Persahabatan dan Persaudaraan Pelayanan
Galatia 2:1
Kunjungan Paulus dan Barnabas ke Yerusalem, yang dilakukannya setelah empat belas tahun sejak ia bertobat akan membicarakan tentang sunat di kalangan orang percaya dalam Sidang Para Rasul. Paulus juga membawa Titus, seorang murid dari keturunan Yunani, yang membuktikan bahwa ada orang bukan keturunan Yahudi, tidak disunat, tetapi percaya kepada Yesus, dan Barnabas menjadi saksi dari pelayanan Paulus itu (Kisah para rasul 15:1-21).
Paulus mau menyatakan bahwa pemberitaan Injil memang adalah tugas mulia yang tidak boleh diabaikan oleh semua orang percaya. Akan tetapi, tugas ini harus dipertang-gungjawabkan secara gerejawi (rasuli), dan terlebih kepada Tuhan Yesus, sebab itu mereka hadir dalam sidang Para Rasul di Yerusalem. Selain itu, di Yerusalem Paulus juga memberi bukti bahwa Pemberitaan Injil adalah tugas bersama dalam semangat persahabatan dan persaudaraan baik orang ber-sunat maupun tidak bersunat; karena pemberitaan Injil adalah tugas yang semata-mata bertujuan untuk memenangkan Kristus dalam pelayanan. Itulah contoh yang ditunjukkan Paulus, bahwa pemberitaan Injil dalam persekutuan jemaat pun membutuhkan kebersamaan dalam nuansa persahabatan dan persaudaraan. Sebab siapapun juga dia, pada saat Tuhan berkenan, mereka akan dapat menjadi sahabat dalam setiap karya yang memuliakan Tuhan.
Jadi, setiap anggota keluarga Kristen tentu kita adalah sahabat yang Tuhan hadirkan dalam rangka membangun suasana hidup keluarga yang setia pada Firman Tuhan, saling menopang dalam segala hal, termasuk pemberitaan Injil. Persahabatan dan persaudaraan yang baik adalah salah satu cara menata pelayanan untuk suksesnya pemberitaan Injil. Marilah kita memulaikan hal ini dari keluarga kita masing-masing. Amin.
Doa : Ya Tuhan Yesus, Engkaulah sahabat kami yang setia, ajarilah kami untuk menjadi sahabat bagi setiap orang agar ke mana pun Injil-Mu diberitakan ada sukacita dan damai sejahtera yang tercipta. Amin.