Penulis : Pdt. Frany P. Kuron, S.Th
SOBAT obor, Paulus dan Timotius harus “berpisah jalan”. “Pisah jalan”, bukan bertengkar dan berpisah. Tapi “pisah jalan” karena tanggung jawab pelayanan. “Pisah jalan” harus terjadi tapi komunikasi terus terjalin. Surat menjadi sarana Paulus dan Timotius bertukar kabar, dan menjadi alat bagi Paulus untuk menguatkan, meneguhkan, mengajar dan menasehati Timotius. Surat ini merupakan surat pribadi, tapi walaupun ditujukan secara pribadi kepada Timotius saja, isi surat ini juga berisi nasehat-nasehat Paulus berkaitan dengan kehidupan seluruh jemaat. Misalnya bagaimana harus memilih penilik jemaat, para diaken, dan para penatua jemaat. Masalah utama yang Paulus bahas dalam surat ini adalah guru-guru palsu yang mengajarkan doktrin yang berbeda (1:3) dan menimbulkan perselisihan (1:4) dalam keinginan mereka menjadi ahli Taurat(1:7).
Sobat obor, bacaan kita saat ini adalah nasehat, petuah, yang disampaikan orang tua kepada anaknya. Paulus menganggap Timotius sebagai anaknya. Timotius melayani pemberitaan injil bersama dengan Paulus. Timotius adalah teman sekerja Paulus yang paling setia, yang karena kesetiaannya, Paulus terus menyebut namanya dalam banyak surat yang ditulisnya. Timotius masih mudah dan kurang pengalaman. Tapi dalam kemudaannya Timotius sudah diberikan tanggung jawab pelayanan yang besar. Orang muda, kurang berpengalaman, banyak kekurangan, tapi bukan berarti tidak bisa diberikan tanggung jawab besar. Banyak orang muda yang bisa menjadi teladan dalam kemudaan mereka. Tapi orang muda juga harus sadar diri, sadar kekurangan sehingga terus belajar, juga sadar kelebihan supaya tidak cepat putus asa dan tetap rendah hati.
Salah satu petuah yang disampaikan Paulus kepada Timotius yaitu berdoa. Naikkanlah permohonan, doa syafaat, dan ucapan syukur untuk semua orang, untuk raja-raja dan untuk semua pembesar. Paulus menyampaikan alasannya mengapa Timotius harus berdoa. Pertama, doa membawa pada hidup yang tenang dan tentram. Kedua, doa membuat seseorang hidup dalam kesalehan dan kehormatan. Alasan ketiga mengapa berdoa, itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, juruselamat kita, yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran. Berdoa bagi semua orang karena itu yang Allah kehendaki dan itulah yang diteladankan Allah dalam diri manusia Yesus Kristus. Keselamatan bagi semua orang (ayat 5-6). Berdoa menjadi berkat bagi yang berdoa dan yang didoakan sehingga Paulus menasehati Timotius untuk berdoa. Berdoa adalah tindakan yang dikehendaki Allah untuk dilakukan orang percaya.
Sobat obor, ketenangan dan ketentraman ternyata berhubungan dengan doa. Mendoakan orang lain ternyata bukanlah tindakan yang tidak berguna atau siasia. Berdoa untuk semua orang termasuk bagi para pemimpin bisa membawa ketenangan dan ketentraman dalam kehidupan. Doa kita bisa mengubah seseorang yang jahat bertobat, berbalik arah, sifat dan sikapnya berubah dan menjadi baik. Doa bisa memberkati orang lain. Ketika banyak orang berbalik arah dari jahat menjadi takut akan Tuhan suasana hidup yang tenang dan tentram bisa teralami; bukan hanya bagi pribadi orang itu tapi juga bagi orang sekitar, termasuk bagi kita yang mendoakan mereka. Hal ini juga terjadi bagi pemimpin kita, doa bisa saja membuat pemimpin kita memperolah hikmat dan menjadi bijaksana. Dengan menjadi bijaksana para pemimpin kita bisa mengusahakan hidup yang tenang dan tentram. Doa juga menjadi berkat bagi kita yang berdoa. Dalam menjalani kehidupan keadaan terus berubah. Ada waktu keadaan nyaman teralami; ada waktu keadaan sulit dirasakan. Kehidupan yang berdoa membuat kita tenang dan tentram menjalani, menikmati dan mensyukuri kehidupan. Ketika sukar, doa membawa jalan keluar, dan ketika kuat doa membuat kita tetap rendah hati. Berdoa membawa berkat bagi yang berdoa dan yang didoakan.
Sobat obor, dari bacaan ini kita belajar tentang kekuatan doa. Banyak hal yang mustahil kita lakukan karena kita manusia lemah, terbatas, sering salah, berdosa, tapi kita punya Allah pencipta, yang tidak mungkin salah dan sanggup melakukan banyak hal. Dengan menyadari kekuatan doa, maka doa akan menjadi gaya hidup kita. Dalam doa, kita berdoa untuk semua orang, bagi pemimpin kita dan juga menaikkan doa untuk ketentraman bangsa. Amin (fpk).