Mengadili Menurut Kehendak Allah
Di kalangan bangsa Israel, hakim adalah sebagai pim-pinan umat, yang dalam menjalankan tugasnya harus dilandasi dengan kualitas moral dan iman yang dengan sendirinya menjadi orang yang dapat dipercaya untuk men-alankan tugas peradilan dengan adil dan benar, ia tidak makan suap ketika harus mengadili dan memutuskan suatu perkara di tengah bangsanya.
Oleh sebab itu, mengawali tugas para hakim itu, Musa memberi perintah kepada mereka agar memberi perhatian yang sama dan mengadili tanpa pandang bulu, baik perkara orang kecil maupun perkara orang besar. Jangan gentar terhadap siapa pun, artinya tidak perlu takut terhadap siapa pun, sebab pengadilan adalah kepunyaan Allah. Demikianlah para hakim bertugas dan memutuskan perkara menurut kehendak Allah karena keadilan dan kebenaran adalah ciri khas dari pengadilan Allah.
Sebagai keluarga Kristen, nasihat Musa kepada para hakim diharapkan menjadi pedoman hidup bagi kita, agar dalam menyelesaikan berbagai masalah di tengah keluarga, kita dapat memberi pertimbangan dengan adil dan benar, terutama dalam hubungan suami-istri, maupun orangtua dan anak-anak serta anak-anak dengan anak-anak. Sebab berlaku adil dan benar selalu menunjuk pada kualitas spiritual, intelektual serta moral yang mencerminkan kepribadian yang baik, dan dengan itu kita menjadi alat kesaksian bagi Tuhan di tengah tugas dan kerja kita. Apabila kita memiliki jabatan janganlah diperalat oleh keinginan daging untuk menindas orang lemah dan tidak melakukan keadilan. Amin.
Doa: Ya Bapa, hanya dengan pertolongan–Mu kami akan mampu mengesampingkan keinginan daging demi member–lakukan keadilan dan kebenaran dalam kehidupan bersama dengan sesama. Biarlah Roh–Mu yang kudus menolong kami untuk tetap mencerminkan kepribadian yang berkenan kepada–Mu. Amin.