SOBAT obor, jika kita tersesat, kita pasti bisa bertanya di jalan atau bertanya pada aplikasi google map. Tetapi kalau tersesat di lereng gunung pedalaman yang tidak ada jaringan dan tidak ada manusia, maka pasti kita bisa celaka. Dalam keadaan seperti ini menemukan jalan menjadi perkara hidup dan atau mati. Sering kali kita mendengar dan menonton berita tentang pendaki gunung yang tewas akibat tersesat dan tidak menemukan jalan. Dalam keadaan itu kita baru menyadari pentingnya jalan. Menemukan jalan berarti sedang menemukan hidup. Sebaliknya, tidak menemukan jalan berarti mati. Penting adanya peta jalan (road map) di masa muda ini, agar hidup kita terarah dalam pendidikan, karier dan pelayanan. Dengan demikian, menemukan jalan berarti kita sedang berada di jalan kehidupan atau jalan yang mendatangkan hidup.
Dalam Firman Tuhan ini, Yesus di bawa ke tempat Golgota yang artinya tempat tengkorak. Golgota termasuk dalam gunung yang tidak terlalu tinggi. Ia dibawa dan disalibkan. Golgota menjadi tempat untuk menyiksa orang-orang yang melakukan tindakan jahat. Karena itu, gunung Golgota dikenal sebagai tempat bagi para penjahat, dan juga menjadi peringatan bagi semua orang agar tidak melakukan tindakan kejahatan. Dalam situasi seperti itu, Yesus diperlakukan semaunya. Mereka memberikan anggur bercampur mur kepada-Nya agar supaya tubuh-Nya mati rasa sehingga mempercepat proses kematian. Akan tetapi Yesus menolak anggur bercampur mur itu.
Sobat obor, Tuhan Yesus menghendaki kita agar supaya kita hidup bukan saja secara biologis duniawi melainkan juga secara teologis. Artinya, berada dalam hubungan yang benar dengan Tuhan Allah dan sesama manusia serta alam ciptaan-Nya. Itulah hidup yang benar untuk kita jalani sekarang ini. Oleh sebab itu, Tuhan Yesus mengajak kita berjalan di belakang-Nya dan mengikuti Dia. Mengikuti Dia berarti mendapatkan jalan. Untuk mendapatkan jalan berarti mendapatkan hidup. Selamat berjalan di belakang Dia. Selamat mengikuti Dia. Amin (NAH)