Lukas 18:23-24
(23) Ketika orang itu mendengar perkataan itu, ia menjadi amat sedih, sebab ia sangat kaya.
(24) Lalu Yesus memandang dia dan berkata: ”Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah.
“Alangkah Sukarnya Orang Yang Beruang Masuk Ke Dalam Kerajaan Allah.”
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Orang kaya yang diceritakan oleh Injil Lukas itu ingin memperoleh hidup yang kekal dengan cara mau memperoleh segala sesuatu, tanpa mau kehilangan sesuatu. Apakah karena dia kaya? Kita mungkin menyangka begitu. Tetapi jangan salah paham. Yesus Kristus tidak membenci kekayaan! Juga tidak membenci orang kaya! Ada pengikut Yesus Kristus yang kaya! Yusuf dari Arimatea, misalnya. Kekayaan itu tidak jahat pada dirinya. Menjadi kaya juga tidak jahat. Ingin kaya juga tidak jahat. Tetapi kehilangan semua kekayaan untuk ikut Tuhan, apakah mau? Lihat kisah Abraham yang diuji imannya dengan cara harus menyerahkan anak satu-satunya. Rela tidak? Percaya betul bahwa apa pun yang Tuhan Allah minta itu pasti baik.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Di sini terungkap apa yang ada di benak orang kaya itu – dan sebenarnya juga ada di benak banyak orang. Mau dapat hidup yang kekal dengan memperoleh sesuatu, tanpa mau kehilangan sesuatu. Apa artinya? Orang kaya ini ingin hidup yang kekal. Sekali lagi, ini keinginan yang luhur, keinginan yang baik. Tetapi ia tidak mau kehilangan kekayaannya, tidak mau kehilangan kedudukannya. Dalam kisah ini hal yang menarik adalah tes atau ujian dari Yesus Kristus itu menyingkap persoalan yang jauh lebih serius. Ayat 23 mengatakan, “Ketika orang itu mendengar perkataan itu, ia menjadi amat sedih, sebab ia sangat kaya.” Apa artinya? Ia sedih ketika harus memilih antara hidup yang kekal atau harta dunia dan ia memilih harta dunia. Karena lebih baik baginya tidak memperoleh hidup yang kekal daripada kehilangan harta dunia.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Ini juga persoalan kita saat ini! Cukup banyak orang percaya dan beriman kepada Yesus Kristus, terheran-heran dan terkagumkagum, tetapi berapa banyak yang serius? Berapa banyak serius dengan imannya, sehingga kalau ia harus menghadapi ujian seperti yang di hadapi orang kaya tadi, ia rela kehilangan segalagalanya: pangkatnya, jabatannya, kekasihnya, bahkan mungkin nyawanya demi iman dan kesetiaannya kepada Kristus? Kiranya kita memiliki sikap yang mengakui Tuhan Allah sebagai sumber berkat penyedia semua kebutuhan kita. Sehingga kita mengelola keuangan dengan cara yang memuliakan nama-Nya. Karena itu, marilah kita hidup dalam rasa cukup di hadapan Dia, yang tak hanya mencukupkan, tetapi memberikan lebih dari apa yang kita perlukan. Amin.
Doa: Ya Tuhan Allah Bapa, tolonglah kami mengikuti petunjukMu agar kami tidak mengandalkan diri pada harta duniawi. Tetapi memberi yang terbaik dari apa yang kami terima sebagai berkatMu dalam usaha hidup. Supaya kami dapat menunjukkan kasih dan kebaikan dengan membantu orang yang miskin. Amin.