SOBAT obor, bullying merupakan tindakan yang menyakiti seseorang baik secara verbal, psikis, fisik yang dapat mengakibatkan seseorang (korban) merasa trauma, sakit hati, tertekan dan tidak berdaya. Ada seseorang pemuda kedapatan menjadi stres, gangguan jiwa padahal dirinya memiliki potensi masa depan yang cerah. Keluarga korban yang mengalami menjadi trauma, luka batin yang berat. Mengapa ia menjadi stres dan gangguan jiwa? Ternyata diselidiki, ia tidak tahan menghadapi ejekan, dicemooh, dihina sehingga ia tidak tahan lagi di bully. Sikap bully adalah perbuatan yang jahat di masa kini. Tidak boleh ditoleransi. Dampaknya serius bagi korban lebih khusus anak-anak, orang miskin, kaum lemah, kaum disabilitas serta kaum perempuan. Tindakan ini dapat mengakibatkan kurangnya rasa percaya diri, dapat merendahkan harkat dan martabat, trauma dan paling fatal bisa mengarah pada bunuh diri. Bully tidak hanya terjadi di dunia nyata, tetapi juga bisa ditemui dalam media sosial.. Di Indonesia, ada perlindungan korban bully. Diharapkan peran kita untuk menghargai, menghormati, hidup berdampingan dengan segala perbedaan fisik, ide, dan strata sosial. Kita dipanggil untuk menjadi berkat bagi banyak orang, karena kita adalah orang yang diberkati Tuhan. Oleh sebab itu, kita perlu memahami, menghargai, bersikap untuk menentang bully.
Pada saat Yesus di salibkan, Ia mendapat bully, hinaan, cela, cemooh, diolokolok para imam, ahli Taurat dan dua orang penyamun di samping-Nya. Bagaimana bentuk bully yang mereka sampaikan kepada-Nya? Mereka berkata “orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Baiklah Mesias Raja Israel itu turun dari salib itu, supaya kita lihat dan percaya.” Bully ini merendahkan posisi-Nya sekaligus mengejek-Nya. Sungguh sangat menyakitkan bully yang Ia terima sebelum kematian-Nya. Namun dengan sabar, Ia menerima cela, ejekan, hinaan, bully ini. Mengapa demikian? Karena dia mengasihi umat manusia. Ia rela menderita, sengsara, dihina bahkan mati untuk kita. Sungguh besar pengorbananNya. Amin. (NAH)