Jangan Merampas Hak Tuhan
Roma 12:19
Godaan untuk membalas kejahatan dengan kejahatan pasti ada dalam hati kita sebagai manusia, sebab ketika dosa masih menguasai kehidupan kita maka dapat saja muncul emosi diri untuk menyakiti sesama manusia seperti, “mata ganti mata, gigi ganti gigi” (Imamat 24:19-20, Ulangan 19:21). Tentu hal ini tidak dibenarkan untuk dilakukan oleh orang Kristen yang sudah menerima kasih karunia Tuhan. Walau pun dalam praktek hidup sehari-hari, kita sering menemukan bahwa kalau seseorang yang menjadi korban dari perbuatan jahat orang lain, maka ia yang paling suka untuk membalas-kan apa yang ia alami, sedangkan orang yang melakukan kejahatan akan merasa diuntungkan kalau dia dimaafkan. Dua hal inilah yang sering menghambat pemberlakuan hukum kasih itu. Tentu tidak mengabaikan pengadilan negara bahwa yang bersalah harus dihukum.
Pembacaan Alkitab kita hari ini, rasul Paulus berdasar-kan Injil Yesus Kristus menganjurkan supaya jangan kita yang menuntut balas, tetapi “berilah tempat pada murka Allah”. Arti dari kalimat ini adalah memberi kesempatan kepada Allah untuk menghukum atas dosa yang dilakukan manusia (Ulangan 32:35), dan pembalasan adalah hak-Ku, mengarti-kan bahwa hanya Allah yang boleh melakukan pembalasan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “hak” artinya milik, kepunyaan, kewenangan, kekuasaan. Itu berarti bahwa memang manusia tidak memiliki kewenang atau kekuasaan untuk menuntut balas. Selain itu, pembalasan tidak usah kita minta kepada Allah, karena Allah yang jauh lebih tahu hal apa yang akan dilakukan-Nya berhubungan dengan murka-Nya terhadap dosa manusia.
Sebagai keluarga Kristen hendaknya kita menyerahkan semua perkara kita kepada Allah. Namun juga memberikan kesempatan kepada penegak hukum yang berlaku ketika ia melanggar apa yang diperintahkan Tuhan dan pemerintah. Namun tetap kita diberi pengajaran bahwa janganlah kita membalas dendam terhadap orang lain karena itu adalah hak Tuhan untuk mengampuni atau menghukum. Amin.
Doa: Tuhan ajarlah kami untuk saling mengasihi dan mam–pukan kami untuk mengendalikan diri, agar kami tidak menaruh dendam terhadap sesama kami. Amin.