2 Korintus 10:7-9,
(7) Tengoklah yang nyata di depan mata kamu! Kalau ada seorang benar-benar yakin, bahwa ia adalah milik Kristus, hendaklah ia berpikir di dalam hatinya, bahwa kami juga adalah milik Kristus sama seperti dia.
(8) Bahkan, jikalau aku agak berlebih-lebihan bermegah atas kuasa, yang dikaruniakan Tuhan kepada kami untuk membangun dan bukan untuk meruntuhkan kamu, maka dalam hal itu aku tidak akan mendapat malu.
(9) Tetapi aku tidak mau kelihatan seolah-olah aku menakut-nakuti kamu dengan surat-suratku
Kuasa Memimpin Untuk Membangun, Bukan Meruntuhkan
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Cara Yesus Kristus melayani penuh kerendahan hati, kasih sayang dan belas kasihan. Meskipun memiliki otoritas sebagai Anak Allah, Ia tidak datang untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang. Ia adalah gembala yang baik memimpin dengan kasih, kelemahlembutan dan pengorbanan diri. Teladan Yesus Kristus menjadi cermin bagi gereja dalam menjalankan otoritas rohani di era digital ini.
Rasul Paulus mengingatkan kita, “Bahkan, jikalau aku agak berlebih-lebihan bermegah atas kuasa, yang dikaruniakan Tuhan kepada kami untuk membangun dan bukan untuk meruntuhkan kamu, maka dalam hal itu aku tidak akan mendapat malu.” Paulus bermegah atas kuasa (Yun: exousia) yang dikaruniakan Tuhan Allah kepadanya karena kuasa itu digunakan untuk membangun (Yun: oikodomen) jemaat bukan untuk meruntuhkannya (Yun: kathairesin). Paulus bermegah bukan karena kuasanya sendiri melainkan karena kuasa Tuhan Allah yang diberikan kepadanya untuk mengerjakan karya selamat-Nya bagi jemaat-Nya. Ia bermegah karena dipakai sebagai alat dalam mengerjakan pekerjaan misi Tuhan Allah tersebut.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Di era digital, di mana informasi dan pengaruh mengalir deras, gereja memiliki otoritas rohani untuk mengajar dan menggembalakan umat. Otoritas ini bukan untuk menguasai atau mencari keuntungan pribadi, melainkan untuk membangun iman, menguatkan yang lemah dan mengarahkan orang kepada Yesus Kristus. Otoritas rohani yang sejati bersumber dari Yesus Kristus dan dijalankan dengan kerendahan hati, kasih dan integritas.
Gereja, melalui para pemimpin dan pelayannya, dipanggil untuk menjadi teladan dalam hidup yang kudus dan berintegritas, baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Sayangnya, terkadang otoritas rohani sering kali disalahgunakan. Ada pemimpin yang menggunakan kedudukannya untuk kepentingan pribadi, mencari popularitasmenindas dan yang lemah. Ada pula yang mengajarkan ajaran yang menyesatkan umat. Penyalahgunaan otoritas rohani ini merusak kesaksian gereja dan menghalangi orang untuk datang kepada Yesus Kristus.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Sebagai keluarga Kriten, marilah kita berdoa bagi para pemimpin gereja, agar mereka diberikan hikmat dan keberanian untuk menggunakan otoritas rohani dengan bijaksana dan bertanggung jawab. Marilah kita juga berkomitmen untuk menjadi umat yang taat dan mendukung para pemimpin dalam menjalankan tugas pelayanan mereka.
Doa: Ya Tuhan Allah, berkatilah para pemimpin gereja kami, agar mereka dapat menjalankan otoritas rohani dengan bijaksana dan bertanggung jawab. Mampukan kami untuk menjadi umat yang taat dan mendukung mereka dalam menjalankan tugas pelayanan. Amin.