Mazmur 32:11,
Bersukacita Menjadi Orang Benar Dan Jujur
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Ajakan untuk bersukacita dalam Tuhan Allah mungkin terasa aneh bagi kebanyakan orang. Apalagi ketika itu diberikan dalam konteks dunia sekarang ini yang marak dengan berita-berita negatif, situasi ketidakpastian ekonomi dan tantangan sosial yang seolah-olah tak ada habis-habisnya. Media sosial, yang seharusnya dapat membantu untuk membangun hubungan seorang dengan yang lain, justru sebaliknya memicu perasaan tidak puas, menebarkan kebencian dan sering menghancurkan hubungan dengan sesama. Melihat realitas ini, maka renungan kita saat ini memberikan pandangan yang memberi sukacita dan menyegarkan.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Perenungan ini mengundang kita untuk menemukan sumber sukacita yang abadi, yaitu Tuhan Allah sendiri. Ini bukan ajakan untuk lari atau mengabaikan masalah dunia, melainkan panggilan untuk menemukan kekuatan dan kegembiraan di tengah badai kehidupan. Kalimat “Bersukacitalah dalam Tuhan” (Ibr: simkhu bayehwah) mengandung makna yang mendalam. Ini bukan sekedar saran, melainkan perintah. Sukacita di sini bukan emosi yang bergantung pada keadaan, melainkan pilihan sadar untuk berfokus pada kesetiaan Tuhan Allah. Kata “dalam” menunjukkan bahwa Tuhan Allah sendiri adalah subyek dan obyek sukacita orang percaya.
“Bersorak-sorailah orang benar” (Ibr: wegilu tsadiqim) menegaskan bahwa sukacita ini terkait erat dengan hidup dalam kebenaran atau orang yang dinyatakan benar oleh Tuhan Allah. Penggunaan kata “bersorak sorailah” dalam bahasa aslinya menggambarkan ekspresi kegembiraan yang kuat. Sedangkan “orang-orang yang jujur” merujuk pada mereka yang telah mengalami pengampunan dan pemulihan atau yang telah dibenarkan oleh Tuhan Allah. Sebab sukacita sejati senantiasa berakar pada pengalaman hidup dalam kasih karunia Tuhan Allah.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Di dalam lingkungan keluarga Kristen, kita dipanggil untuk dapat bersukacita dalam setiap keadaan. Sebab bersukacita di dalam Tuhan Allah, membantu kita untuk tidak berfokus pada masalah-masalah yang kita hadapi. Tetapi sebaliknya kita akan selalu berfokus pada kasih dan kebaikan Tuhan Allah.
Oleh karena itu, marilah kita belajar bersukacita senantiasa, baik sebagai pribadi atau keluarga, karena kita telah dibenarkan oleh Tuhan Allah dari dosa melalui pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib. Marilah kita hidup dengan penuh sukacita sebagai orang-orang yang telah dibenarkan dari dosa dengan tidak lagi melakukan dosa. Tetapi dengan senantiasa mengingat setiap kebaikan yang telah dinyatakan Tuhan Allah bagi kita.
Doa: Ya Tuhan Allah, terima kasih kami boleh mengalami kasih dan kebaikan-Mu. Ajarlah kami untuk tetap bersukacita dalam kasih setia-Mu dan menjadikannya sebagai kekuatan hidup dalam menghadapi badai kehidupan ini. Amin.