TEMA: “Yesus yang Terangkat ke Sorga, Mengutus Gereja-Nya ke Tengah Keberagaman”
BACAAN ALKITAB : Kisah Para Rasul 1:6-11
Saudara-saudara yang dikasihi Yesus Kristus,
Hari Persatuan Wanita Kaum Ibu adalah momen kebersamaan untuk mempererat persekutuan dalam mempertegas peran wanita GMIM di tengah-tengah masyarakat yang majemuk. Identitas sebagai perempuan sekaligus wanita dan ibu-ibu gereja harus nyata imannya kepada Yesus Kristus dalam kehidupan keluarga dan dalam pergaulannya di tengah keberangaman sosial. Memang, dengan kemajuan teknologi yang ditandai dengan penggunaan media sosial yang mungkin menyita waktu sehingga kualitas pertemuan dan komunikasi dengan suami dan anak-anak semakin berkurang. Teknologi komunikasi mulai dirasa sebagai hambatan dalam kebersamaan keluarga. Kita membutuhkan pemulihan mental dan spiritual yaitu menempatkan teknologi informasi, media sosial itu pada waktu-waktu yang tepat dan cerdas bermakna. Hari kenaikan Yesus Kristus ke sorga memberi semangat kepada W/KI GMIM untuk melaksanakan tugas dan panggilannya di tengah keberagaman.
Kitab Kisah Para Rasul yang ditulis oleh Lukas dan ditujukan kepada Teofilus. Kis 1:1. Tujuan kitab ini adalah untuk menjelaskan karya dan mujizat TuhanYesus yang diterima secara pribadi maupun selompok orang yang mengakui kemahakuasaan Tuhan di dalam Yesus Kristus. Kuasa Yesus sebagaimana Yesus terangkat kesorga setelah kebangkitan-Nya selama empat puluh hari dan Ia berulang-ulang kali menampakan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah. Kis 1:3b.
Khusus bacaan kita hari ini Kisah Para Rasul 1:6-11 adalah cerita tentang Yesus terangkat kesorga. Namun sebelum Yesus terangkat ke sorga ada pertanyaan yang diajukan oleh orang-orang yang berkumpul di situ yaitu“ Tuhan maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel. (Ayat 6). Ternyata murid-murid masih salah paham tentang suatu kerajaan yang terfokus kepada pemulihan kerajaan Israel secara politik. Karena itu Yesus tidak memberi teguran kepada para murid-Nya tentang pertanyaan yang dijauhkan mereka kepada-Nya dan Yesus tidak pula memberi jawaban yang langsung. (Ayat 7). Yesus menjawab bahwa para murid tidak perlu mengetahui masa dan waktu yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya. Para murid-Nya tidak mempersoalkan pemulihan kerajaan Israel tetapi mereka diberi tugas khusus untuk menjadi saksi-Nya. Ayat 8: Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi. Untuk menunaikan tugas ini harus mereka terima dari Roh Kudus yang bekerja di dalam mereka. Hanya dengan cara demikian maka kesaksian para murid bukanlah sekedar ucapan mereka sendiri melainkan merupakan suatu rancangan Allah. Mereka membawa kesaksian ini tidak saja akan terbatas kepada bangsa Yahudi sendiri yaitu Yerusalem dan Yudea tetapi harus dibawa juga kepada penduduk yang beranekaragam di Samaria bahkan sampai kepada semua bangsa di dunia ini. Dalam situasi yang demikian maka Yesus terangkat kesorga yang langsung disaksikan oleh para murid-Nya dan awan sebagai tanda kemuliaan kehadiran Allah. Kenaikan Kristus berarti bahwa Dia sudah memutuskan yang kelihatan dengan para murid-Nya di bumi. Saat kenaikan Yesus ke sorga para murid sedang menatap, kelangit tiba-tiba berdiri dua orang yang perpakaian putih untuk menyampaikan pesan khusus bahwa suatu kali kelak bahwa Yesus akan datang kembali dengan cara yang sama seperti waktu Ia terangkat yaitu penuh kemuliaan. Penantian akan kembalinya Kristus secara jasmaniah merupakan inti iman Kristen. (Ayat 9-11).
Saudara-sauara yang diberkati Tuhan,
Yesus yang terangkat ke sorga, mengutus gereja-Nya ke tengah keberangaman merupakan suatu cara gereja berada di dunia ini untuk menceritakan dan memberitahukan perbuatan-perbuatan besar yang Tuhan Allah telah kerjakan melalui Yesus Kristus. Gereja diberikan kuasa Roh Kudus untuk melaksankan tugas panggilan yang sudah dipercayakan kepadanya yaitu bersekutu, bersaksi dan melayani sampai Tuhan Yesus datang kembali. Gereja tidak boleh menjadi serupa dengan dunia walaupun gereja berada di dunia tetapi gereja harus membaharui dan dibaharui. Gereja diutus juga dalam berbagai keragaman suku, agama, dan golongan serta warna kulit yang berbeda-beda. Gereja harus bersaksi seperti “Jika orang Kristen atau Wanita/Kaum Ibu berdoa dan ada yang hadir dari golongan agama lain, maka doa tersebut harus ditutup dengan nama Tuhan Yesus”. Kuasa yang sama sudah diberikan kepada para rasul, maka kuasa Roh Kudus itu pula yang menguatkan kita untuk melaksanakan amanat agung Tuhan Yesus untuk memberitakan Injil.
Di perayaan kenaikan Yesus kesorga sebagai warga Gereja Masehi Injili di Minahasa, kita juga memperingati Hari Persatuan Wanita/Kaum Ibu GMIM sebagai ucapan syukur atas berkat yang diberikan kepada gereja-Nya yang di utus ditengah keberagaman. Karena itu diperayaan hari kenaikan Yesus ke sorga kitapun terus berdoa, membaca Alkitab, mengurus rumah tangga, bekerja sesuai profesi yang Tuhan sudah berikan kepada kita untuk hormat dan kemuliaan nama Tuhan Yesus. Amin.