TEMA BULANAN : “Rumah Allah, Inspirasi Perubahan”
TEMA MINGGUAN : “Lidah Allah tidak Terbendung”
BACAAN ALKITAB:Bilangan 22:21-35
ALASAN PEMILIHAN TEMA:
Suatu perubahan akan terlihat ketika seseorang mampu menunjukan sikap dan perbuatan yang dapat memberi dampak positif bagi orang lain. Orang percaya akan mengalami suatu kehidupan yang baru ketika ia hidup mengerti mengenai Firman Tuhan yang telah ia dapat dalam persekutuan keluarga, jemaat atau melalui diskusi tentang Friman Tuhan untuk membangun imannya kepada Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus. Kita sering mendengar “memang lidah tak bertulang” atau orang sembarangan saja menge-luarkan kata-kata tanpa makna. Sering orang mengucapkan kata dengan memaksakan kehendaknya sendiri tanpa dipikirkan terlebih dahulu sehingga orang tersebut terluka oleh tingkah kita.
Firman Tuhan menjadi patokan untuk mengeluarkan kata melalui lidah yang diucapkan. Allah telah bertindak maka tidak ada yang dapat membatasi-Nya atau membendung-Nya, maka apapun usaha kita manusia, tidak mampu menahan kuasa Allah. Tuhan Allah dapat memakai apa saja untuk menyatakan kuasa-Nya, sekalipun itu adalah hewan. Karena itu berdasarkan alasan tersebut di atas maka tema minggu ini adalah “Lidah Allah Tidak Terbendung”.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Kitab Bilangan adalah salah satu dari lima Kitab Taurat dalam Perjanjian Lama. Dalam bahasa Ibrani “Torah” dan dalam bahasa Yunani “Pentateukh” yang ditulis oleh Musa (Bil 33:2). Penyebutan kitab Bilangan karena banyak bilangan dan angka, teristimewa sensus Israel. Kitab Bilangan menceritakan tentang riwayat perjalanan Israel dari Sinai sampai ke perbatasan Kanaan. Sebelum berangkat dari Sinai dihitung jumlah laki-laki yang memenuhi syarat untuk menjadi tentara (Bil. 1:1-3) berjumlah 603.550 orang (ay.46). Angka ini adalah jumlah semua orang Israel menurut suku-suku yang berumur 20 tahun ke atas sampai yang sanggup berperang. Ini belum termasuk suku Lewi, perempuan dan anak-anak. Dalam kitab Bilangan juga ditemui orang Israel yang sering khawatir, berkecil hati dan memberontak melawan Allah dan Musa. Tapi Allah tetap memelihara umat-Nya.
Bileam dikenal sebagai orang penenung (yang diilhami Allah. (Bil. 22:7;24:1). Bileam (Yunani: Balaan), dari kata kerja “bala” dengan akhiran “am”, yang artinya menelan. Bahasa Arab kata Bal’an berarti “Pelahap”. Ayah Bileam bernama Beor yang tinggal di Petor. Cerita sebelumnya bahwa raja Balak mau membujuk Bileam dengan memberi upah (sewa) supaya ia mengutuki bangsa Israel, tetapi dia datang bertanya kepada Allah (ay.12). Allah berfirman, bahwa Ia tidak mengizinkan Bileam untuk pergi bersama rombongan yang disuruh Balak. Balak tidak merasa puas dengan penolakan Bileam, maka untuk kedua kali ia mengirim orang-orang pemuka-pemuka lebih banyak lagi dan terhormat supaya Bileam memenuhi permintaan Balak dengan membawa upah yang sangat banyak dari apa yang dibawa sebelumnya kepada Bileam. Jawaban Bileam (ay. 18) “sekalipun emas, perak seistana, aku tidak akan melanggar perintah Tuhan Allah”. Bileam bertanya pada Tuhan (ay. 20) Allah memberi izin kepada Bileam dengan pesan “hanya apa yang akan Kufirmankan kepadamu harus kau lakukan”.
Khusus Bilangan 22:21-35 menceritakan tentang keledai Bileam dan Malaikat Tuhan. Bileam taat kepada Firman Tuhan (pasal 23-24) tetapi Bileam juga yang menyebabkan Israel berdosa di Baal Peor (Bil. 31:16) dan dia adalah nabi bayaran yang disewa untuk mengucapkan kutukan (2 Petrus 2:15). Inilah yang menyebabkan Tuhan Allah sangat marah, maka pada ayat 22-23, kemarahan Tuhan yang menyala-nyala ketika Bileam sudah berada di atas keledai dan berjalan bersama kedua hambanya tapi Malaikat Tuhan menghadang dia di jalan dengan pedang yang terhunus di tangannya. Malaikat Tuhan berdiri di jalan dan itu yang dilihat oleh keledai Bileam, maka keledai itu masuk ke ladang dan Bileam memukul keledai agar kembali ke jalan. Tuhan Allah adalah pengasih dan penyayang, maka dalam kasih-Nya, Allah menyatakan kuasa-Nya bagi umat yang kurang percaya (tidak setia). Peringatan, hajaran Tuhan Allah sangat tajam seperti pedang dan inilah yang membuat keledai Bileam sangat takut, tapi Bileam yang keenakan duduk dan malahan memukulnya. Demi hadiah itulah yang membuat Bileam sangat marah, kalap kepada keledainya, ia memukul keledainya yang selama ini selalu menolong, menemani, dan menjadi alat transportasi kemanapun ia pergi. Keledai Bileam adalah teman setia setiap saat. Bileam sangat marah dan memukul keledai itu, dengan alasan bahwa ia mempermainkannya. Padahal Keledai itu melihat Malaikat Tuhan dengan pedang, menghalangi perjalanan mereka ke Moab.
Di jalan sempit itu keledai Bileam melihat lagi Malaikat sudah berdiri di jalan antara kebun anggur dan tembok, maka keledai itu menekan diri yang mengakibatkan kaki Bileam terjepit, maka Bileam lebih marah lagi sampai memukul keledainya. Malaikat Tuhan lagi-lagi sudah berdiri di jalan yang sempit setelah mendahului mereka. Tidak ada jalan untuk ke kanan atau ke kiri. Keledai melihat Malaikat Tuhan dan meniarap dimana Bileam masih duduk di punggungnya sehingga ia marah sekali serta memukul keledainya dengan tongkat. Bileam juga belum mengerti tentang apa yang ia alami sebab dalam benaknya ia akan memperoleh bayaran yang banyak.(Ayat 24-27)
Lidah Allah tidak terbendung karena mempunyai kuasa yang sangat luar biasa. Sehebat dan sekuat apapun manusia, tidak dapat membendung kemahakuasaan Allah. Allah dapat memakai apa saja untuk menyatakan kuasa-Nya. Sebagaimana Tuhan menggunakan binatang ciptaan-Nya yakni keledai. Terjadi percakapan binatang dengan manusia. Keledai berbicara kepada Bileam untuk memberi peringatan agar ia sadar akan kehadiran Malaikat Tuhan “apa yang sudah aku perbuat padamu? Sehingga engkau memukul aku sampai tiga kali?” Suatu pertanyaan yang sangat menggugah hati Bileam. Sebenarnya malu sebagai manusia, sebab binatang saja punya perasaan apalagi manusia. (Ayat 28)
Respon Bileam enteng-enteng saja “karena engkau sudah mempermainkan aku”. Malah Bileam mengancam “kalau ada pedang ditanganku sudah kubunuh kau”. Kejadian demi kejadian terjadi tapi belum juga membuka mata iman Bileam. Malaikat Tuhan melalui keledai mengatakan bahwa sepanjang hidup Bileam sebagai kendaraannya, apa aku pernah melakukan hal itu kepadamu? Bileam menjawab “tidak”. Maka terbukalah mata Bileam dan melihat Malaikat Tuhan berdiri di jalan dengan pedang yang terhunus di lengan-Nya. Bileam bersujud wajahnya sampai ke tanah. (Ayat 29-30).
Malaikat Tuhan berkata “kenapa memukul keledai sampai tiga kali, lihat Aku datang untuk melawanmu karena jalan yang kau ambil menuju kepada kebinasaan. Tiga kali keledai itu menepi berarti untuk menghindar dari kematian. Sebab bisa saja Bileam mati dan malaikat membiarkan keledai itu hidup. Bileam berkata “aku telah berdosa”, hanya karena mata iman tertutup tidak melihat Malaikat Tuhan sedang memperingatkan dia. Malaikat Tuhan menyuruh Bileam tetap pergi bersama mereka tapi ingat hanya perkataan-Ku yang harus kau sampaikan. (Ayat 32-35)
Makna dan Implikasi Firman
- Banyak orang yang sering tidak mengerti jalan Tuhan karena menuruti kehendanya sendiri. Tujuan mulia dari seorang untuk mendengar suara Tuhan dikalahkan oleh keinginan duniawi. Bahkan apabila tujuannya tidak tercapai sering kali gampang marah untuk melampiaskan emosinya. Sama seperti Bileam yang hanya ingin mengikuti kata hatinya sendiri bukan mengikuti kata Tuhan. Bahaya mengacam seseorang apabila gampang marah dan emosi. Apalagi diperhadapkan dengan tuntutan ekonomi yang mungkin tidak dapat dicapai sehingga mengambil jalan pintas.
- Kita juga kadang menjadi kalap mata jika sedang marah (emosi), tanpa berpikir panjang untuk bertindak, yang pada akhirnya menyesal karena tindakan kita mengakibatkan kehancuran. Jangan ambil keputusan saat marah(emosi). Jangan mengorbankan orang lain demi uang dan harta. Jadilah teman yang sejati, sama-sama merasakan susah dan senang. Jangan teman menyusahkan teman, jangan jadikan teman itu hanya untuk kepentingan/keuntungan diri sendiri. Teman yang sejati rela berkorban demi keselamatan temannya seperti keledai Bileam. Tuhan Allah dapat memakai siapa saja untuk menyatakan kuasa-Nya. Termasuk binatang (keledai). Lidah Tuhan Allah tidak bisa terbendung.
- Jangan merasa tersanjung ketika mendapat pujian. Uji dulu setiap pujian yang datang, apa itu benar-benar pujian yang tulus dan berasal dari Tuhan Allah atau tidak. Sebab ada banyak manusia lupa diri ketika disanjung dan dipuji karena berhasil dengan apa yang ia jalani, termasuk hamba-hamba Tuhan yang merasa bangga diri dengan pelayanan yang sukses dan berhasil dan menjadi sombong. Terkadang hamba-hamba Tuhan termasuk orang percaya lupa diri ketika dipuji-puji oleh manusia dengan keberhasilan dalam tugas pelayanan, mereka tidak sadar bahwa itu adalah bagian dari ujian Tuhan, apakah benar-benar Yesus Kristus yang diutamakan atau diri sendiri.
- Tahun 2020 adalah tahun Pilkada dimana tahun ini akan ada pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Walikota dan Wakil Walikota, dan Bupati dan Wakil Bupati. Jadikan pemilihan ini sebagai tempat untuk menyalurkan pilihan sesuai hati nurani, tidak memilih karena uang atau hadiah. Pilihlah yang benar-benar tulus melayani masyarakat dan yang takut akan Tuhan.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Mengapa Tuhan memakai Keledai untuk menegur dan memperingatkan Bileam menurut Bilangan 22:21-35!
- Bagaimana reaksi kita ketika ditegur oleh orang yang kita anggap tidak diperhitungkan?
NAS PEMBIMBING: 2 Petrus 2:21
POKOK-POKOK DOA:
- Lebih peka terhadap tanda-tanda dari Tuhan.
- Tidak mementingkan diri dan egois.
- Tetap bersyukur atas berkat yang Tuhan titipkan.
- Jangan sampai kesombongan menguasai diri kita.
- Kerjakan dengan sukacita setiap tugas dari Tuhan.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:
HARI MINGGU BENTUK III
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Nyanyian Masuk: NNBT No.1 Pujilah Dia, Pujilah Dia.
Nas Pemb: KJ No.436 Lawanlah Godaan
Pengakuan Dosa : Ku Sembahyang Ya Bapa
Pemberitaan Anugerah Allah: PKJ No. 46 Dari Kungkungan Duka Kelam
Ses. Pembacaan Alkitab : NNBT No.12 Diamlah
Pengakuan Iman: KJ No.344 Ingat Akan Nama Yesus
Persembahan : NKB No. 197 Besarlah Untungku
Nyanyian Penutup : NNBT No.34 Tuhanlah Perlindunganku
ATRIBUT:
Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.