Mazmur 32:1-2,
Bahagia Orang Yang Diampuni Dosanya
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Kita hidup dalam masyarakat yang cepat menghakimi namun lambat mengampuni, sehingga banyak orang terjebak dalam rasa bersalah dan malu yang berkepanjangan. Di era di mana kesalahan pribadi dengan mudah terekspos di media sosial dan menjadi bahan pergunjingan publik maka pesan pengampunan dan pemulihan menjadi semakin relevan
Firman hari ini menegaskan bahwa kebahagiaan sejati bersumber dari pengampunan dan kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan Allah. Pemazmur menggunakan tiga istilah berbeda untuk menggambarkan dosa: pelanggaran (Ibr: pesa‘), dosa (Ibr: khata’ah), dan kesalahan (Ibr: ‘aon). Firman ini menunjukkan bahwa pengampunan Tuhan Allah bersifat menyeluruh, mencakup segala bentuk dan tingkat kesalahan manusia. Pengampunan Tuhan Allah berkaitan dengan pemulihan hubungan yang rusak, lebih dari sekedar penghapusan catatan kesalahan. Frasa “kesalahannya yang tidak diperhitungkan TUHAN” menggambarkan sikap Tuhan Allah yang tidak lagi memandang manusia berdasarkan dosa masa lalu, melainkan sebagai ciptaan baru yang telah dipulihkan.
Kata berbahagialah menggunakan kata Ibrani asyre dalam bentuk jamak yang artinya bukan hanya kebahagiaan (happy) tetapi juga diberkati (blessed). Jadi, kebahagiaan yang dijanjikan bukan hanya perasaan senang sementara, tetapi berkat yang mencakup kesejahteraan yang menyeluruh (holistik); spiritual, emosional dan relasional. Karya pengampunan dan penebusan Tuhan Allah merupakan berkat yang dikaruniakan-Nya kepada manusia yang diampuni dosanya dan jawaban manusia yang tidak mau menipu lagi.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati oleh TuhanYesus,
Sebagai keluarga Kristen, marilah kita belajar untuk senantiasa menyatakan pengampunan Tuhan Allah dalam kehidupan sehari-hari. Pertama, kita perlu belajar mengampuni diri sendiri, menyadari bahwa jika Tuhan Allah telah mengampuni, kita tidak perlu terus menerus merasa bersalah dan menghukum diri. Kedua, dalam relasi keluarga, pengampunan menjadi kunci untuk membangun ikatan yang lebih kuat. Sehingga suami-isteri dan orangtua-anak perlu membiasakan diri untuk saling meminta maaf dan memberi pengampunan. Ketiga, dalam persekutuan jemaat dan lingkungan masyarakat yang lebih luas, sebagai keluarga Kristen kita dipanggil untuk menyebarkan semangat pengampunan dalam rangka menciptakan masyarakat yang lebih damai dan bahagia.
Doa: Bapa di Sorga, terima kasih untuk anugerah pengampunan yang kami terima di dalam Yesus Kristus. Ajarkanlah kami untuk dapat meneladani dan mewujudkan pengampunan-Mu dalam hidup keseharian kami. Amin.