Saudara-saudara, di malam natal ini menjadi bukti bagi kita bahwa janji penyertaan Tuhan dalam kehidupan kita bukanlah sesuatu yang kita sebut dengan hoax, sesuatu yang belum pasti kebenarannya. Tuhan yang sudah menyertai kita dan akan terus menyertai kita kini serta hari-hari yang akan datang. Hampir sepanjang tahun ini kita sering mengalami ketakutan dan kekuatiran yang diperhadapkan dengan adanya virus corona. Namun sungguh luar biasa pengaruh kata Natal bagi kita yang membuat kita merasakan sukacita dan kebahagiaan. Seberat apapun pergumulan kita, sekuat apapun cobaan itu tapi peristiwa kelahiran Tuhan Yesus selalu menjadi obat yang ampuh yang bisa membangkitkan semangat dalam diri kita dan memberi kekuatan yang baru untuk menapaki kehidupan ini sehingga kita memohon jadikan hatiku palungan-Mu
Saudara-saudara, Yusuf dan Maria menorehkan sejarah yang besar yang berhasil mengubah iman orang-orang yang kurang percaya menjadi percaya. Kita bisa membayangkan jika kedua orang ini tidak bersedia menjalankan perintah Allah maka hari ini kita tidak merayakan malam Natal. Kedua orang ini percaya pada janji Tuhan, sehingga tidak ada ketakutan dan kekuatiran dalam diri mereka saat dalam keadaan hamil besar, Maria harus mengikuti tunangannya untuk berjalan ke Betlehem. Dalam keadaan yang mencekam, yang seharusnya sebagai manusia penuh dengan kekuatiran karena bisa saja Maria melahirkan di tengah jalan karena kondisinya saat itu, ia sedang dalam keadaan hamil besar atau orang Manado bilang so dekat-dekat. Perjalanan yang ditempuh oleh Yusuf dan Maria ini, menjadi salah satu bukti sejarah bagi kita bahwa kalo Tuhan utus, Tuhan pasti urus.
Maria dan Yusuf harus melakukan perjalanan ke Betlehem yang mana saat itu Kaisar Agustus punya kepen-tingan mengeluarkan perintah agar dilakukan sensus pen-duduk. Beberapa penafsir mengatakan bahwa sensus ini dilakukan untuk kepentingan pajak. Dan salah satu syarat dari pengadaan sensus ini, yaitu semua orang harus mendaftar di daerah asal mereka. Itulah mengapa Yusuf yang berada di kota Nazaret itu harus pulang ke kampung halamannya, yaitu kota Daud yang bernama Betlehem karena dia adalah seorang dari keturunan Daud. Namun perjalanan yang ditempuh oleh kedua orang ini pun menjadi bukti penggenapan firman Allah dalam Mikha 5:1 Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala. Allah bisa memakai siapapun, apapun, dan keadaan bagaimanapun untuk menyatakan kuasa-Nya. Tanpa disadari oleh Kaisar, rencananya menye-babkan tergenapinya nubuat firman Tuhan. Allah mem-bimbing Maria dan Yusuf seperti orang buta ke tempat dimana Kristus harus dilahirkan. Maria dan Yusuf sudah pasti sama seperti orang tua pada umumnya yang sudah mem-persiapkan segala sesuatu untuk kelahiran Yesus.
Saudara-saudara, rencana Allah bukanlah seperti ren-cana manusia, yang terbaik menurut manusia belum tentu baik menurut Allah; maka berserah dan percaya kepada Allah yang menuntun kehidupan kita. Sebagaimana Yesus lahir dalam palungan di Betlehem, kitapun menjadikan hati kita, palungan-Nya. Yesus harus hadir dalam hati dan tindakan kita.
Maria dan Yusuf tidak pernah berharap untuk melahirkan seorang anak di kandang yang hina, tapi tempat kelahiran Yesus ini menjadi tempat satu-satunya yang tersisa di malam itu, saat dimana Maria harus melahirkan, mereka mencari tempat untuk melahirkan bayi Yesus ini, tapi yang tersisa di malam itu hanya ruang bawah, tempat dimana hewan beristirahat. Tempat yang hina, dipilih menjadi tempat seorang Mesias lahir. Mungkin kita bertanya-tanya mengapa dengan kuasa-Nya yang besar, Ia memilih untuk lahir di tempat yang hina itu? Yesus, sang Juruselamat itu mau memberitahukan kepada kita bahwa, Dia yang lahir di kandang hina itu, adalah Dia juga yang mau menerima kita semua umat-Nya yang hina ini, bahkan hati kita menjadi palungan-Nya.
Saudara-saudara, peristiwa kelahiran Yesus ini menjadi kabar sukacita dan dan kabar gembira bagi kita yang mungkin saat ini malu/merasa hina untuk datang kepada-Nya. Sebesar apapun dosa yang telah kita perbuat, sehina bagaimanapun diri kita, Ia akan tetap membuka tangan-Nya lebar-lebar untuk memeluk dan menuntun jalan kehidupan kita yang dengan sungguh-sungguh mau datang kepada-Nya.
Kalau dulu di 2000 tahun yang lalu, saat Yesus akan dilahirkan oleh Maria ibu-Nya, Dia tidak bisa mendapatkan tempat yang layak untuk dilahirkan. Tetapi, setelah 2000 tahun berlalu hendaknya kita menjadikan hati kita menjadi palungan Yesus. Penjaga penginapan di Betlehem pada malam saat Yesus dilahirkan tidak bisa memberikan tempat yang layak bagi Yesus untuk lahir namun kita harus memberikan tempat yang layak bagi Yesus.
Kisah Yusuf dan isterinya Maria menjadi motivasi bagi kita untuk tetap saling mengasihi sekalipun hidup kita tidak seindah yang dibayangkan. Maria dan Yusuf menerima apa yang Tuhan tetapkan bagi mereka, dan tetap menjalaninya dengan ketaatan dan ketulusan pada Allah yang berjanji memberkati mereka. Ketaatan mereka menghasilkan buah yang manis. Yesus yang lahir dari rahim seorang manusia biasa di kandang yang hina menjadi Raja di atas segala raja, dimana setiap orang di dunia hormat kepada-Nya, dimana kemuliaan hanya patut diberikan kepada-Nya, sang Mesias dan sang Juruselamat umat manusia.
Seorang penulis bernama Max Lucado dalam salah satu bukunya yang berjudul When God Whispers Your Name menuliskan kata-kata yang kiranya dapat menjawab per-tanyaan kita tentang mengapa Yesus harus dilahirkan di dunia ini. Kata-katanya seperti ini Jika kebutuhan terbesar kita adalah informasi, Tuhan mengirim seorang pendidik. Jika kebutuhan terbesar kita adalah teknologi, Tuhan mengirim seorang ahli sains. Jika kebutuhan terbesar kita adalah uang, Tuhan mengirim seorang ahli ekonomi. Jika kebutuhan terbesar kita adalah pengampunan, maka Tuhan mengirim seorang Juruselamat bagi kita. Karena itu mari kita berseru jadikan hatiku palungan-Mu. Yesus lahir dan hadir di hati dan keluaga kita kini dan selamanya. Amin!
Audio Bacaan Alkitab Setahun Minggu, 1 Oktober 2023 – Habakuk 1 s.d 3
Habakuk Pasal 1 Habakuk Pasal 2 Habakuk Pasal 3
Selengkapnya