Direndahkan Tapi Akhirnya Dimuliakan
Yesaya 8:23
Merendahkan berarti menurunkan dan memandang hina orang lain. Ketika seorang anak merendahkan orang tua atau atasan merendahkan bawahan, ini merupakan bentuk-bentuk penghinaan. Disadari bahwa tidak semua orang mau mengerti keadaan kita. Dalam kehidupan jemaat sikap memandang rendah terhadap orang lain sering terjadi sehingga membuat mereka merasa tidak berharga dan tidak punya nilai dalam hidup. Sering di mulut terucap kata “haleluya! Puji Tuhan” tetapi perbuatannya merendahkan orang lain.
Bacaan kita hari ini, menjelaskan tanah Zebulon dan tanah Naftali (Israel Utara) yang mengalami kesuraman dan terhimpit (terbeban dengan penindasan), mereka direndahkan oleh Tuhan akibat ketidaksetiaan mereka. Situasi ini menggambarkan seolah-olah mereka sudah mati, tanpa ada tanda-tanda kehidupan, tanpa pengharapan di tengah-tengah kekelaman, dan sunyi senyap seperti di alam maut. Lalu melalui Yesaya Tuhan menyatakan nubuat-Nya untuk memulihkan mereka kembali dari kerusakan-kerusakan dan penindasan yang terjadi. Lama sekali Israel tanpa Allah yang benar, tanpa ajaran dari pada imam dan tanpa hukum, pada zaman itu tidak dapat orang pergi dan pulang dengan selamat. Tetapi kesuraman yang diancam itu (ayat 8:22) tidak akan menang sampai sedemikian rupa. Nubuatan ini menunjuk pada perubahan keadaan ketika mereka direndahkan akhirnya akan dimuliakan. Hal ini berdampak positif bagi kehidupan mereka.
Sebagai keluarga Kristen, kita harus hidup di dalam terang Tuhan dan meninggalkan perbuatan kegelapan. Sebab ketika kita tidak setia maka penghukuman akan terjadi atau kita akan direndahkan sebagaimana yang dialami oleh umat Israel. Namun ketika hidup dalam kesetiaan pada-Nya maka kita akan mengalami berkat-berkat kehidupan dan dimuliakan. Amin.
Doa: Ya Allah, yang Maha Kasih dan Pemurah anugerah-kanlah hikmat agar kami mampu menolong orang yang terhimpit dan direndahkan kehidupannya. Amin.