Kejadian 22:1-3
(1) Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: ”Abraham,” lalu sahutnya: ”Ya, Tuhan.”
(2) Firman-Nya: ”Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.”
(3) Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham, ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya; ia membelah juga kayu untuk korban bakaran itu, lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya.
Ambillah Anakmu, Persembahkanlah Dia!
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Persembahan berasal dari kata sembah yaitu pernyataan hormat dan khidmat. Persembahan adalah suatu pemberian kepada orang yang terhormat. Juga dapat diartikan dengan pembaktian diri, penyerahan diri, penghormatan, pengabdian atau minta perlindungan dari seseorang yang dianggap lebih kuat dari dirinya sendiri. Persembahan juga merupakan bentuk ucapan syukur atas segala berkat yang telah diberikan. Persembahan yang terbaik berarti memberikan persembahan yang tulus dari hati dan tidak memandang persembahan orang lain. Walaupun saat ini masih ada orang yang masih berhitung dengan pemberian persembahan. Memikirkan tentang untung rugi. Padahal memberi persembahan selain sebagai tanda ucapan syukur atau terimakasih juga sebagai wujud ketaatan kepada Allah sebagai sumber berkat.
Firman Tuhan saat ini diawali dengan perkataan, setelah semuanya itu; berarti setelah semua ujian yakni kesusahan dan kesulitan lain sudah dilewati/dilaluinya. Kini kembali Allah mencoba/menguji Abraham. Tujuannya untuk mengungkapkan kemurnian iman dan seberapa kuat dan hebat sebuah ketaatan. Allah berfirman meminta agar Abraham mempersembahkan anak tunggalnya, yang dikasihinya yang ditunggu-tunggu selama puluhan tahun dan membuatnya lelah secara fisik dan batin. Allah meminta Abraham agar mempersembahkan Ishak sebagai korban bakaran. Padahal anak itu sangat berharga bagi kehidupan keluarga Abraham. Mempersembahkan Ishak sebagai korban untuk ibadah. Mempersembahkan Ishak sebagai bentuk ketaatan Iman Abraham kepada Allah. Dilain pihak secara sosial, Ishak merupakan ahli waris yang akan meneruskan nama keluarga. Tetapi apabila Allah telah berfirman, tidak dapat tidak Abraham harus mendengar dan mentaatiNya. Lokasi untuk mempersembahkan Ishak yakni di tanah Moria. Perintah Allah itu, dijalankan dengan ketaatan tanpa bertanya dan berontak, tapi ia melakukannya dalam tindakan. Ia bangun pagi-pagi, menyiapkan segala sesuatu berhubungan dengan persembahan sebagai korban bakaran. Lalu berangkatlah ia dengan Ishak dan bersama dua bujangnya (hambanya) pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya.
Keluarga kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan!
Belajar dari firman saat ini tentang Abraham yang taat terhadap perintah Allah, dengan siap memberikan anaknya sebagai persembahan. Walaupun bagi Abraham, berkat yang paling berharga; anak, prestisius (pamor) jabatan dan materi pantas untuk diberikan ketika Allah menginginkannya. Abraham menjalankan perintah Allah dalam ketaatan sebagai pilihannya mengasihi Allah. Kepada kita ketika Allah meminta untuk mempersembahkan sesuatu yang sangat berharga yang kita miliki, siapkah kita, akan taatkah kita? Disinilah iman kita diuji. Milikilah ketaatan seperti Abraham yang siap menjalankan perintah dan permintaan Allah untuk mempersembahkan anaknya. Kita pun diajak untuk mempersembahkan kehidupan dan keluarga bagi kemuliaan Allah dengan menjalankan firman-Nya, rajin beribadah (baca firman), berdoa, bekerja dan berbuat baik. Di samping itu, kita mendidik anak dan cucu agar hidup takut akan Allah, bertanggungjawab memberikan mereka fasilitas belajar dan pengembangan bakat: keahlian dan ketrampilan agar masa depan mereka diberkati. Hal itu sebagai bentuk kita mempersembahkan kehidupan anak dan cucu sebagai yang berharga bagi Allah. Begitu pula dalam menopang pelayanan dan pembangunan gereja, mari kita mempersembahkan materi dan memberi diri kita. Juga sebagai warga negara menopang program pemerintah dengan taat bayar pajak dan mentaati hukum yang berlaku. Berilah persembahanmu dengan sukarela dan sukacita. Allah senang apabila kita memberi persembahan dengan murah hati dan kerelaan. Hendaklah masingmasing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita” (2 Korintus 9:7). Amin.
Doa: Ya Allah mampukan kami untuk selalu bersyukur dan taat melakukan Firman, dengan memberi yang terbaik kepada-Mu melalui persembahan, baik dalam bentuk materi maupun kehidupan keluarga untuk kemuliaan nama-Nya. Amin.