Lukas 2:48-49
(48) Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-Nya: ”Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau.”
(49) Jawab-Nya kepada mereka: ”Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?”
Rumah Bapa, Rumah Kita
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Rumah adalah tempat tinggal, tempat persemaian nilai-nilai iman dan sarana pembinaan keluarga. Itu berarti standar hunian harus memiliki fungsi untuk menjawab kebutuhan spiritual, sosial, budaya dan ekonomi. Itulah sebabnya setiap rumah dirancang sedemikian rupa untuk membuat rasa aman dan nyaman bagi penghuninya. Peranan penting rumah tangga adalah bagaimana peranan masing-masing dalam rumah itu berfungsi dengan baik. Bilamana salah satu tidak berfungsi maka akan menjadi rumah yang hancur (broken home).
Firman hari ini mengisahkan Maria dan Yusuf menemukan Yesus Kristus dan berkata “Nak mengapa engkau berbuat demikian terhadap kami?” Rumah adalah tempat bagi anak-anak dipelihara, dijaga dan dibina. Sehingga ketika Yesus Kristus tidak bersama orangtua, maka mereka mencemaskan keberadaan-Nya. Tetapi Yesus Kristus menjawab, “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” Jawaban Yesus Kristus menunjukkan eksistensi-Nya sebagai Anak manusia dan anak Allah.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Rumah Bapa-Ku dapat diartikan: 1. tempat di mana kita hidup bersama keluarga (bapa). 2. tempat di mana kebutuhan rohani bersama Tuhan Allah (Bapa) diwujudkan. Dalam kehidupan keluarga Kristen, rumah kediaman adalah tempat kita dibesarkan, dibina dan dilindungi. Tetapi kediaman rumah rohani kita adalah Bait Allah, rumah Bapa. Baik gedung Gereja maupun persekutuan orang percaya, (Ibrani 10:25) serta diri kita. “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” (1 Kor 3:16) Rumah Bapa adalah rumah kita yang harus di tempatkan dalam dua perspektif hidup ini yakni kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani yang sehat. Amin.
Doa: Ya Tuhan Allah, kami bersyukur atas kehadiran-Mu dalam persekutuan jemaat dan dalam diri kami orang percaya. Biarlah hidup kami akan terus memancarkan kasih-Mu sebagai kesaksian atas kehadiran-Mu dalam hidup kami. Amin.