TEMA BULANAN: “Hidup Sejahtera Bagi Semua Ciptaan”
TEMA MINGGUAN: “Yesus Imam Besar Agung Kita”
BACAAN ALKITAB: Ibrani 4:14-5:10
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Perkembangan zaman semakin pesat yang ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Era ini disebut era digital dengan makin maraknya penggunaan alat komunikasi, media dan tekhnologi sebagai salah satu produk revolusi Industri di era four point zero (4.0).
Siap atau tidak, kita harus menghadapinya. Kita tidak bisa memusuhi/menentang perkembangan zaman ini. Feno-mena ini cenderung membuat manusia tidak percaya lagi pada kekuasaan Allah dalam Yesus. Manusia merasa mampu melakukan sesuatu berdasarkan pengetahuannya. Kecen-derungan merasa lebih baik atau hebat dari yang lain apalagi merasa lebih unggul/superior. Hal itu dapat berdampak baik positif maupun negatif bagi kehidupan manusia. Lebih parah lagi, manusia lupa, bahwa Yesus yang empunya kuasa atas manusia ciptaan-Nya. Dialah Imam Besar Agung yang menjadi perantara manusia dengan Allah.
Untuk Itulah, tema minggu ini adalah “Yesus, Imam Besar Agung”, dengan maksud memberi landasan spiritual untuk menguatkan kehidupan rohani umat Tuhan. Orang percaya perlu memahami dengan benar tentang kuasa Yesus yang menjadi Imam besar Agung. Ia menjadi manusia dengan mengorbankan tubuh dan darah-Nya untuk keselamatan dunia ini. Sehingga kita tidak menjadi angkuh atau merasa diri lebih pandai dari Allah Pencipta-Nya. Hanya oleh pengenalan akan Yesus sebagai Imam besar Agung itu, maka kita dapat hidup sejahtera di antara semua ciptaan Tuhan.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Kitab Ibrani ditujukan kepada orang Kristen Yahudi untuk memberi penguatan agar mereka dapat mempertahankan imannya. Pada waktu itu jemaat Kristen mula-mula menghadapi penganiayaan berat secara fisik maupun sosial dari penguasa Romawi dan orang Yahudi. Ada sebagian orang Kristen yang tidak mampu mempertahankan keya-kinannya, mereka kembali kepada tradisi dan kepercayaan Yahudi bahkan ada juga yang meninggalkan kekristenannya/ murtad.
Jemaat yang mempertanyakan tentang kebenaran iman dan kesetiaan mereka kepada Yesus Kristus memperoleh kejelasan melalui surat ini. Surat Ibrani ini menguraikan tentang Yesus yang adalah Imam besar. Ia lebih unggul dan lebih besar dari semua tokoh agama Yahudi, para imam Perjanjian Lama Harun, dan para Malaikat. Imam dari kata Ibr: Kohen (Ingr: Priest). Asal kata ini dari bahasa Yunani Presbyteros (tua, penatua) yang bertugas memimpin him-punan orang beriman atau orang yang bertanggung jawab atas segala sesuatu yang kudus. Selanjutnya kalimat ..’karena kita sekarang’.. telah memiliki Yesus Kristus sebagai Imam besar Agung. Beberapa hal yang menonjolkan keunggulan Imam Besar Agung :
Pertama, Yesus Imam besar jauh lebih agung daripada Harun dan Imam lainnya. Ia telah melintasi semua langit untuk memerintah segala sesuatu. Sebagai Imam besar, Ia telah mempersembahkan diri-Nya sebagai korban yang sempurna, menghapus dosa manusia sekali untuk selamanya. Keunggulan Kristus dinyatakan dengan cara merendahkan diri dan taat sampai mati (Filipi 2:8). Ia telah memiliki kesempurnaan Ilahi yang sanggup menyelamatkan semua yang datang dan percaya kepada-Nya. Ia melaksanakan secara sempurna seluruh kehendak Allah dan tidak pernah menyimpang daripada-Nya. Ia membuka jalan baru melalui diri-Nya sendiri. Oleh dan di dalam Yesus manusia diper-damaikan dengan Allah. Dialah, Perantara manusia dengan Allah.
Kedua, Yesus adalah Imam besar yang tidak berdosa, baik dalam perkataan maupun perbuatan. Tipu daya tidak ada di dalam mulut-Nya. Ia kudus, tidak bercela, penuh rahmat dan belas kasihan. Di dalam kemanusiaan-Nya, Ia turut merasakan penderitaan dan kelemahan kita sebab Ia telah mengalami kelemahan, penderitaan dan penghianatan yang mencapai puncaknya di Golgota. Jadi Kristus telah menunaikan jabatan-Nya sebagai Imam besar.
Sedangkan di dalam Perjanjian Lama, Imam besar bertugas memimpin upacara persembahan korban setiap tahun. Ia memasuki ruang Mahakudus dan memercikkan darah korban untuk pendamaian. Ia juga mewakili umat manusia yang lemah dan berdosa untuk mendapatkan pendamaian dari Allah. Tapi seorang Imam besar ini tidak dapat menghapus dosa dirinya sendiri dan umat manusia.
Penulis Ibrani juga menjelaskan mengenai Yesus sebagai Imam Besar menurut peraturan Melkisedek (Ibrani: Malki-Tsedeq artinya “Raja Kebenaran”). Melkisedek adalah Imam Allah Yang Mahatinggi (Kej.14:18,19). Imam besar menurut peraturan Melkisedek menggambarkan Imam besar yang kekal dan jauh lebih tinggi dari Imam besar menurut Harun. Imam yang tidak didasarkan pada keturunan (tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah, dijadikan sama dengan Anak Allah, menjadi imam selama-lamanya). “Melkisedek” yang akan datang sebagai seorang Raja dari keturunan Daud, ditetapkan Allah untuk menjadi Imam selama-lamanya. Atas dasar itulah maka Daud dan keturunannya menjadi ahli waris atas jabatan imam dari Melkisedek. Yesus yang adalah keturunan Daud, menjadi Imam besar menurut peraturan Melkisedek. Dia disebut Imam Allah yang Mahatinggi karena Ia telah menggenapi nubuat itu (Maz.110:4, Ibr.7:1).
Yesus menjadi Imam Besar Agung sebab memiliki hidup yang tidak dapat binasa (Ibrani 7:15-16) dan Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi setiap orang percaya yang tetap taat kepada-Nya.
Makna dan Implikasi Firman
Yesus sebagai Imam Besar yang Agung telah memper-sembahkan Diri-Nya menjadi korban keselamatan sekali dan untuk selamanya. Ini harus menjadi dasar keyakinan kita dan keistimewaan setiap orang yang percaya.
Pengorbanan Kristus dengan mempersembahkan diri-Nya sendiri harus memotivasi dan menggerakkan kehidupan orang percaya untuk mengakhiri tahun ini dengan baik. Selanjutnya memberikan landasan harapan di tahun yang akan datang untuk mensyukuri pengorbanan Kristus dengan mempersembahkan tubuh sebagai korban yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah.
Di era digital, orang Kristen harus teguh dalam peng-harapan iman kepada Yesus supaya oleh kasih karunia dapat menikmati hidup sejahtera.
Gereja harus mempersiapkan generasi masa depan dengan memberikan pelayanan spiritual secara kontinu untuk pertumbuhan imannya agar mereka tahu dan yakin bahwa segala kekuatan dan kehebatan ilmu pengetahuan dan teknologi, tidak lebih tinggi dari Yesus yang empunya kuasa di sorga dan di bumi.
Yesus adalah sumber hikmat manusia dan menjadi pokok keselamatan abadi baik bagi orang yang mati karena mempertahankan imannya maupun mereka yang tetap bertahan dan taat kepada-Nya.
Gereja dalam keterpanggilannya perlu memberi pendam-pingan bagi para pemimpin agar mereka mengambil bagian dalam tugas keimaman untuk membangun relasi yang baik dengan Tuhan Allah dan berimplikasi kepada kesejahteraan masyarakat yang dipimpinnya. Maksudnya adalah supaya hidup para pemimpin bergantung penuh kepada Tuhan dan mendasarkan pengetahuan, jabatan dan kekuasaannya kepada-Nya, supaya hidup penuh sejahtera teralami oleh semua ciptaan Tuhan.
Memaknai natal Yesus memberi acuan bagi kita di dalam memasuki tahun baru agar kita tetap konsisten untuk mengakui Yesus sebagai yang utama melebihi kekuatan, kekuasaan dan pengetahuan kita.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Apa yang dimaksud dengan Yesus sebagai Imam Besar Agung sesuai perikop Ibrani 4:14-5:10?
- Bagaimana sikap iman orang percaya dalam menghadapi tekanan dan penderitaan ?
- Apa yang seharusnya dilakukan gereja untuk memberikan penguatan iman bagi generasi masa kini, agar selalu hidup bergantung pada Yesus?
NAS PEMBIMBING: Mazmur 110:4
POKOK-POKOK DOA:
Supaya orang percaya teguh dalam iman dan pengharapannya kepada Yesus.
Cara yang tepat memasuki tahun yang baru.
Para pemimpin yang terpilih.
Gereja mempersiapkan Generasi muda, generasi masa kini memasuki tahun yang baru dengan mengandalkan Yesus sebagai Imam Besar Agung.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:
HARI MINGGU BENTUK V.
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Persiapan : NNBT. No.3 Mari Kita Puji Allah.
Ses Nas Pembimbing : Yesus Hu yang Ajaib
Sesudah Hukum Tuhan: KJ No. 246 Ya Allah Yang Mahatinggi
Pengakuan Dosa : KJ No. 25 Ya Allahku, Di Cahya-Mu
Pemberitaan Anugerah Allah: NKB. No. 34 Setiamu, Tuhanku, Tiada Bertara.
Persembahan : NKB.No.197 Besarlah Untungku
Penutup: NNBT No.26 Tuhan Yesusku Mutiara Hatiku.
ATRIBUT:
Warna dasar putih dengan simbol lilin dan palungan.