Penulis : Pdt. Belly F. Pangemanan MTh.
PATAH hati memang suatu kondisi yang dapat dialami oleh siapa saja. Terutama pada orang yang sedang menjalani hubungan romantis dengan kekasih. Patah hati sering kali datang ketika orang terkasih
mengingkari janji atau mengkhianati kasih sayang yang telah Anda berikan. Tentu saja hal ini akan menimbulkan rasa kecewa dan sedih yang sangat mendalam. Perasaan kecewa dan sedih setelah putus cinta pun tidak dapat dihindarkan.
Sobat obor, jika kita menarik kebelakang disaat peristiwa penangkapan sampai pada penyaliban Yesus maka kita menemukan bagaimana para murid meninggalkan Yesus sendirian menghadapi kondisi yang sangat berat. Setelah Yesus ditangkap, mulailah terjadi apa yang telah dinubuatkan Zakharia, yaitu pengikut Sang Gembala, murid-murid-Nya, berserak meninggalkan Dia. Ini adalah gambaran yang sangat menyedihkan. Gambaran dari suatu kondisi dimana jika sang pemimpin ditangkap maka pengikutnya menjadi tercerai-berai seperti domba tidak bergembala. Ekspektasi tidak sesuai dengan harapan sehingga akhirnya beberapa diantara murid ada yang lari, bersembunyi, menyangkal dan bahkan mengkhianati Yesus. Seakan semuanya berbalik dari Yesus yang diidolakan dan banyak dikerumini orang, sekarang malah pengikutnya melarikan diri dan dibiarkan bergumul sendiri. Tentu ini terjadi salah satunya karena kekecewan, ketakutan dari murid kepada Sang Guru mereka, yang kelihatan kalah dan tak bisa berbuat apa-apa saat ditangkap. Kekecewaan ini bagaikan seorang yang patah hati. Ia sangat berharap, tapi harapannya itu tidak sesuai kenyataan. Namun kekecewaan itu akhirnya berubah menjadi harapan tak kala Yesus bangkit mengalahkan maut. Situasi para murid berbeda. Jika pada saat Yesus ditangkap, para murid menyebar dan ketakutan, tetapi pada saat setelah Tuhan Yesus kembali ke sorga, mereka justru bersukacita (Luk 24:52). Mereka menantikan janji Tuhan di Yerusalem, yaitu janji yang sudah disampaikan sebelumnya oleh Yesus dalam Luk 24:48-49. Perintah Yesus sebelum terangkat ke sorga adalah supaya para murid tidak meninggalkan Yerusalem terlebih dahulu. Mengapa demikian? Karena mereka akan diperlengkapi dengan penyertaan Roh Kudus, supaya mampu melakukan tugas dan pelayanan mereka.
Sobat obor, di dalam ayat 13 dikatakan bahwa sekelompok kecil murid, yaitu para rasul, berkumpul untuk berdoa senantiasa. Doa menunjukkan kebergantungan para rasul kepada Tuhan sekaligus menunjukkan persekutuan erat antara Kristus dan murid-murid-Nya walaupun Dia sudah naik ke surga. Doa dalam kehidupan jemaat mula-mula menjadi bagian yang sangat penting. Bagian ini merupakan doa dalam rangka menunggu janji Bapa diantara kenaikan Tuhan Yesus dan Pentakosta. Selain mengisi penantian dengan bersekutu dalam doa, tapi juga jemaat mula-mula mempersiapkan kelangsungan pelayanan dengan memilih pengganti Yudas (ay. 16). Petrus telah memberikan kriteria bahwa orang tersebut harus sudah bersama para murid sejak baptisan Yohanes sampai Yesus terangkat ke sorga untuk menjadi saksi bersama mereka tentang kebangkitan Kristus. Jadi kriteria rasul yang dipilih haruslah orang dekat dan juga telah melihat serta mendengar apa yang dilakukan Kristus khususnya menjadi saksi tentang kebangkitan-Nya (ay. 21-22).
Sobat obor, memercayai janji Tuhan dan meyakini bahwa Tuhan tidak akan ingkar janji adalah sikap yang perlu kita pelihara sebagai seorang pengikut Kristus. Tidak jarang kita merasa Tuhan begitu lama menepati janji-Nya, ada juga yang merasa bahwa Allah lupa akan janji-Nya, atau merasa tidak sabar menantikan jawaban Tuhan. Seharusnya kita menantikan penggenapan janji Tuhan dengan tetap sabar, setia, dan tekun melakukan tugas kita, bukan menuntut Allah agar segera memenuhi keinginan kita. Ingatlah bahwa Allah kita setia, Dia tidak pernah ingkar janji. Segala yang Ia ucapkan pasti akan Ia tepati. Satu hal yang perlu kita lakukan adalah tetap setia, taat, dan bertekun dalam pelayanan sampai Ia memenuhi janji-Nya. Amin (BFP)