TEMA BULANAN : “Demokrasi Dalam Perspektif Iman Kristen ”
TEMA MINGGUAN :“Hikmat Tuhan Membentuk Profesionalisme Kerja
BACAAN ALKITAB : Amsal 8:14-21
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Era four point zero (4.0) dan five point zero (5.0) adalah era revolusi industri yang ditandai dengan sistem digital dalam semua lapangan kerja, baik di instansi pemerintah, Badan Usaha Milik Negara/Milik Daerah atau lembaga swasta. Di era ini pada satu pihak kita berhadapan dengan system robotik yang berdampak pada kurangnya tenaga manusia yang diperlukan, di lain pihak, setiap pekerja selalu dituntut profesionalisme dalam kerja. Oleh sebab itu, setiap orang yang menjadi calon pekerja, atau yang sementara bekerja harus selalu berupaya untuk menampakkan keahliannya dalam menunjang profesi yang ditekuninya.
Hikmat dalam bahasa Ibrani ḥāḵ·māh (8:1), bahasa Inggris wisdom artinya kebijaksanaan, kearifan (arif artinya cerdik dan pandai, berilmu), jadi kearifan adalah kecen-dekiaan. Dan profesionalisme berasal dari kata profesi artinya bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian ter-tentu. Jadi profesionalisme artinya mutu, kualitas, dan tindak-tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang professional, dengan kata lain profesionalisme adalah komit-men para profesional terhadap profesinya, yang diwujudkan dalam kerja yang sesuai dengan keahlian yang dimilikinya. Namun kenyataannya banyak orang berlomba-lomba memiliki ketrampilan dan keahlian melalui pendidikan dan berbagai pelatihan untuk mencapai kesuksesan dalam kerja, tetapi ada yang mengabaikan prinsip-prinsip kebenaran, keadilan dan kejujuran.
Untuk hal tersebut di atas gereja harus berperan aktif menempatkan hikmat Tuhan dalam membentuk profesio-nalisme kerja. Karena hikmat adalah bentuk kasih karunia Allah yang dapat menggerakkan seluruh aspek kehidupan manusia, yang menghasilkan ketrampilan dan perilaku yang baik di hadapan Allah dan manusia. Ini berarti hikmat Tuhan sangatlah berkaitan dengan kesanggupan untuk meng-gunakan dan mengembangkan pengetahuan serta ketram-pilan yang mampu menciptakan pekerjaaan dengan suasana kerja yang profesional berlandaskan hikmat Tuhan.
PEMBAHASAN TEMATIS:
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Kitab Amsal adalah kitab Hikmat, yang ditulis oleh Salomo, Raja Israel berisi pedoman hidup, ucapan-ucapan bijak yang berdasarkan “takut akan Tuhan” (1:7) yang bertujuan memberi pengertian mengenai prilaku yang bijak, kebenaran, keadilan dan kejujuran (1:2,3). Selain itu ada juga syair yang bukan ditulis oleh Salomo melainkan oleh Agur bin Yake (pasal 30) dan Lemuel (pasal 31).
Secara umum, pasal 8 berisi nasihat dan ajakan tentang pentingnya mencari dan mencintai hikmat yang biasanya diserukan secara terbuka di muka umum, misalnya “tempat yang tinggi, di tepi dan persimpangan jalan” (ayat 2), kemudian “di pintu gerbang pada jalan masuk” (ayat 3). Karena itu, dapat dikatakan bahwa mencari dan mencintai hikmat adalah kewajiban dan gaya hidup dari orang yang takut akan Tuhan.
Secara khusus pasal 8:14-21 berisi tentang pengertian bahwa hikmat Tuhan mendatangkan kebahagiaan, kesuksesan dan kehormatan yang dapat diuraikan sebagai berikut: Pertama, ayat 14-16 pada bagian ini, “hikmat” menempatkan diri sebagai oknum pemberi nasihat. Berarti hikmat menjadi sumber dan dasar dari setiap pengertian, pertimbangan, dan kekuatan, yang dimiliki oleh para raja, pembesar, bangsawan dan hakim. Dengan demikian hikmat seyogianya dijadikan penuntun bagi semua orang, termasuk penguasa untuk melakukan tugas dan kerja secara professional (Yohanes 19:11a). Kedua, ayat 17-19 secara kiasan memberikan gambaran tentang kesukacitaan dari setiap orang yang dengan tekun berusaha mencari hikmat, dan bila mene-mukan hikmat, maka mereka seumpama orang yang men-dapat untung melebihi keuntungan ketika mendapatkan kekayaan seperti emas tua dan perak pilihan (pasal 3:13-15). Ketiga, ayat 20-21 ialah hikmat Tuhan membentuk profe-sionalisme kerja dengan berjalan pada jalan kebenaran, kejujuran dan keadilan, yang memberikan keteladanan kepada orang yang sudah mendapat hikmat untuk tetap mengikuti jejak hikmat. Dan hal-hal berharga yang digam-barkan bagai emas tua dan perak pilihan, akan menjadi kekayaan yang diwariskan. Hikmat kepada mereka yang mengasihinya hendaknya dipraktekkan.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pasal 8:14-21 memberi penegasan bahwa setiap orang yang mengikuti panggilan hikmat akan mendapatkan kekayaan pengetahuan dan kecerdasan untuk mengelola kehidupan, yang olehnya itu orang berhikmat akan mendapatkan kekayaan dan kehormatan melebihi apapun. Seperti halnya Salomo yang tidak meminta kekayaan melainkan hikmat, namun ketika itu dia juga mendapatkan kekayaan, kehormatan, bahkan umur panjang (band. 1 Raja-Raja 3:11-13). Jadi kekayaan, kehormatan dan umur panjang menjadi inti dari mereka yang memiliki hikmat. Namun kekayaan dalam hal ini bukan semata-mata materi, tetapi juga menyangkut kecerdasan dan kecermatan membentuk hidup yang professional dalam berbagai bidang kehidupan, yang dengan profesionalisme itu seseorang mendapatkan nilai dan penghargaan yang ter-wujud sebagai sebuah kehormatan.
Makna dan Implikasi Firman
Kerja adalah hakekat hidup manusia sebagai ciptaan Allah, karena kerja adalah perintah Tuhan kepada manusia (Kej. 1:28b). sebab itu bagi Paulus, orang yang tidak bekerja tidak boleh makan (2 Tesalonika 3:10). Dalam Alkitab kerja yang professional adalah memelihara dan mengusahakan apa yang diciptakan Allah agar keseimbangan hidup tetap terpelihara (Kej. 2:15). Karena itu, profesionalisme kerja yang handal membutuhkan hikmat dan pengetahuan, yang diwujudkan dalam kemampuan dan kreatifitas menggunakan karunia-karunia yang diberikan Allah untuk menghasilkan hal-hal yang baik dan bermanfaat bagi banyak orang demi kemuliaan nama Tuhan.
Memang dalam kenyataan masa kini ada yang meng-gunakan hikmat Tuhan sebagai sarana kasih karunia, tetapi ada juga yang memanfaatkannya sebagai sarana kekuasaan, misalnya jabatan dalam profesi sering dijadikan alat untuk menekan atau menindas orang lain, dan pada akhirnya bukan hikmat Tuhan yang diutamakan, melainkan kekua-saan, atau dengan kata lain hikmat Tuhan diposisikan di bawah jabatan sang penguasa; sehingga yang terjadi bukan kesejahteraan dan keadilan, melainkan penindasan dan penderitaan. Untuk itulah gereja terpanggil membimbing orang percaya agar memahami pekerjaan yang ditekuninya, sehingga apapun profesinya ia akan menjunjung tinggi Profesionalisme kerja berdasarkan takut akan Tuhan. Dan akhirnya kita harus mengatakan bahwa kerja bukan fokus pada diri sendiri tapi menyangkut hubungan dengan sesama, alam semesta dan hubungan dengan Tuhan.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Apa yang dapat kita pahami tentang hikmat Tuhan dan Profesionalisme kerja menurut Amsal 8:14-21.
- Jelaskanlah hal-hal yang diperlukan dalam menunjang suatu pekerjaan yang professional berdasarkan hikmat Tuhan!
- Faktor apa saja yang sering menghambat seseorang untuk membangun profesionalisme kerja, termasuk dalam pelayanan jemaat!
NAS PEMBIMBING: Kolose 3:23-24
POKOK-POKOK DOA:
- Untuk semua orang percaya agar bekerja secara professional dengan mengandalkan hikmat Tuhan, agar kita dapat bersaksi tentang kemuliaan Tuhan dari pekerjaan kita.
- Untuk pencari kerja kiranya memiliki ide yang jelas tentang pekerjaan yang akan digeluti dan memohon hikmat Tuhan untuk semua pengharapannya.
- Para pejabat diberi hikmat agar menjalankan jabatannya berdasarkan Takut akan Tuhan agar profesionalisme kerja menjadi motivasi bagi semua orang percaya.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN :
HARI MINGGU BENTUK III
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Nyanyian Masuk: NKB No. 3 Terpujilah Allah.
Ses. Nats Pembimbing: KSK. 58 Sambut Panggilan.
Pengakuan Dosa: KJ No. 33 Suara-Mu Kudengar
Pemberitaan Anugerah Allah: NNBT No. 7 Mari Puji Tuhan Yesus
Ses. Pembacaan Alkitab: NKB. No 119 Nyanyikan Lagi Bagiku.
Ses. Pengakuan Iman: NNBT No.27. Ya Tuhan Engkaulah
Persembahan: KJ No.428 Lihatlah Sekelilingmu
Nyanyian Penutup: NNBT No. 28. Ya Tuhan, Tolong Aku.