Hakim-hakim 11:36–37
(36) Tetapi jawabnya kepadanya: ”Bapa, jika engkau telah membuka mulutmu bernazar kepada Tuhan, maka perbuatlah kepadaku sesuai dengan nazar yang kauucapkan itu, karena Tuhan telah mengadakan bagimu pembalasan terhadap musuhmu, yakni bani Amon itu.”
(37) Lagi katanya kepada ayahnya: ”Hanya izinkanlah aku melakukan hal ini: berilah keluasan kepadaku dua bulan lamanya, supaya aku pergi mengembara ke pegunungan dan menangisi kegadisanku bersama-sama dengan teman-temanku.”
Persembahan Yang Terbaik
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Yefta adalah seorang panglima perang, Hakim (Hak.12:7) dan ayah yang takut akan Tuhan. Sebagai Hakim, ia adil. Sebagai panglima ia perkasa. Sebagai ayah ia bertanggung jawab. Sebagai seorang ayah ia menjadi teladan bagi keluarganya dengan melakukan yang terbaik dalam menjalankan tugas kerjanya maupun tanggung jawab sebagai kepala keluarga. Ketika ia berprestasi maka keluarganya berbangga dan bersukacita. Sebagaimana anak gadis tunggal tentu ia senang, bergembira, dan bersukacita dengan prestasi ayahnya.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Firman hari ini menyampaikan hal menarik mengenai hubungan ayah dan anak. “Bapa, jika engkau telah membuka mulutmu bernazar kepada TUHAN, maka perbuatlah kepadaku sesuai dengan nazar yang kauucapkan itu, karena TUHAN telah mengadakan bagimu pembalasan terhadap musuhmu, yakni bani Amon itu.” Ungkapan anak Yefta ini menggambarkan ia merasakan apa yang menjadi pergumulan ayahnya. Ia yakin walaupun tubuhnya akan dikorbankan kepada Tuhan Allah, itulah yang terbaik. Sehingga ia tidak menolak nazar ayahnya malah ia mendukung dan menghormati ayahnya.
Yefta mendidik anak gadisnya dengan baik dan ia dihormati oleh anaknya. Dia patuh, anak perempuan yang baik dia bertumbuh dewasa dan tahu menghormati Tuhan Allah dan orang tuanya.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Sebagai orangtua kita harus belajar menjadi orangtua yang memberi teladan dan mewariskan iman yang baik supaya anak-anak kita menghargai kita dan takut akan Tuhan. Seperti Yefta mengajarkan putri tunggalnya memegang komitmen iman keluarga. Demikian juga kita harus mendidik dan mengantar anak kita untuk mampu mengambil keputusan yang sesuai kehendak Tuhan Allah. Keputusan anak Yefta menjadi persembahan yang terbaik yaitu memberi hidupnya melayani Tuhan Allah seumur hidupnya. Sebagai ayah setidaknya dia bangga dengan hidup anaknya.
Sebagai keluarga kristen, kita belajar untuk tahu memberi yang terbaik untuk Tuhan Allah. (bdk. Roma 12:1) Persembahan tidak terbatas pada uang dan materi dalam bentuk apapun, tapi memberi hidup kita sebagai persembahan yang terbaik adalah suatu tanda kedewasaan iman untuk menjawab kasih dan kemurahan Tuhan Allah. Yesus Kristus telah memberi diri-Nya sebagai teladan dengan menjadi persembahan yang sempurna. Tuhan Allah melihat hati kita yang mau memberi dengan sukarela bukan dengan sedih hati atau paksaan. Tuhan Allah mengasihi kita yang memberi dengan sukacita, (bdk. 2 Korintus 9:6). Amin.
Doa: Ya Tuhan Allah, ajarlah kami bijak untuk tahu memberi yang terbaik sebagai persembahan yang kudus dan berbau harum supaya Engkau dipermuliakan dan kami diberkati. Amin.