“Busur” Tanda Perjanjian Allah
Kejadian 9:12-13
Perjanjian yang ada dalam PL termasuk tiga hal: pertama, pihak-pihak yang mengikuti, kedua isi perjanjian, dan ketiga syarat-syarat. Isi perjanjian biasanya tentang apa yang harus dilakukan oleh kedua belah pihak. Syarat perjan-jian adalah sanksi yang diberlakukan seandainya salah satu pihak tidak setia kepada isi perjanjian yang dibuat. Dalam perjanjian antara Allah dan manusia pasti Ia setia dan kita manusialah yang tidak setia.
Firman Tuhan hari ini, Allah membuat perjanjian dengan Nuh dan dengan seluruh makluk hidup turun temurun selama-lamanya. Tanda dari perjanjian tersebut yakni “busur”. Busur-Ku, menunjuk pada Allah sendiri. Dialah tanda itu yang disimbolkan melalui busur. Bagi Israel busur adalah alat perang untuk menghadapi musuh. Jadi, busur adalah simbol permusuhan dan peperangan. Tapi bagi Allah, busur adalah simbol dari damai sejahtara (perdamaian) dan ketiadaan hukuman yang memusnahkan. Busur Allah bukan busur biasa, melainkan busur warna-warni yang melahirkan rasa indah, agung dan sukacita. Itulah pelangi kehidupan yang dimaknai gereja saat ini.
Keluarga Kristen, marilah dalam hidup ini kita menjadi agen-agen damai sejahtera dan mengusahakan perdamaian dengan semua orang. Hiduplah bersahabat dengan siapa saja, jauhi permusuhan karena akibatnya penderitaan dan hukuman. Busur Allah sebagai tanda perjanjian menjadi simbol perdamaian yang mendatangkan keindahan dalam hidup. Inilah yang harus kita perjuangkan dan nyatakan dalam keluarga kita. Amin.Doa: Ya Allah, jadikan kami alat kesaksian-Mu dan sebagai agen-agen perdamaian baik dalam keluarga maupun dalam jemaat dan masyarakat. Biarlah busur-Mu menguatkan kami sehingga warna-warni keindahan hidup mewarnai kerja, usaha dan pelayanan kami. Amin.