Kemalasan Mendatangkan Kekurangan, Kerajinan Mendatangkan Kecukupan
Amsal 6:6
Seorang pemalas adalah pertama, terus menunda untuk memulai apa yang harus dilakukan. Kedua, tidak menye-lesaikan apa yang telah dimulai (tidak tuntas dan terbengkalai) sehingga dalam berbagai kenyataan didapati banyak persoalan yang terjadi baik dalam hidup keluarga jemaat dan masya-rakat. Pengamsal memberi rekomendasi agar mencermati, memperhatikan semut yang lakunya bijak.
Sangat memprihatinkan karena justru manusia yang diciptakan serupa dan segambar dengan Allah justru disuruh belajar dari semut. Mengapa dengan pergi kepada semut dan perhatikan lakunya akan jadi bijak? Berarti sifat pemalas itu seperti juga orang bebal, orang bodah, orang yang menganggap sifatnya benar dan upaya membenarkan diri dengan sifat malasnya itu. Sifat tersebut memang bertentangan dengan maksud Tuhan Allah bagi manusia yang diciptakan-Nya. Sebagaimana perintah dan amanat Tuhan Allah bagi manusia menurut Kejadian 2:15, Tuhan Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam Taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.
Pengamsalpun menggunakan tradisi Israel Kuno dalam hal memberi nasihat, cenderung memperhatikan karakter binatang dengan keunikannya yang patut untuk dipelajari dan dicontohi. Kalau begitu apa keunggulan semut? Semut jenis serangga yang bergerak 24 jam sehari. Kecepatan berjalan 0,5km/jam. Kecepatan semut jika diukurkan kepada manusia adalah 80 km/jam. Semut kecil namun mampu mengangkat beban 10 kali lebih besar dari dirinya. Hal ini menggambarkan semut tidak pernah patah semangat dalam menghadapi apapun. Dari semut kita dapat belajar kerja keras dan rajin.
Adakah kita temukan orang malas berhasil dalam hidupnya? Bacalah dan renungkanlah kata Firman Tuhan Amsal 10:4; 18:9; 19:15. Di manapun kita berada, baik di rumah, di kantor,di sekolah, di kebun, di pasar, di gereja di mana saja seorang pemalas hanya menjadi pengganggu atau perusak bagi yang lain. Langkah untuk mengalahkan kemalasan adalah keharusan hidup disiplin dan bekerja lebih keras lagi. Kerja keras adalah factor penentu keberhasilan. Maka belajarlah menggunakan waktu sebaik mungkin, jangan lagi menunda-nunda mengerjakan tugas yang ada. Kemalasan akan membawa kepada kegagalan dan kemiskinan. Amin.
Doa: Ya Tuhan, jadikanlah kami lebih bijaksana, sebab Engkau menciptakan kami berakal budi melebihi semut. Ajarilah kami untuk tidak bemalas-malasan dalam menjalankan tanggungjawab kami. Amin.