SOBAT Obor, baru- baru ini kita melihat sebuah berita viral tentang khotbah yang dibawakan oleh robot di Amerika. Kecanggihan teknologi membuat apa saja bisa dilakukan dengan digital. Contohnya google yang mulai disebut sebagai jawaban atas segalanya. Apa saja yang kita butuhkan untuk ditanyakan ada di sana. Mulai ada pula yang menyebut google sebagai jawaban hidup (hampir sama dengan Tuhan?) Pengkhotbah itu adalah sebuah robot dunia maya, dan dengan aplikasi canggih semua bacaan dalam Alkitab bisa ditafsirkan layaknya seorang manusia pengkhotbah yang mengkaji bacaan Alkitab dan membuat perenungan untuk jemaat. Di satu sisi kita berbangga karena digitalisasi dipakai juga untuk memuliakan Tuhan melalui khotbah online. Tetapi tentang pengkhotbah yang bukan manusia, perlu dikaji kembali apakah sesuai dengan maksud Tuhan yang memakai tugas keimaman untuk memberitakan Firman.
Demikian pula dengan keberadaan Tuhan Yesus sebagai Juruselamat. Ada pandangan yang menyebut bahwa tanpa Tuhan pun, asalkan kami hidup baik, damai dan tidak menyakiti orang lain itu sama dengan mempercayai Tuhan. Firman dalam ayat ini menegaskan “barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah”. Jelas di sini bahwa keselamatan manusia itu membutuhkan pengakuan dari mulut kita yang tentu berasal dari hati atau seantero hidup kita bahwa Tuhan Yesus adalah Juruselama,: yang menyelamatkan. Mengenal Allah dalam Yesus terlebih dahulu baru kita bisa memahami kasih Allah yang la berikan bagi manusia. Karena kasih yang ada di dunia ini tidak sama dengan kasih yang Allah telah nyatakan bagi kita. Maka agak keliru orang yang memahami Kekristenan tanpa Kristus. Sebaik apapun kita dari segi moral dalam hidup, atau sedamai apapun kita dengan sesama, jika tanpa Kristus yang merupakan Sumber keselamatan dan kasih, maka sia- sialah setiap usaha kita menemukan keselamatan itu. Amin. (DLW)