TEMA BULANAN : “Gereja Memperkokoh Nilai-Nilai Kebangsaan”
TEMA MINGGUAN : “Sapaan Sesama Warga bangsa Memper-kokoh Keyakinan Persatuan dan Kesatuan”
BACAAN ALKITAB: Yohanes 20:11-18
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Sapaan adalah ajakan untuk bercakap, teguran dan ucapan. Sapaan akan mencerminkan ajaran, keyakinan, budaya/kebiasaan dan nilai diri. Kita mengenal identitas seseorang dari sapaannya. Kita mengenal seperti saudara, tuan, nyonya, bapak, ibu, adik, shalom, salam damai sejahtera, tabea, asalam mualaikum, sansiote sampate-pate, om siatsu namo budaya, dan seterusnya. Pada hakikatnya dari semua sapaan-sapaan yang ada, terkandung nilai damai (peace) dan cinta kasih (love). Namun, dewasa ini nilai-nilai itu mulai terkikis dan mengalami kemerosotan. Baik oleh pengaruh “sekularisme” berorientasi duniawi dan tidak lagi percaya kepada Tuhan, “hedonisme” berpandangan bahwa kesenangan dan kenikmatan dunia merupakan tujuan hidup, dan “individualisme” hanya mementingkan diri dan kelompok sendiri, maupun oleh pengaruh radikalisme=paham yang menginginkan perubahan sosial dengan kekerasan, dan fundamentalisme=paham yang cenderung memperjuangkan menurut kebenaran agamanya sedangkan yang lain salah. Keadaan ini memengaruhi sikap toleran menjadi intoleran; persahabatan menjadi permusuhan; saling percaya menjadi saling curiga, tindakan konstruktif menjadi destruktif. Pada giliranya sedang dan akan menggoyahkan nilai-nilai kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia berdasarkan Pancasila yang mengutamakan solidaritas, harmoni dan kesejahteraan bersama.
Arti dan makna sapaan sebagai manifestasi damai (peace) dan cinta kasih (love) yang disertai senyum ramah dan penuh kehangatan sangat penting untuk menjaga dan memelihara keutuhan kehidupan bermasyarakat dan berbangsa Indonesia yang mejemuk. Karena itu tema mingguan ini ialah “Sapaan Sesama Warga Bangsa dalam Memperkokoh Keyakinan, Persatuan dan Kesatuan” akan mengantar kita pada hubungan timbal balik yang disemangati oleh rentetan peristiwa kebangkitan Yesus dan penampakkan Yesus kepada Maria Magdalena.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Injil Yohanes adalah salah satu kitab yang termasuk dalam rangkaian injil sinoptik dengan gaya dan strukturnya unik dan berbeda dengan ketiga injil yang lain (Matius, Markus, Lukas). Walaupun demikian injil ini menceritakan peristiwa yang sama dengan ketiga injil lainnya yang menekankan sifat kemanusiawian sekaligus keilahian Yesus Kristus sebagai Anak Allah. Injil Yohanes diperkirakan ditulis pada tahun 100 M.
Khusus perikop bacaan Yohanes 20:11-18 menceritakan tentang Yesus yang menampakkan diri kepada Maria Magdalena yang adalah orang pertama yang dijumpai Yesus setelah kebangkitan-Nya. Maria Magdalena mengikuti Petrus dan Yahones ke kubur, tetapi ia tinggal di situ sesudah mereka pulang. Ia berdiri dekat kubur itu dan menangis dengan sedih. Maka tampaklah kepada Maria dua orang malaikat di dalam kubur itu, yang bertanya kepadanya, “Ibu, mengapa engkau menangis? Ayat 13. Maria menjawab pertanyaan itu seolah-olah ia berkata kepada manusia, sebab pikirannya dipusatkan kepada suatu kerinduan untuk mendapatkan tubuh Yesus walaupun Ia telah mati, Ia tetap Tuhannya. Yesus datang dan berdiri dekat kubur itu tetapi Maria tidak tahu bahwa itulah Yesus. Yesus juga bertanya kepadanya sama seperti malaikat itu. Tetapi Maria menyangka Ia adalah penunggu taman dan menjawab kepada-Nya, “Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, supaya akau dapat mengambil-Nya.” Ayat 15. Seluruh percakapan dengan orang yang dikiranya penunggu taman, menunjukkan kasihnya. Dia tidak pernah menyebut nama Yesus, dia berpikir tentunya semua orang sudah mengetahui siapa yang sedang ia pikirkan; pikirannya penuh dengan Dia, sehingga seolah-olah tidak ada orang lain baginya di dalam dunia. Perkataan “supaya aku dapat mengambil-Nya”, menunjukkan kekuatan seorang wanita untuk dapat melaku-kannya dan membawa Dia. Keinginan satu-satunya ialah untuk menangisi mayat Yesus sebab ia sangat mengasihi-Nya. Sambil ia mencari suara yang memanggilnya “Maria”, berbaliklah ia dan tampak Yesus yang ada di belakangnya. Mariapun berkata Rabuni (bhs. Ibrani) artinya Guru. Ayat 16. Bagi orang-orang Yahudi memanggil cendekiawan-cende-kiawan mereka sebagai Rabi menunjuk pada rasa hormat dan segan. Sapaan Yesus kepada Maria yang merupakan sesama warga bangsa Yahudi untuk memperkokok keyakinan Maria demi persatuan dan kesatuan.
Timbullah keyakinan Maria dengan rasa sukacitanya, kegembiraannya saat ia sudah mengenali Yesus, sehingga ia ingin menyentuh-Nya tapi Yesus melarangnya karena Ia belum pergi kepada Bapa. Ini menunjuk pada ke-Ilahian-Nya sebagai Mesias, Anak Allah. Sambil Yesus menyuruh Maria kembali dan menyampaikan kepada murid-murid dengan pesan, bahwa apa yang telah sering Dia katakan kepada mereka, kini segera akan terjadi; Dia sedang dalam perjalanan kepada Bapa; dan Maria datang dengan berita, “Aku telah melihat Tuhan.” Dalam berita Maria itulah terdapat inti kekristenan, karena pada hakikatnya seorang Kristen adalah yang dapat mengatakan: “Aku telah melihat Tuhan.” Dan sekarang Ia datang untuk memberitahu mereka bahwa ia telah menemukan-Nya, dan untuk meluruskan kesalahan yang telah diperbuatnya dalam menyertakan mereka untuk mencari tubuh yang mati, karena sekarang yang didapatinya adalah tubuh yang hidup dan mulia “Bahwa Ia harus bangkit dari antara orang mati” (Yoh 20:9). Kekristenan atau menjadi pengikut/murid Kristus bukan berarti hanya mengetahui tentang Kristus tetapi mengenal Dia, dan menjumpai Dia sehingga menimbulkan kepastian bahwa Yesus benar-benar hidup.
Makna dan Implikasi Firman
Bila kita kehilangan seseorang yang kita kasihi, selalu ada kesusahan dalam hati kita dan air mata yang dicucurkan atau tidak dicucurkan nampak dalam mata kita. Akan tetapi satu hal yang harus selalu kita ingat bahwa pada saat ada kesusahan yang pada hakikatnya bersifat egoistis. Kita hanya berpikir tentang rasa kesepian, kehilangan dan rasa ditinggal sendirian. Air mata harus ada, akan tetapi melalui itu kita harus dapat melihat kemuliaan-Nya (bnd. Mazmur 30:11).
Makna kebangkitan Yesus yang ditandai oleh peristiwa penampakkan dan sapaan Yesus kepada Maria menjadi kesaksian bagi segenap orang percaya dengan menyikapi cara keberimanan kepada Tuhan agar betul-betul hidup untuk dapat mewujudnyatakan dalam setiap aspek kehidupan untuk berperan aktif, baik laki-laki maupun perempuan di dalam dunia yang majemuk, tanpa harus melihat siapa dia dan apapun dia, apalagi dengan memandang suku, golongan dan status.
Karena itu sebagai Gereja yang Tuhan hadirkan di tengah dunia ini harus memiliki visi dan misi untuk dapat meningkatkan rasa solidaritas kita sambil terus membuka diri dalam menyapa tapi juga menciptakan kehidupan bersama yang saling menghormati dan saling menghargai dalam mempersatukan kita pada kekokohan iman percaya satu dengan yang lain seperti dalam kesaksian Maria Magdalena.
Dengan semangat Paskah dapat membangkitkan kita sebagai orang percaya dalam mewujudkan panggilan iman, bersekutu, bersaksi dan melayani mampu direalisasikan dalam lingkungan di mana kita hidup dan berkarya. Dengan kebangkitan Kristus hendaknya kita menyapa sesama warga bangsa memperkokoh keyakinan, persatuan dan kesatuan.
Dalam kaitannya dengan Hari Kartini, ternyata perempuan dapat memiliki peran ganda (multy task) seperti dalam loyalitasnya, perhatiannya bahkan pada perjuangannya yang dapat memotivasi dalam segenap tanggung jawabnya sebagai perempuan, seperti yang disaksikan dalam perenungan kita bersama melalui Maria Magdalena.
Sapaan malaikat dan Yesus kepada Maria; Ibu, mengapa engkau menangis? Adalah sapaan menyejukan pikiran yang galau, menghibur dan menguatkan hati yang sedih. Ibu, Rabuni, adalah sapaan menghormati. Sapaan yang disampaikan dengan kasih, rasa hormat, ramah, sopan, membawa kedamaian dan kepastian. Dari sapaan Yesus, Maria mengenal dan melihat Tuhan yang bangkit. Karena itu, ketika kita berjumpa dengan saudara sebangsa dan setanah air maka hendaknya kita menyapa dengan penuh kasih, rasa hormat, ramah, sopan, kiranya orang dapat melihat Tuhan yang kita imani, yaitu Yesus yang bangkit.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Mengapa Yesus menampakkan diri kepada Maria Magdalena dan bukan kepada murid Yesus lainnya berdasarkan bacaan Yohanes 20:11-18 ?
- Bagaimana peran kita sebagai gereja dihubungkan dengan tema “Sapaan Sesama Warga Bangsa Memperkokoh Keyakinan Persatuan dan Kesatuan?
NAS PEMBIMBING: 1 Petrus 1:3
POKOK-POKOK DOA:
Memperkokoh keyakinan pada Tuhan Yesus yang Bangkit.
Peran gereja dalam membangun solidaritas berbangsa
Peran perempuan dalam kesaksian di segala aspek kehidupan.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:
HARI MINGGU BENTUK III
NYANYIAN YANG DIUSULKAN :
Nyanyian Masuk : S’bab Dia Hidup
Ses Nas Pembimbing: NKB No.3 Terpujilah Allah
Pengakuan Dosa: NNBT No. 8 Banyak Orang Suka Diampuni
Pemberitaan Anugerah Allah: KJ.No.36 Dihapuskan Dosaku
Ses.Pembacaan Alkitab: Firman-Mu P’lita Bagi Kakiku
Ses Pengakuan Iman: KJ No. 224 Masyhurkan Rajamu
Persembahan : KJ.No.288 Mari Puji Raja Sorga
Nyanyian Penutup : Pengharapanku
ATRIBUT:
Warna dasar putih dengan lambang bunga bakung dengan salib berwarna kuning.