JIKA kita mengingat peristiwa besar yang terjadi setelah manusia jatuh ke dalam dosa, itu adalah peristiwa perjumpaan Allah dengan manusia. Tuhan Allah datang ke taman eden dan langsung menjumpai manusia yang telah berbuat pelanggaran. Kitab kejadian menuliskan peristiwa itu. Bahwa ketika Tuhan berjalan di dalam taman, Ia memanggil : Adam…Adam dimanakah Engkau? Kita kemudian tau bahwa Adam tidak menampkan diri. Ia bersembunyi karena takut, dan meresa diri cemar. Ia melanggar perintah Tuhan. Ia telah berdosa dan sangat merasa malu. Namun Tuhan tetap mencarinya sampa ke tempat persembunyiannya. Ia mencarinya dengan berkata “dimanakah engkau, Adam?”, “Dimankah engkau?”
Ribuan tahun lalu dan ayat ini telah mendengung sepanjang abad. Karena itu, kita berharap bahwa setiap orang yang mengaku percaya Tuhan dapat mendengar pertanyaan Allah: “Dimanakah engkau?”, “Dimanakah engkau?” Dan kemudian secara perlahan-lahan dapat menyadari dirinya sambil bertanya : “Dimanakah saya? Siapakah saya? Kemanakah tujuan saya?” Dalam kitab Maleakhi 2:17, ditulis dengan jelas bagaimana manusia tidak juga menyadari keberadaan dirinya dengan pasti. Hidup kerohanian mereka telah merosot, tapi mereka tetap mempertanyakan keadilan Allah. Dengan sinis mereka berkata: “Dimanakah Allah yang dianggap adil?”. Mereka cemburu melihat orang yang berbuat jahat, tapi tetap hidup nyaman. Sedangkan mereka yang telah berusaha hidup baik, malah menderita.
Sobat obor, ditengah-tengah kemajuan zaman dengan segala perkembangan teknologi yang berjalan begitu maju dan cepat, keberadaan kita sebagai orang Kristen, sebagai orang muda, kini dipertaruhkan. Sebab tiap-tiap orang yang mengaku dirinya Kristen, patut bertanya: “bagaimakah keadaanku sekarang ini menurut pandangan Allah?”, “Adakah hatiku jujur terhadap Allah?”, “Adakah hidupku sekarang menjadi suatu kesaksian bagi orang lain?”, “Adakah saya berdiri untuk nama Kristus ditengah-tengah dunia yang gelap ini?”. Karena Yesus berkata : “Engkau adalah saksi-Ku” dan Paulus berkata : “Kita adalah surat yang hidup. Yang dikenal dan dibaca oleh sekalian manusia”. Kita seharusnya tahu, bahwa setiap orang yang berbuat jahat tidak akan mendapatkan tempat dihati Allah. Dan tidak sepantasnya kita menaruh iri hati serta cemburu kepada mereka yang hidup enak, tapi jauh dari Allah. Amin (MT)