DAUD menjadi tokoh paling penting dalam 1 Tawarikh. Dia adalah raja yang menjadikan Yerusalem sebagai pusat penyembahan terhadap Tuhan, sekaligus menetapkan cara yang benar dalam penyembahan itu. Daud adalah seorang raja yang sangat dihargai dan sangat dihormati. Titahnya sebagai raja pastilah didengar dan diikuti. Tapi Daud tidak menggunakan kekuasaannya untuk menekan rakyatnya. Daud menunjukkan keteladanan. Salah satu yang dilakukan Daud mengenai keteladanan dikisahkan dalam bacaan kita saat ini yakni, Daud memberi terlebih dahulu apa yang ada padanya untuk membangun Bait Suci. Keteladanan Daud direspon rakyatnya dengan memberi persembahan sukarela. Lalu para kepala puak dan para kepala suku Israel dan para kepala pasukan seribu dan pasukan seratus dan para pemimpin pekerjaan untuk raja menyatakan kerelaannya. Mereka menyerahkan untuk ibadah di Rumah Allah lima ribu talenta emas dan sepuluh ribu dirham, sepuluh ribu talenta perak dan delapan belas ribu talenta tembaga serta seratus ribu talenta besi. Siapa yang mempunyai batu permata menyerahkannya kepada Yehiel, orang Gerson itu, untuk perbendaharaan rumah Tuhan (ayat 6-8).
Daud punya kerinduan dan punya sumber daya untuk membangun Bait Suci. Tapi kerinduan Daud tidak bisa terwujud karena Allah tidak berkenan (1 Tawarikh 17:1-17). Firman Tuhan kepada nabi Natan bukan Daud yang akan mendirikan Bait Suci. Juga dalam firman itu Allah menjanjikan berkat bagi keturunan Daud. Orang tua mana yang tidak senang ketika mendapatkan kepastian bahwa keturunannya akan diberkati. Karena kecintaannya pada rumah Tuhan, Daud mengumpulkan semua sumber daya untuk mempersiapkan pembangunan Bait Suci yang akan dilakukan Salomo. Dengan keteladan Daud mengerakkan rakyat untuk memberi persembahan sukarela.
Sobat obor, dari Daud kita belajartentang teladan. Lebih baik sebuah tindakan nyata daripada ribuan kata-kata. Sebagai orang muda bukan berarti kita tidak bisa menjadi teladan. Semoga Tuhan memampukan kita untuk menjadi teladan dalam sikap dan perbuatan. Amin (fpk)