Habakuk 2:6-8
Celaka Bagi Yang Merampas Milik Orang Lain
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
“Celakalah orang yang menggaruk bagi dirinya apa yang bukan miliknya…dan yang memuati dirinya dengan barang gadaian.” (ayat 6) Menggaruk kata aslinya bahasa Ibrani rabah artinya bertambah banyak, membuat sangat banyak. Menurut KBBI menggaruk kepala, badan karena gatal dan menggaru (mengukur) tanah dan sebagainya. Kata memuati kabad artinya kemuliaan, kehormatan, memberatkan dan menekan. Barang gadaian abtiyt juga berarti perjanjian janji yang memberatkan (weight of pledges), hutang besar (heavy debt). Kata membuat sangat banyak atau menggaruk dapat terjadi pada semua upaya yang dilakukan untuk merampas hak milik orang lain; seperti memindahkan tawaang (bakerek: Tombulu) atau tapal batas, membuat perjanjian yang tidak adil atau memberatkan dan merugikan pihak lain yang lemah agar dipuji, dihormati dan dimuliakan orang. Firman hari ini mengingatkan bahwa sikap dan prilaku orang seperti itu akan memberatkan, menekan dan menenggelamkan dirinya dalam kecelakaan.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Dalam hal apakah celaka seperti ungkapan firman terjadi? Celaka ini ditujukan kepada bangsa asing yang menjarah atau para penindas umat Israel. (ayat 7) Ketika umat Israel mengalami kekalahan maka mereka dijarah habishabisan. Hukum perang memang demikian, tetapi mereka digambarkan akan dijarah karena kekerasan kepada yang lemah. Sikap memuati diri mereka dengan barang gadaian menggambarkan ketamakan mereka yang beria-ria di atas penderitaan orang lain, “Orang so susah, dong tambah beking susah”.
Hukuman bagi mereka yang merampas dengan keji disampaikan dalam ayat 7 dan 8 menyatakan bahwa keadaan yang sama akan dialami oleh semua orang yang melakukan kekerasan. Nasib mereka akan menjadi seperti barang rampasan karena kekerasan yang dilakukan terhadap negeri, kota dan oleh jeritan darah manusia yang menjadi korban. Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Ada ungkapan ejekan dari Yesaya 14:4 yang ditujukan kepada si penindas demikian, “Sudah berakhir si penindas, sudah berakhir orang lalim”. Dalam Alkitab Bahasa Indonesia sehari-hari, “Apabila Tuhan melakukan itu, mereka akan mengejek Raja Babel begini, “Raja yang kejam sudah jatuh, Ia tidak dapat menindas lagi”.
Dijauhkanlah daripada kita celaka karena melakukan kekerasan dan menjarah hak orang lain. Marilah kita menjalin hubungan yang sehat dengan orang lain, dengan saling menghargai, menghormati dan menolong. Apa yang kita inginkan orang lakukan kepada kita, lakukanlah hal yang sama kepada orang lain. Amin.
Doa: Ya Tuhan Allah, tolonglah kami agar menjadi keluarga yang selalu peka terhadap orang lain dan menolong mereka yang membutuhkan serta sedang berjuang hidup untuk menjadi lebih baik dan benar di hadapan-Mu. Amin