Hidup yang Mau Berkorban
Yesaya 53:4-6
Pelayanan itu butuh pengorbanan dalam persekutuan berjemaat dan bergereja. Namun dalam bidang apapun, pengorbanan itu perlu dan penting. Kesulitan dalam berkorban sebenarnya mengungkap sisi lain dari manusia yang egois dan mau menang sendiri. Sebab siapakah yang hidup di dunia ini tanpa pengorbanan orang lain. Sejak anak manusia lahir di dunia ini, sang ibu telah berkorban baginya melalui proses kelahiran. Ketika kita tumbuh dalam masa kanak-kanak, ada orang tua atau orang yang lebih dewasa yang “berkorban” membimbing kita. Kalau tidak mau berkorban bagi orang lain, kita mengurangi nilai keadaban kita sebagai manusia.
Bacaan hari ini memberi pengertian bahwa melalui jalan penderitaan-Nya si hamba mengalami penderitaan, bukan untuk penderitaan itu sendiri, atau penderitaan sebagai kesenangan buat diri sendiri. Ia mengalami semuanya itu demi menyelamatkan orang lain. Ketika orang memandang segala bentuk penderitaan dan sengsara yang dialami si hamba, ternyata tempat kitalah yang ia gantikan. Hamba yang menderita digambarkan ”sesungguhnya penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya. Hal ini menunjuk pada nubuatan nabi Yesaya tentang hamba yang menderita yaitu Kristus yang menderita untuk mengganti atau menebus hukuman yang harus kita tanggung. Dengan memandang pada pengorbanan Kristus, maka layaklah kita malu jika tidak mau mengambil bagian dalam pengorbanan Kristus.
Sebagai keluarga Kristen, marilah kita berkorban untuk pelayanan gereja dan keluarga kita. Sebagai orang tua harus bertanggung jawab mendidik dan membiayai studi anak-anak supaya mereka beroleh pengetahuan dan pendidikan yang lebih tinggi. Kita mempergunakan waktu, tenaga, karunia talenta yang kita miliki untuk pekerjaan yang memuliakan nama Tuhan Yesus. Berkorban berarti juga kita mau menjauhi hidup yang mau menang sendiri, egois. Hendaknya kita harus saling mendengar, memahami, menopang satu sama lain. Suami makin mengasihi isteri, isteri makin mencintai suami, orang tua melindungi dan mengayomi anak-anak. Amin.
Doa: Ya Tuhan, mampukan kami untuk mau berkorban bagi orang lain. Tolonglah kami untuk menjauhkan diri dari sikap hanya mau menang sendiri, egoisme. Biarlah kami rela berkorban untuk keluarga dan pelayanan gereja. Amin.