SOBAT obor, kata bermegah mempunyai arti membanggakan, membesarkan atau menyombongkan diri bahkan memiliki kecenderungan untuk berlaku ingin lebih megah dari orang lain. Memang pada dasarnya manusia memiliki kecenderungan untuk menonjolkan diri dari orang lain. Dengan demikian maka ia terus berusaha untuk melampaui yang lain. Tidak ada dalam kamus untuk kalah dari orang lain terlebih dari musuh bebuyutan kita. Hal inilah yang kemudian mendorong banyak orang setelah mereka berada dalam titik keberhasilan mulai membanggakan/ memegahkan diri atas setiap pencapaian-pencapaian mereka dan akhirnya jatuh pada dosa kesombongan. Seharusnya dari setiap apa yang kita peroleh melalui perjuangan, tidak membuat kita melupakan Tuhan sebagai pengatur hidup dan menjadi sumber keberhasilan dari semua yang kita miliki. Kita harus bermegah dalam Tuhan sebagaimana ungkapan Yesaya 9:23-24: “tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut; bahwa ia mengenal dan memahami Aku, bahwa Akulah Tuhan yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman Tuhan”.
Sobat obor, kebenaran firman hari ini menyatakan bagaimana bangsa Yehuda dikasihi-Nya dan dianugerahkan berkat yang melimpah untuk dinikmati setelah pertobatan yang sungguh kepada-Nya. Dikatakan dalam bacaan kita hari ini, “maka kamu akan makan banyak-banyak dan menjadi kenyang”. Perbuatan Tuhan yang luar biasa ini membawa umat-Nya yaitu bangsa Yehuda harus bermegah dari setiap kemurahan-Nya. Bermegah dalam Tuhan sebagaimana diungkapkan oleh Yoel adalah memuji-muji Tuhan, Allahmu yang telah memperlakukan kamu dengan ajaib sehingga mereka tidak akan menjadi malu untuk selama-lamanya. Tuhan menjadikan kita menikmati kemurahan dan berkat-Nya agar supaya kita bermegah, berhaleluyah, memuji Tuhan, menceritakan kebaikan Tuhan yang ajaib yang berlaku dalam kehidupan kita dan bukan sebaliknya.
Sobat obor, memang tidaklah mudah untuk terus bermegah dalam Tuhan. Tidaklah mudah untuk memuji dan menceritakan kebaikan Tuhan setiap hari dalam kehidupan kita selaku orang muda. Sebab tidak dapat kita pungkiri bahwa dalam kehidupan yang dijalani terkadang lebih banyak menceritakan tentang diri kita dengan segala yang dicapai, dibandingkan untuk terus menceritakan kebaikan-Nya disepanjang kehidupan masa muda kita. Belum lagi saat kita mengalami hal-hal yang sulit terkadang yang terjadi kita lebih banyak mengeluh atas beratnya kehidupan yang teralami. Amin. (ARMI)