Saling Menerima
Roma 15:7
Saling menerima satu dengan yang lain di tengah kemajemukan telah menjadi barang langka. Di sana-sini terjadi saling curiga antar agama, ras dan golongan. Politik identitas merajalela dan menguasai demokrasi kita. Issue agama di seret-seret dan menjadi tameng untuk tidak saling menerima karena berbeda agama dan ideologis. Inilah pergumulan kita sebagai gereja.
Firman Tuhan saat ini, Paulus dengan tegas menasehati jemaat untuk hidup saling menerima kelemahan-kelemahan satu dengan yang lain. Penekanan ini bertitik tolak dari keteladanan Kristus yang lebih dahulu telah menerima jemaat, maka orang yang percaya wajib/patut mengikuti teladan Kristus. Kristus telah melakukannya karena kasih-Nya pada manusia yang berdosa. Keteladanan ini adalah mutlak bagi orang yang percaya, bukan sekedar gagah-gagahan murahan, tetapi proses ini akan memurnikan eksistensi manusia sejati sebagai ciptaan yang mengalami pengudusan. Tanpa proses ini egoisme dan anggapan diri superior merajalela menguasai hati, pikiran dan perilaku dan suatu saat menghancurkan kehidupan. Memang tiada mudah menerima orang lain apalagi untuk menanggung kelemahan-kelemahannya, namun amanat Tuhan bukanlah tanpa makna, walaupun mungkin dalam masa kini belum nampak, tetapi pasti suatu kelak kemuliaan Allah itu nyata sebagai hasil dari kegigihan untuk taat pada Tuhan dengan cara hidup saling menerima satu dengan yang lain.
Sebagai keluarga Kristen, kesanggupan saling menerima satu dengan yang lain tanpa melihat latarbelakang adalah anugerah Tuhan bagi kita. Untuk itu dalam kehidupan bersama sebagai orang percaya, mari kita saling menerima, karena ini merupakan kekuatan sebagai keluarga, jemaat dan masyarakat. Jika tidak, ini adalah preseden buruk yang mungkin tidak kita sadari kehancuran menanti. Jadi kita tetap membutuhkan kepekaan iman agar komitmen saling menerima menjadi kekuatan kita. Amin.
Doa:Ya Bapa Sorgawi, ajarilah supaya penerimaan satu dengan yang lain tidak didasarkan pada dorongan biologis-psikologis, dan spekulasi untung rugi, tetapi didasarkan pada ketaatan akan Firman-Mu. Bentuklah kami Ya Tuhan agar saling menerima tanpa pamrih dalam bingkai ketaatan kepada-Mu. Amin.