2 Timotius 4:1
Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya:
Tanggung Jawab Pelayanan Di Hadapan Allah
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Sebagai orang Kristen, kita sering dihadapkan pada berbagai tantangan dan godaan. Di era digital, mudah bagi orang percaya untuk kehilangan fokus dan melupakan esensi sejati dari panggilan iman. Namun, Alkitab selalu mengingatkan tentang tanggungjawab suci yang diemban oleh para pengikut Kristus. Salah satu peringatan yang kuat tentang hal ini dapat ditemukan dalam surat kepada Timotius.
Penulis berpesan dengan sungguh-sungguh kepada Timotius di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, demi kedatangan-Nya dan kerajaan-Nya. Ayat 1 ini penuh dengan nada urgensi (penting) dan keseriusan. Penulis tidak sekadar memberikan nasihat biasa, tetapi menyampaikannya “dengan sungguh-sungguh” dan “di hadapan Allah dan Kristus Yesus.” Ini menunjukkan betapa pentingnya pesan yang akan disampaikan. Timotius diingatkan bahwa setiap tindakan dan pelayanannya dilakukan di hadapan Allah Yang Mahakuasa. Lebih lanjut, ia menekankan bahwa Kristus akan menghakimi setiap orang, baik yang hidup maupun yang mati. Akhirnya, penulis mengaitkan pesan ini dengan kedatangan Kristus dan kerajaan-Nya, memberikan konteks akhir zaman (eskatologis) pada tanggung jawab pelayanan tersebut.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus,
Pesan kepada Timotius di dalam pembacaan ini sangat relevan bagi kita. Di tengah hiruk-pikuk kehidupan postmodern, kita perlu selalu mengingat bahwa kita hidup dan melayani di hadapan Allah. Setiap tindakan, keputusan, dan perkataan menuntut konsistensi iman. Kita dipanggil untuk hidup dengan integritas, tidak hanya ketika berada di gereja atau di antara sesama orang percaya, tetapi dalam setiap aspek kehidupan. Tantangannya adalah bagaimana kita dapat mempertahankan kesadaran akan kehadiran Allah ini dalam rutinitas sehari-hari. Kita perlu membiasakan diri untuk berhenti sejenak dan bertanya, “Apakah yang kulakukan saat ini telah memuliakan Tuhan? Apakah aku siap mempertanggungjawabkannya di hadapan Kristus?” Dengan demikian, kita dapat menjalani hidup yang lebih bermakna dan berdampak, sambil menantikan dengan penuh pengharapan akan kedatangan Kristus dan kerajaan-Nya.
Doa: Ya Tuhan Allah, di hadapan-Mu kami bersyukur untuk hidup yang kami jalani. Tolonglah kami untuk sadar pada panggilan kami di tengah dunia, bahwa segala sesuatu yang kami karyakan adalah demi Engkau dan untuk menghadirkan tanda-tanda Kerajaan-Mu di tengah dunia. Amin.