Tema: Jadilah Saksi yang Benar
Bacaan Alkitab : Yohanes 19:31-37
Bapak, Ibu, Saudara jemaat
Hari ini umat Kristini di muka bumi merayakan Jumat Agung atau hari kematian Yesus Kristus. Perayaan ini selalu diikuti dengan Perjamuan kudus yang ditandai dengan makan roti dan minum air anggur. Perjamuan kudus merupakan perayaan gerejawi untuk memperingati akan Kristus dan memberitakan kematian-Nya sampai Ia datang (1 Kor 11: 25 –26). Penginjil Yohanes mencatat bahwa Tuhan Yesussungguh-sungguh mati di kayu salib setelah Ia mengucapkan kata sudah selesai dan menyerahkan nyawa-
Nya (Yoh 19: 30)
Peristiwa kematian Yesus Kristus terjadi satu hari sebelum Hari Sabat. Kebiasaan Penguasa Romawi menghukum penjahat yaitu digantung di kayu salib dan membiarkan terhukum beberapa hari tidak diberi makan dan minum, terbakar dengan terik mata hari di waktu siang danmenggigil di waktu malam hingga mati dengan sendirinya. Dalam keadaan tak berdaya sekalipun masih bernafas, burung pemakan bangkai dan binatang buas mulai menggerogoti bagian-bagian tubuh sampai hancur bahkan habis meleleh.
Bapak, Ibu dan saudara jemaat,
Tradisi orang Yahudi jika merayakan Hari Sabat tidak boleh ada mayat tergantung karena dianggap najis. Karena ituorang Yahudi datang kepada Pilatus dan minta supaya mayat terhukum diturunkan dan jika belum mati tulang kaki antara lutut dan tumit dipatahkan dengan menggunakan palu yang terbuat dari besi untuk mempercepat kematian sebelum dikuburkan. Mengapa harus minta ijin kepada Pilatus karena terhukum harus dibiarkan berhari hari tergantung untuk dipertontonkan kepada orang banyak supaya tidak berbuat jahat.
Dua orang penjahat yang ada di sebelah kiri dan kanan Yesus tulang kakinya dipatahkan sedangkan tulang kaki Yesus tidak dipatahkan karena Yesus telah lebih dahulu mati (ayat 32-33) Kematian Yesus lebih cepat terjadi dibandingkan dengan dua penjahat karena: Pertama Yesus telah disiksa secara brutal dan sadis sebelum digantung di kayu salib. Kedua Yesus sendiri menghendaki kematian-Nya sebagai cara untuk menebus dosa manusia tapi juga merupakan penggenapan nubuat dalam kitab Kejadian 12: 46c, Bilangan 9: 12 “satu tulangpun tidak boleh kamu patahkan.” Karena itu dalam ayat 36 dikatakan “Tidak adatulang-Nya yang akan dipatahkan.”
Jemaat Yesus Kristus, lambung Yesus ditikam dengan tombak oleh seorang perajurit untuk memastikan bahwa Yesus benar-benar telah mati dan hal ini merupakan penggenapan nubutan Nabi Yesaya 53:5 “Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita.” Air yang keluar dari tubuh Kristus sebagai simbol bahwa kematian Kristus telah mengeluarkan air yang membasuh dosa manusia dan darah yang keluar dari tubuh Yesus sebagai simbol kehidupan untuk menghidupkan manusia dari kematian dosa.
Kematian Yesus Kristus sungguh terjadi. Perajuritperajurit selaku eksekutor dan orang-orang yang ada di lokasi penyaliban menjadi saksi untuk memberi kesaksian bahwa benar hal itu dan tidak terbantahkan sehingga orang menjadi percaya (ayat 35). Penginjil Yohanes mencatat dalam ayat 37 bahwa mereka akan memandang kepada Yesus yang telah mereka tikam artinya mereka adalah saksi sekaligus pelaku yang akan memberi kesaksian tentang peristiwa kematian Yesus.
Jemaat yang dikasihi Yesus Kristus, hari ini kita merayakan Jumat Agung dan Perjamuan Kudus. Sekalipun kita tidak menyaksikan peristiwa kematian Yesus secara langsung tetapi kita percaya kata Firman Tuhan “Berbahagialah orang yang tidak melihat namun percaya” (Yoh 20: 29c) Perjamuan Kudus adalah peringatan akankematian Yesus Kristus tetapi juga untuk mengambil bagian memberitakan kabar baik sekaligus saksi yang benar bagi kemuliaan Tuhan. Jadi saksi yang benar mulai dari santun bertutur kata, bersikap, bertindak bijaksana, takut akan Tuhan mulai dari keluarga, jemaat dan masyarakat. Sebagai orang-orang yang diselamatkan secara cumacuma oleh Yesus Kristus dan telah diberi berbagai karunia untuk jadi saksi yang benar. Murid Yesus di utus ke seluruh penjuru dunia. Maka kita juga di utus ke semua bidang pekerjaan sesuai karunia masing-masing untuk mengajar melakukan segala sesuatu yang telah diperintahkan oleh Yesus dan Allah akan menyertai senantiasa sampai selamanya. Secara faktual masih banyak orang belum berani menjadi saksi yang benar karena tekanan politik, ekonomi sosial dan budaya karena takut kehilangan kedudukan, jabatan, sehingga merajalela berbagai ketidakadilan akibatnya yang putih jadi hitam atau sebaliknya hitam jadi putih. Karena itu perayaan hari kematian Yesus Kristus dan Perjamuan Kudus ini menjadi momentum untuk mencontoh kepada Yesus Kristus yang telah mengorbankan diri-Nya bukan untuk mati apalagi mematikan. Yesus memberikan air dan darah serta Roti hidup untuk menghidupkan dan memberi kelegaan bagi tubuh, roh dan jiwa kita. Amin