerja Ibrani yarah yang artinya memberi pengajaran, mengajarkan, menunjukkan. Jadi kata torah memiliki makna “ajaran” atau “instruksi” dari Tuhan Allah. Kitab Bilangan adalah sambungan sejarah yang dicatat dalam kitab Keluaran. Bilangan 10:1-10 merupakan instruksi atau perintah terakhir yang diberikan oleh Allah kepada Musa di gunung Sinai untuk membuat dua nafiri dari perak; bukan perak tuangan melainkan perak tempaan. Nafiri adalah sebuah alat tiup sebangsa dengan terompet panjang (BIS) dan dahulu digunakan sebagai media komunikasi. Fungsi nafiri ditiup adalah untuk memanggil umat Israel; kapan mereka harus berkumpul dan kapan waktu untuk menyuruh laskar-laskar berangkat dari lokasi mereka berkemah saat itu. Nafiri sangat bermanfaat karena di masa itu tidak ada suara manusia yang bisa menjangkau untuk memberikan komando atau perintah (ayat 2). Ada perbedaan bunyi yang membuat umat memahami makna tiupan nafiri saat itu (ayat 3-7).
Orang yang harus meniup nafiri sudah ditentukan sendiri oleh Tuhan Allah yakni anak-anak imam Harun (ayat 8). Tiup nafiri memberi tanda semboyan, supaya kamu diingat di hadapan TUHAN, Allahmu, dan diselamatkan dari pada musuhmu. (Ay.9) Saat akan berperang; untuk menghidupkan dan menyemangati tentara-tentara Israel. Tuhan Allah akan memperhatikan bunyi nafiri dan kemudian melibatkan diri-Nya untuk berperang bagi mereka. Tuhan Allah memakai nafiri sebagai alat untuk menolong dan mengendalikan perjalanan umat Israel; baik dalam perjalanan di padang gurun, dalam peperangan maupun dalam kehidupan beribadah. Bahwa ketika nafiri ditiup hendak menunjukkan betapa dengan penuh sukacita dan kegembiraan mereka melaksanakan kewajiban kepada Tuhan Allah. Juga untuk menyemangati mereka yang mengikuti ibadah supaya terus bersorak-sorak kepada Tuhan Allah yang mereka sembah. Maka pada saat-saat itulah Tuhan Allah mengingat ibadah mereka (ayat 10). Ia selalu menyertai mereka dalam perjalanan menuju ke tanah Kanaan dengan memberi tanda kehadiran-Nya. Umat Israel tidak berjalan menurut keinginan dan kekuatan sendiri melainkan menurut kehendak dan kuasa-Nya.
Tiup Nafiri tanda semboyan juga secara simbolis, mewakili panggilan kepada umat untuk bersatu dan bertindak dalam keadaan yang memerlukan kekuatan dan perlindungan Tuhan Allah. Dalam konteks modern, semboyan dengan nafiri mungkin tidak lagi menjadi praktik yang umum, tetapi prinsip di baliknya tetap relevan, yaitu memanggil dan menyatukan umat dalam situasi-situasi penting atau darurat.
Pada hakikatnya yang diinginkan oleh Tuhan Allah, dengan meniup nafiri tanda semboyan ialah agar umat Israel benar-benar menyerahkan kehidupan selanjutnya dalam tuntunan Tuhan Allah. Dengan demikian maka nafiri adalah alat atau sarana untuk mengajar bahwa Tuhan Allah turut bekerja dalam segala sesuatu supaya rencana Agung-Nya dapat terlaksana.
Makna dan Implikasi Firman
- Ketika Tuhan Allah memanggil dan mengutus Musa untuk membebaskan umat Israel dari tanah Mesir dan dalam perjalanan menuju tanah kanaan, maka Ia memberikan petunjuk-petunjuk, peraturan-peraturan dan ketetapanketetapan untuk ditaati. Tuhan Allah menghendaki umat Israel melakukan semua itu dengan setia agar supaya hidup mereka teratur dan berkenan kepada-Nya. Tuhan Allah begitu mengasihi Israel, itulah sebabnya Ia selalu hadir dan menyertai mereka dengan memberikan tanda-tanda. Misalnya tiang awan pada waktu siang dan tiang api pada waktu malam. Ketika mereka menghadapi ancaman musuh seh ingga harus berperang, maka Tuhan Allah turut melibatkan diri-Nya berperang bersama mereka agar mereka memperoleh kemenangan dan selamat.
- Tuhan Allah juga memberitahukan kepada mereka tentang apa saja fasilitas yang harus dibuat antara lain; kemah suci sebagai tempat ibadah, tabut perjanjian sebagai tempat untuk meletakkan dua loh batu yang berisi sepuluh perintah Tuhan Allah, nafiri yang ketika ditiup pertanda memanggil umat Israel, tanda semboyan memanggil Tuhan Allah bahwa mereka sedang berperang dan dalam ancaman dan lain sebagainya.
- Di zaman revolusi industri 4.0 menuju 5.0 sekarang ini, menjadi tantangan tersendiri bagi kita karena pekerjaan-pekerjaan manusia akan digantikan atau dikendalikan oleh teknologi. Suatu peradaban baru yang butuh sinergitas antara manusia dan teknologi agar bisa bersanding. Keadaan ini akan berdampak pada kondisi manusia yang belum bisa beradaptasi dengan hal tersebut sehingga menimbulkan banyak ancaman. Ancaman-ancaman tersebut akan dihadapi bahkan sudah mulai ada di sekitar kita sekarang ini seperti kemiskinan, radikalisme, individualisme, kapitalisme. terorisme dan lain sebagainya. Hal ini perlu menjadi perhatian agar gereja mampu untuk “berperang” melawan ancaman-ancaman tersebut atau beradaptasi tanpa kehilangan jati diri, dengan cara terus memperlengkapi diri, menyusun strategi dan program menjawab kebutuhan.
PERTANYAAN DISKUSI
- Apa maksud dan tujuan Tuhan Allah memerintahkan Musa membuat dua nafiri dari perak?
- Mengapa tanda semboyan harus bunyikan?
- Bagaimana peran dan tindakan gereja melihat bentuk-bentuk ancaman yang ada sekarang ini? POKOK-POKOK DOA 1. Mohon kehadiran Tuhan Allah bersama Gereja di seluruh dunia dan khususnya GMIM dalam pelayanan menghadapi tantangan dan ancaman. 2. Seluruh pelayan khusus dan anggota jemaat dalam menghadapi tantangan zaman 3. HUT ke 78 Republik Indonesia.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK II
NYANYIAN YANG DIUSULKAN
Kemuliaan Bagi Allah: NNBT No 2, Dunia Tercipta oleh karena Tuhanmu
Pengakuan Dosa:NNBT No. 11 Ya Allahku Kami Mengaku Dosa
Janji Anugerah Allah: NKB No. 15 Hidup yang Penuh Berbeban
Puji-Pujian : KJ No. 9 Puji, Hai Jiwaku, Puji Tuhan
Ses Pembacaan Alkitab: KJ No. 54 Tuhan Allah T’lah Berfirman.
Persembahan: PKJ No 146 Bawa Persembahanmu.
Nyanyian Penutup: NKB No. 207 Taat, Setia, Bertekad Yang Bulat
ATRI BUT Warna Dasar Hijau dengan Simbol Salib dan Perahu di atas Gelombang.