Matius 27:4b-5
(4b) Tetapi jawab mereka: ”Apa urusan kami dengan itu? Itu urusanmu sendiri!”
(5) Maka ia pun melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Suci, lalu pergi dari situ dan menggantung diri.
Itu urusanmu sendiri!
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus,
Bagi sebagian besar orang Kristen saat ini mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup sandang, pangan dan papan yang layak. Sebagian besar jumlah warga GMIM menggantungkan hidup pada usaha pertanian, perikanan dan jasa (pedagang menengah ke bawah). Sementara harga bahan pokok seperti beras dari waktu ke waktu terus meningkat karena jumlah penduduk meningkat dan luas sawah untuk produksi padi semakin menyempit. Belum lagi persoalan hidup lainnya yang membuat banyak warga GMIM stres, putus asa, kehilangan harapan dan tidak berdaya. Sementara itu keadaan sosial, ekonomi, ilmu pengetahuan, budaya dan politik masyarakat memiliki kecenderungan kuat membentuk karakter manusia yang individualis dan egois. Karena hidup semakin sulit maka banyak orang sibuk menyelesaikan kesulitannya dan tidak ada waktu memikirkan kesulitan orang lain. Padahal di tengah berbagai krisis kemanusian dan ekologi saat ini diperlukan karakter manusia yang saling menolong dan melindungi.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus,
Firman hari ini menyampaikan ungkapan egoisme dari Imam-imam Kepala yang tidak peduli dengan pergumulan warganya, “Itu urusanmu sendiri!” Hal ini mengingatkan kita sebagai pemimpin dan keluarga Kristen untuk tidak mengabaikan atau membiarkan masalah orang lain menjadi urusan mereka sendiri. Tetapi sebaliknya, kita harus mau terlibat dan memberi dukungan serta pertolongan kepada sesama yang mengalami masalah. Akibat ungkapan, “Itu urusanmu sendiri!” Yudas Iskariot menggantung diri. Pengalaman ini mengingatkan orang Kristen bahwa terkadang kita berperilaku seperti Imam-imam Kepala agama Yahudi yang enggan berempati dan peduli terhadap orang lain yang membutuhkan pertolongan, bahkan kepada keluarga.
Sebagai keluarga Kristen, kita dipanggil untuk saling peduli dan menolong satu sama lain. Pertolongan kita tidak hanya untuk urusan materi atau kesejahteraan fisik, tetapi juga pada kesejahteraan rohani dan emosional anggota keluarga. Setiap anggota keluarga Kristen memiliki tugas dan tanggung jawab untuk saling membangun dan menguatkan sebagai wujud kasih yang nyata. Ketika salah seorang anggota keluarga menghadapi masalah atau menyesali kesalahannya, kita sebagai keluarga harus menguatkan dan membantu agar ia bertobat ? Kasih Yesus Kristus mengajarkan kita untuk tidak berkata “Itu urusanmu sendiri!” tetapi untuk berkata, “Saya peduli dan akan menolongmu.”
Doa: Ya Tuhan Allah, melalui pengorbanan Anak-Mu, Yesus Kristus, Engkau telah menyatakan kasih yang tulus terhadap pergumulan dosa kami. Ajarlah kami untuk tidak bersikap acuh terhadap masalah orang lain, tetapi sebaliknya, untuk saling menolong dan menguatkan satu sama lain dalam kasih-Mu. Kami ingin menjadi keluarga yang selalu peduli, baik dalam suka maupun duka. Dalam nama Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.