TEMA BULANAN : “Hidup Sejahtera Bagi Semua Ciptaan”
TEMA MINGGUAN: “Makna Salam Kristiani”
Bacaan Alkitab : Roma 16:1-16
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Kita kini telah berada pada dekade industrialisasi, yang sangat memengaruhi perilaku dan gaya hidup seseorang. Baik generasi milenial maupun kita yang hidup di zaman modern dan post modern, menyebut masa ini dengan sebutan zaman four point zero (4.1), dan sedang menuju pada five point zero (5.1). Di era ini, kemajuan teknologi elektronika membuat banyak orang semakin individualistis, egois dan sangat kurang ber-sosialisasi. Gawai dan berbagai bentuk teknologi informatika telah banyak merebut kehangatan dalam relasi kekeluargaan, persahabatan dan berbagai hubungan baik yang pernah ada, sehingga orang lebih berfokus pada diri sendiri dan kurang peduli terhadap sesama serta lingkungan sekitarnya. Kondisi ini membuat relasi antar sesama, termasuk dalam hal saling me-nyapa, semakin berkurang dan banyak yang kehilangan makna.
Dalam hidup ke-Kristen-an, saling memberi salam bukan sekedar sudah menyapa, tetapi mengandung makna mendalam untuk mempererat relasi kekeluargaan, persahabatan dan kemitraan yang saling menopang dalam pelayanan. Sebab saat kita memberi salam, itu berarti kita mau saling menerima tanpa diskriminasi, menghargai, menghormati, mengingat dan mem-beri semangat dalam pelayanan bersama. Dengan demikian, makna salam Kristiani dan salam sehat bukan hanya sekedar basa-basi, tapi memiliki semangat yang kokoh untuk berjuang bersama dalam hidup dan pelayanan yang dipercayakan Tuhan bagi setiap orang percaya.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Bacaan Alkitab ini adalah bagian-bagian akhir dari kitab Roma, yang banyak memuat ucapan-ucapan salam dari rasul Paulus. Surat ini ditulis sekitar tahun 55-56 M dan dari buah pemberitaan Injil ini, Paulus memperkenalkan dirinya kepada para pengikut Kristus di Roma, yaitu jemaat Kristen perdana, yang terdiri dari orang-orang Kristen non Yahudi dan Kristen Yahudi yang kembali ke Roma, setelah berada dalam pembuangan pada beberapa tahun sebelumnya.
Dalam pelayanannya sebagai seorang rasul, Paulus sangat menghargai relasi dengan para sahabat Injil, sebab ia tidak hanya bekerja sendiri, melainkan berada bersama dengan teman-teman dalam satu tim pelayanan. Itu sebabnya Paulus berusaha memelihara relasi yang baik dan memberi dukungan terhadap teman-teman sepelayanan dalam bentuk salam dan hormat, juga menopang jemaat Tuhan untuk dapat menerima dan menghargai mereka yang melayani jemaat Tuhan.
Perhatian dan kasih Rasul Paulus terhadap anggota jemaat dan teman sepelayanan adalah bentuk pelayanan holistik, yaitu memperhatikan mereka dalam berbagai aspek kehidupan. Sikap holistik Paulus ini nampak juga dalam nasehatnya terhadap orang Kristen di Roma, supaya dapat memperhatikan mereka yang telah berjerih lelah dalam pelayanan bersama dengannya, baik dalam upaya memberitakan Injil, maupun yang mengambil bagian dalam pelayanan meja atau berdiakonia.
Pengenalan Paulus terhadap teman-teman sepelayanan nampak saat ia menyebut nama mereka, baik sebagai pribadi maupun komunitas keluarga, juga karakteristik pelayanan yang mereka miliki dan tunjukkan selama melayani bersamanya. Dari cara menyebutkan nama dan sikap dari para sahabat Injil dalam pelayanan, menunjukkan bahwa Paulus adalah teman yang peduli dan suka memberi perhatian dalam tim pelayanan bagi kemajuan Injil Kristus. Sebaliknya, keteladanan hidup dari orang-orang yang telah menerima Injil dan diselamatkan di dalam Kristus, menjadi daya dorong bagi Paulus untuk memotivasi jemaat tentang kasih yang nyata dan nampak dalam tindakan serta terasa dalam perkembangan iman jemaat.
Kasih dalam tindakan yang nyata itu juga tergambar melalui saling memberi salam, sebagai salah satu bentuk tindakan spiritual yang menopang orang percaya untuk saling mendukung dalam pelayanan dan hidup yang dikaruniakan Tuhan bagi mereka.
Dalam bagian Alkitab ini kita dapat mengetahui bahwa ada lebih dari 28 pribadi yang mendapat salam khusus dari Rasul Paulus, yaitu: Febe, Priskila, Akwila, Epenetus, Maria, Andronikus, Yunias, Ampliatus, Urbanus, Stakhis, Apeles, Aristobulus, Herodion, Narkisus, Trifena, Trifosa, Persis, Rufus, ibunya Rufus, Asinkritus, Flegon, Hermes, Patrobas dan Hermas, juga saudara-saudara yang tidak disebutkan nama mereka, Filologus, Yulia, Nereus dan saudaranya perempuan, Olimpas dan segenap orang kudus yang beserta dengan mereka.
Paulus sangat menghargai mereka dan ia menyampaikan apresiasinya kepada mereka, untuk setiap karya yang telah mereka perjuangkan dan lakukan demi kemajuan Injil. Penghargaan itu ditunjukkan Paulus, antara lain melalui ucapan salam yang membangkitkan semangat. Paulus menunjukkan bahwa saat ia menyampaikan salam dan menyapa mereka menurut nama masing-masing, tidak sekedar tindakan basa-basi, melainkan menjadi sebuah usaha atau tindakan membangun relasi spiritual dan psikologis yang kuat, supaya selalu saling menopang di dalam pelayanan. Disamping itu, Paulus juga hendak memotivasi mereka bahwa sebagai satu tim pelayanan, hendaklah mereka saling mengingat, menghormati dan menghargai setiap jerih juang dalam melayani.
Bagi Paulus, perjumpaan dengan para sahabat Injil dengan karakteristik masing-masing adalah anugerah Tuhan dan sebagai satu tim pelayanan hendaknya mereka tetap memiliki kekuatan spiritual yang mendorong mereka untuk kuat dan mampu menghadapi berbagai tantangan dan penderitaan. Dorongan spiritual itu diantaranya adalah saling memberi salam sebagai simbol sebuah penghargaan dan hormat terhadap ikatan persekutuan, kesaksian dan diakonia di dalam dan melalui kehidupan yang memberi teladan.
Ungkapan salam dari Paulus mengandung nilai-nilai kristiani, untuk mengingatkan mereka bahwa sebagai satu tim pelayanan, walau mereka ada di tempat dan wilayah pelayanan yang berbeda, tapi mereka wajib saling mengenal, mengingat, peduli dan menolong satu dengan yang lain, sebagai kesatuan jemaat Tuhan, Tubuh Kristus yang saling menopang.
Teman sepelayanan Paulus terdiri dari: laki-laki, perempuan, orangtua, keluarga, orang muda, orang Yahudi, Yunani, Romawi, budak, orang merdeka, tahanan, orang sederhana, orang terpandang. Dari berbagai latar belakang itu, Paulus me-nyampaikan sapaan hangat bagi setiap mereka, tanpa ada dis-kriminasi atau perlakuan berbeda terhadap teman sepelayanan.
Makna dan Implikasi Firman
Salam adalah salah satu bentuk komunikasi, untuk membangun relasi di antara anggota keluarga, jemaat dan masyarakat dan bagi kita di tanah Minahasa, salam yang khas terdengar adalah ucapan “tabea” dan bagi kita warga gereja, salam yang akrab terdengar adalah orang saling menyapa dengan kata Shalom dan juga salam sehat.
Ucapan salam adalah bentuk komunikasi yang meng-akrabkan satu dengan yang lain. Selain itu dapat menjadi sarana dalam mempererat komunitas pergaulan, pekerjaan dan pela-yanan gerejawi. Sebab dengan saling memberi salam, kita dapat berkorelasi dengan sesama yang ada di sekitar kita, dengan setiap tugas dan tanggung jawab masing-masing.
Salam mempunyai fungsi untuk mengingat orang yang kita jumpai dan dengan menyebut nama yang kita sapa dalam pelayanan, dapat menimbulkan rasa hormat dan penghargaan untuk mereka yang kita sapa.
Mengapa penting bagi kita untuk mengingat nama dan menyapa seseorang dalam pelayanan, sebab kita mencontoh dari Tuhan Yesus yang menyapa dan menyebut setiap orang menurut nama mereka dan menyapa mereka tanpa diskriminasi, untuk memberi kesan bahwa mereka yang kita jumpai dalam pelayanan adalah orang-orang atau komunitas yang diingat sebagai rekan sepelayanan atau sesama saudara di dalam Kristus.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Apa yang menjadi inti berita Roma 16:1-16?
- Apa rahasia keberhasilan pelayanan Rasul Paulus?
- Bagaimana cara kita kita memberi salam tanpa diskriminasi, tapi dengan kasih?
NAS PEMBIMBING: Mazmur 133:1
POKOK-POKOK DOA:
Ada saling menyapa di antara warga gereja, mulai dari dalam keluarga
Selalu ada kesadaran bagi warga gereja untuk menyapa seseorang dalam membangun relasi selaku orang percaya.
Saling menopang dalam pelayanan
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:
HARI MINGGU BENTUK I
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Persiapan: PKJ. No .19 Mari Sembah
Tahbisan dan Salam: KJ No. 5 Tuhan Allah, Nama-Mu
Nas Pembimbing: NKB. No 72 Nama Yesus Berkumandang
Pengakuan Dosa & Pemb Anugerah Allah: NNBT. No 36 Barangsiapa yang Percaya Kepada Tuhan
Pengakuan Iman : KJ No 280 Aku Percaya
Hukum Tuhan: KJ No. 54 Tak Kita Menyerahkan
Doa, Pembacaan Alkitab dan Pemberitaan Firman Tuhan: NNBT. No 46 O, Alangkah Indah Hidupku
Ses Khotbah: KJ No. 356 Tinggalah Dalam Yesus
Persembahan: PKJ No. 146 Bawa Persembahanmu
Nyanyian Penutup: NNBT. No 20 Kami Bersyukur Pada-Mu, Tuhan.
ATRIBUT:
Warna dasar putih dengan lambang lilin di atas palungan.