1 Korintus 12:1-3
(1) Sekarang tentang karunia-karunia Roh. Aku mau, saudara-saudara, supaya kamu mengetahui kebenarannya.
(2) Kamu tahu, bahwa pada waktu kamu masih belum mengenal Allah, kamu tanpa berpikir ditarik kepada berhala-berhala yang bisu.
(3) Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorang pun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: ”Terkutuklah Yesus!” dan tidak ada seorang pun, yang dapat mengaku: ”Yesus adalah Tuhan”, selain oleh Roh Kudus.
Karunia Roh Bukan Untuk Disombongkan Dan Dipamerkan
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Meraih sukses dalam hidup adalah harapan semua orang. Siapapun yang yang ingin sukses, pasti akan berjuang dan bekerja keras demi mewujudkan impiannya. Sebab itu, merupakan sesuatu yang wajar jika ada orang terlihat sangat bangga dan puas dengan capaian yang berhasil diraihnya. Dilain pihak, rasa bangga bisa menjadi dosa, jika diekspresikan secara keliru dan berlebihan. Seperti membandingkan keberhasilannya dengan kegagalan orang lain. Atau berperilaku sombong saat memamerkan capaian dan keberhasilannya. Cara ini adalah keliru dan berbahaya, sebab dapat menimbulkan iri hati dan memicu persaingan tidak sehat. Ujungnya, kita terjebak dalam usaha untuk menjadi yang paling utama, hebat dan berkuasa. Hasil akhirnya hanya kehancuran relasi, komunitas, dan persekutuan.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Sikap buruk seperti itu, juga menjadi latar belakang dikirimnya surat Paulus kepada gereja di Korintus. Mulanya Paulus memuji karena jemaat tidak kekurangan karunia Roh (bdk.1:4-8). Hanya saja, ada yang ternyata menjadi sombong dan suka memamerkan karunia yang dimilikinya, lalu merasa lebih utama dari yang lain (bdk.1 Kor.4:7-10). Misalnya ada anggapan kalau karunia bernubuat dan berbahasa lidah lebih unggul dari karunia yang lain. Orang yang sombong dengan karunia-karunia Roh miliknya, tentu diragukan kalau hidupnya di tuntun oleh Roh Kudus. Paulus mengawali pembacaan ini, dengan meminta perhatian jemaat, karena dia akan menjawab pertanyaan mengenai karunia-karunia Roh. Dia menulis, “aku mau kamu mengetahui kebenarannya”. Kalimat ini, terarah langsung kepada mereka yang suka sombong dan pamer karunia Roh. Paulus mengingatkan, tentang siapa dahulu mereka sebelum mengenal Allah. Memang sebelum menjadi percaya, mayoritas jemaat Korintus berlatar belakang kafir dan merupakan penyembah berhala yang bisu. Seorang penyembah berhala sudah pasti hidupnya tidak dipimpin oleh Roh Kudus. Ciri khas mereka ialah dengan sikap sombong mengutuk Allah. Sebaliknya orang yang benar-benar dituntun Roh Kudus akan mengaku dengan iman bahwa Yesus adalah Tuhan. Karena itu, orang yang sombong rohani sebenarnya hidupnya duniawi dan tidak ada bedanya dengan penyembah berhala.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Sebagai orang percaya, yang dengan iman mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan, kita dituntut untuk berperilaku ramah dan rendah hati. Sikap yang demikian, bukan hanya dikehendaki Allah tapi juga dibutuhkan oleh sesama dari kita. Jangan biarkan, hidup kita dikendalikan oleh kesombongan. Karena gaya hidup seperti itu, akan membuat kita tidak ubahnya seperti seorang penyembah berhala. Serahkanlah hidup untuk dipimpin oleh Roh Kudus, agar jalan kita berada pada kebenaran. Amin.
Doa: Tuhan, ajarlah kami untuk dapat bersikap ramah dan rendah hati kepada sesama, supaya kami tidak jatuh pada dosa kesombongan. Serta pimpinlah hidup kami dengan kuasa Roh Kudus-Mu, agar hati dan sikap kami penuh damai dan kasih sayang. Amin.