Lukas 6:27-28
(27) ”Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu;
(28) mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu
Menjadi Pendengar Yang Baik
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Kalau orang berbuat jahat pada anda, lalu anda diperintahkan untuk mencintai dia, apa respon anda? Sedangkan mencintai orang-orang yang berbuat baik saja kita begitu sulit, apalagi mengasihi musuh. Bagaimana mungkin kita dengan mudah mencintai orang yang sudah membuat kita menderita. Ia selalu melakukan kecurangan. Ia merendahkan kita. Ia merusak nama baik dan harga diri kita. Ia membuat kita kehilangan damai sejahtera. Ia telah membuat rumah tangga kita rusak. Ia telah menimbulkan kerusakan dalam relasi-relasi kita. Ia membuat bisnis kita mengalami kerugian dan gulung tikar. Ia membunuh orang-orang yang kita cintai. Ia membakar rumah ibadah kita. Ia menimbulkan kekacauan di komunitas kita. Ia membuat kerusuhan. Ia membuat keamanan dan kenyamanan kita terganggu. Kecenderungan banyak orang yang telah diperlakukan tidak adil, maka sudah sepantaslah orang yang telah menyakiti mendapatkan balasan. Jelaslah bahwa kecenderungan orang akan membenci musuh dan bukan mengasihinya. Dalam rasa kebencian orang akan menginginkan hal yang tidak baik pada musuh. Oleh sebab itu nasihat untuk mengasihi musuh dapat dikatakan aneh, karena normalnya musuh adalah orang yang harus dilawan, dibenci dan disingkirkan.
Perhatikan apa kata Yesus Kristus dalam pengajaran-Nya ini: “Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku…”. Ya, perintah ini Ia tujukan kepada yang mendengarkan-Nya. Perintah apa itu? Tentu perintah untuk mengasihi musuh dan berbuat baik kepada orang yang membenci kamu. Kadang kita lupa bahwa ada sebuah kemampuan yang terasa sederhana tapi butuh kesabaran untuk benar-benar bisa dikuasai yaitu menjadi pendengar yang baik. Mendengar adalah salah satu kemampuan yang paling sulit dilakukan. Kita sering sekali menjumpai orang-orang yang begitu semangat saat bercerita namun malas mendengarkan. Sering pula kita menjumpai orang yang memotong pembicaraan orang lain, karena tidak sabar dalam posisi mendengar. Mendengarkan suara Tuhan Allah, menjadi pertanda dari suatu relasi yang indah dengan-Nya. Setiap umat anggota keluarga Kristen, harus menjadi pendengar yang baik. Pendengar yang baik akan melahirkan juga pelaku firman yang baik.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Mendengar firman Tuhan adalah langkah pertama untuk taat dan setia melakukan kehendak-Nya. Walaupun kita sungguhsungguh telah mendengar dan memahami dengan baik firmanNya, namun pesannya tidak mudah dilakukan. Yesus Kristus berkata, “Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu;mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.” Konteks kontemporer di dunia politik, bisnis dan dalam masyarakat yang majemuk saat ini, kita perlu juga mempertimbangkan apa yang dikatakan Yesus Kristus. “Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.” (Matius 10:16)
Firman hari ini mengatakan bahwa, kendati sulit menjadi pendengar dan pelaku apa yang diperintahkan Yesus Kristus, namun ingatlah, “maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orangorang jahat.” Amin.
Doa: Ya Yesus Kristus, berilah kami kekuatan dan kemampuan mendengar dan melaksanakan perintah-Mu. Karena tidak mudah melakukan kehendak-Mu di dunia yang dipenuhi manusia seperti serigala. Biarlah kasih-Mu selalu menjiwai setiap tindak tanduk kami. Amin.