TEMA : “Perempuan yang Cakap”
BACAAN ALKITAB: Amsal 31:10-31
Saudara saudara yang diberkati Tuhan,
Hari ini ada ungkapan syukur atas Hari Ulang Tahun ke-85 Wanita/Kaum Ibu GMIM. Hal ini sangat indah dan mengagumkan karena pertolongan, perlindungan dan kasih sayang Tuhan kepada seluruh Wanita/Kaum Ibu GMIM. Wanita GMIM tidak saja bekerja untuk kebutuhan keluarganya tetapi juga telah membangun gereja dan bangsa yang masing-masing mempunyai peran dan kecakapan yang berbeda-beda. Wanita atau perempuan yang cakap dapat dilihat dalam praktek hidup yang dimulai dari keluarga.
Bacaan kita dalam Perayaan HUT ke-85 Wanita/Kaum Ibu GMIM dari Amsal 31:10-31 yang menceritakan tentang karakter dan potensi dari seorang wanita atau isteri yang dimulai dengan perkataan: “isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya?” Ia lebih berharga dari pada permata, (ayat 10). Isteri atau wanita yang cakap memiliki makna kebenaran, kehormatan yang melebihi permata. Isteri yang cakap juga dipercaya oleh suaminya “Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan kekurangan keuntungan yang ber-hubungan dengan kejujuran dan integritas yang dimiliki oleh seorang isteri yang melakukan peranannya dengan baik sehingga memberikan keuntungan. Sebagai isteri atau perem-puan yang cakap maka ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya, (ayat 11). Perempuan yang cakap tidak saja menghormati suaminya tetapi juga berusaha bekerja untuk menafkahi kebutuhan keluarganya. Banyak cara untuk memenuhi kebutuhan yang dilakukan oleh seorang perempuan yang cakap yaitu: Ia mencari bulu domba dan rami yang merupakan gambaran betapa perempuan mau mencari apa yang dibutukan dalam keluarga bahkan senang berkerja dengan tangannya sendiri; Ia berusaha tidak mengharapkan bantuan dari orang lain untuk mendatangkan makanan dalam rumah tangganya; Kehidupan setiap hari dari seorang perempuan yang cakap dimulai dari rajin bangun pagi-pagi sebelum matahari terbit untuk menyiapkan makanan bagi seisi rumahnya. Bahkan pengamsal pun memberi penekanan bahwa seorang perempuan yang cakap mampu mengorganisasikan dan mengatur pembagian tugas dalam rumah tangganya. Ia mempersiapkan keperluan masa depan yang lebih baik dengan membeli sebuah ladang yang ia inginkan untuk bercocok tanam atau dijadikan kebun anggur, (ayat 12-16).
Perempuan yang cakap mengikat pinggangnya dengan kekuatan, ia menguatkan lengannya untuk mendapatkan keuntungan. Bahkan sebelum tidur pun perempuan yang cakap memegang pemintal untuk penyulam pakaian lenan. Bahkan perempuan yang cakap suka membagi dengan mengulurkan tangannya kepada orang tertindas dan miskin. Perempuan ini juga memperlengkapi seisi rumahnya dengan permadani, dan pakaian dari lenan halus dan kain unggu dan sebagian dijualnya, untuk mengantisipasi bilamana ada salju, (ayat 17-24). Sebagai isteri atau perempuan yang cakap ia pun mampu membuka mulut dengan hikmat untuk memberi pengajaran yang lemah lembut kepada anak-anaknya sehingga anak-anak berbahagia dan suami memuji dia, ayat 25-29.
Saudara-saudara dan Ibu-ibu yang dikasihi Tuhan.
Kitab Amsal ini memberikan motivasi yang sangat kuat bagaimana peran ibu-ibu atau isteri yang terhimpun dalam wadah Wanita/Kaum Ibu GMIM yang sedang merayakan hari ulang tahunnya. Perempuan yang cakap tidak saja ditandai dengan tahu meghormati suaminya sehingga suaminya selalu terpikat dengannya melainkan ia juga dituntut memiliki karakter yang dapat dipercaya, rajin, murah hati, berhikmat dan takut akan Tuhan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa sekarang begitu banyak perempuan mempunyai perangai seperti yang digambarkan dalam kitab Amsal 31:10-31 yaitu dikasihi suaminya dan rajin memenuhi kebutuhan rumah tangganya, rela berkorban, rendah hati dan yang melayani sebagaimana dari seorang perempuan GMIM dalam melakukan peranannya sehingga dapat menjadi berkat bagi keluarga dan menjadi kesaksian yang hidup bagi masyarakat sekitar. Amsal 31:10-31 adalah pedoman dalam kehidupan sehari-hari untuk bertumbuh dalam hidup yang takut akan Tuhan, yang menghasilkan karakter kristiani seperti yang dimiliki wanita yang cakap, yang memampukan Wanita/Kaum ibu GMIM untuk melakukan peranannya dengan baik dalam keluarga, gereja maupun masyarakat. Amin.